Minggu, 24 Februari 2013

Bidadari Yang Terbuang

“Aku di usir suamiku, Hen…” ucap Garnida sembari menghempaskan tubuhnya di atas ranjang tempat tidurku.

“Di usir gimana ?” sahutku segera bangkit.

Ku perhatikan baik baik wajah temanku sejak masih SMP ini. Tak biasanya wajah Garnida begini kusutnya. Datang dengan muka masam, dandanan ala kadarnya, mata sembab dan tak bergairah.

“Akunya sih yang salah…”.

“Kok ?” makin penasaran.

“Aku nyesel, kenapa dulu aku mesti menutupi  semua ini” ungkapnya dengan nada pelan.

“Maksudmu ?”.

“Iya, aku nyesel kenapa dulu nggak terus terang saja kalau sebenarnya aku udah nggak perawan lagi”.

Setelah berkata demikian, Garnida terdiam.

“Trus ?”.

Garnida tak langsung menjawab. Bibirnya bergetar pelan, bola matanya meredup seiring dengan buliran air mata yang perlahan menyembul dari kelopaknya. Beberapa saat kemudian tangisnya meledak tak tertahankan.

“Dia menceraikanku…” ucapnya terbata.

Aku menarik nafas panjang. Berusaha untuk memahami apa yang kini bergejolak di dalam diri Garnida. Sebuah kehancuran yang luar biasa perihnya. Bukan saja karena ia akan kehilangan suami yang bakal menjadi tumpuan hidup, akan tetapi juga kehilangan segala hal yang menjadi modalnya untuk menatap masa depan.

Mungkin, sebagian orang akan bersikap skeptis seraya mengarahkan segala tudingan kesalahan pada Garnida. Wanita jalang, wanita tak punya harga diri, wanita tak setia, wanita yang bersedia di tiduri oleh siapa saja dan seabrek tuduhan lain yang sudah pasti menambah pedih penderitaannya. Tapi bagiku, Garnida adalah pribadi yang baik. Hanya nasib baik saja yang tak pernah berpihak padanya.

Aku mengenalnya bukan hanya sekarang saja. Tapi sejak kami sama sama duduk di bangku SMP. Terlahir dari keluarga yang secara ekonomi serba sederhana atau boleh di bilang kekurangan, berpenampilan pas pasan, dan prestasi di sekolahanpun tergolong kurang menonjol. Kendati dalam banyak hal kami berbeda, tapi sejujurnya aku begitu kagum dengan karakternya. Dia anak yang tak mudah mengeluh. Bahkan ketika ia harus menyisakan waktunya untuk bekerja paruh waktu demi membantu ekonomi keluarganyapun, semua ia jalani dengan perasaan nyaris seperti tanpa beban. Dalam pergaulan, Garnida adalah sosok yang care, familiar dan menyenangkan. Kendati kadang kadang sedikit nakal, terutama dengan kebiasaannya membolos sekolah. Tapi aku bisa memaklumi itu semua. Beban hidupnya cukup berat, jadi wajar kalau ia mengabaikan beberapa mata pelajaran yang ia anggap tidak penting dan lebih memilih pekerjaannya.

Selepas SMP, kami memang tidak lagi bersama. Aku melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, sementara Garnida memilih untuk bekerja di sebuah restoran tempat ibunya pernah menjadi juru masak di sana. Namun demikian, persahabatan kami tidak berarti putus. Kami masih sering bertemu, saling menghubungi dan bercerita kesana kemari mengenai kisah hidup kita masing masing.

“Kamu tetep sahabat terbaikku, Hen. Walaupun orangtuaku kini menjodohkan aku dengan tua bangka pemilik restoran itu” kata Garnida tetap dengan gayanya yang sedikit koboy.

“Tapi kamu mau khan sama dia ?” godaku.

“Idiihhh…!” kelitnya sengit, “kalau bukan karena dia banyak sekali membantu keluargaku, manalah mungkin cewek secantik aku mau menikah dengan tua bangka bekas suami orang itu”.

“Aku nggak ingin nasib keluargaku begini terus, Hen”.

Aku hanya bisa mengangguk dan berharap semoga setelah menikah dengan sang pemilik restoran itu kehidupan Garnida jauh lebih baik. Minimal, ia tak perlu lagi pusing dengan segala tetek bengek kebutuhan hidup.

Tapi, sepertinya doaku belum akan terkabulkan. Pernikahan mereka tiba tiba di batalkan secara sepihak. Anak anak sang pemilik restoran itu menolak keras rencana orang tuanya menikah dengan Garnida. Entah karena takut harta kekayaan orang tuanya jatuh ke tangan Garnida atau sebab lain, aku tak mengerti persis. Yang jelas pernikahan itu akhirnya batal.

Bukan sekedar pernikahan itu batal, tapi tak berapa lama kemudian Garnida di pecat dari pekerjaannya. Keadaan ini tentu saja sangat memukul keluarga Garnida. Walaupun hanya berstatus sebagai pelayan, tapi pekerjaan itu sangat penting bagi kelangsungan denyut nadi kehidupan keluarga Garnida. Belum cukup sampai di situ, bahkan belakangan Garnida menceritakan sebuah kisah yang lebih tragis lagi.

“Dia sudah mengambil kehormatanku, Hen…”.

“Apa ???” aku kaget bukan main.

“Aku pikir nggak apa apa berkorban, toh  tak lama lagi ia akan menikahiku”.

“Iya, tapi…”.

“Persoalannya rumit Hen. Kamu tahu sendiri khan ?” Garnida membela diri.

“Dan kamu nggak menuntut tua bangka itu ?” tanyaku setengah emosi.

“Sudah” jawabnya, “dia memberi kompensasi sebesar lima juta ke keluargaku”.

Glek!!!

“Lima juta ?. Hanya lima juta ?” aku tak habis pikir.

“Kenapa, Hen ??” tangkis Garnida.

“Keperawanan, Da…..keperawanan. Mahkota paling berharga. Cuma kamu gadai dengan….?”.

“Tutup mulutmu, Hen!!!” bentak Garnida marah. Matanya yang bulat nanar menatap penuh emosi ke arahku. Sepertinya ia sangat tersinggung dengan kata kata yang baru saja aku ucapkan.

“Maafkan aku….” ucapku pelan. Garnida hanya terdiam. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

Lima juta untuk sebuah keperawanan. Harga yang pantas ?. Mungkin saja. Tapi apakah Garnida sudah berpikir lebih jauh ke depan ketika menyetujui kompensasi itu ?. Bagaimana kelak masa depan dia, manakala ia menemukan tambatan hatinya yang baru, kemudian mereka menikah, lalu terbukalah aib Garnida ?.

“Aku tahu, itu memalukan dan memilukan, Hen” ucap Garnida mulai mencair.

Aku tak menjawab, hanya melempar tatapan ke arahnya sejenak lalu menyediakan diri untuk mendengar keluh kesahnya.

“Aku tak punya pilihan lain. Bukan hanya keluarga dia menolak mentah mentah kehadiranku, tapi aku sendiri tak pernah bisa mencintainya. Apa yang aku lakukan tidak lebih hanya sedikit caraku untuk memenuhi keinginan orang tuaku. Dan aku tahu konsekuensinya”.

Aku mengangguk, sembari lagi lagi berharap agar di masa depan, Garnida mendapatkan seorang pria yang mau menerima dia apa adanya. Dia wanita yang hebat. Wanita kuat yang tidak pernah berpikir untuk memuaskan kepentingannya sendiri. Dan selayaknya mendapatkan jodoh yang hebat pula.
******************************************

Sebulan kemudian aku mendengar dari Garnida bahwa ada seorang pria yang serius mendekatinya. Seorang pria yang menurut Garnida lebih muda darinya satu tahun. Anak orang kaya, masih duduk di bangku kuliah dan yang terpenting, saleh.

“Walaupun masih muda, tapi pemikirannya matang loh Hen” Garnida memuji.

“Pandai, taat beribadah, santun dan dewasa banget. Pokoknya gue banget….”.

“Dia udah tahu kalau….” aku tak berani melanjutkan.

“Itu yang membuatku mempercayainya” potong Garnida seolah mengerti apa yang ada dalam pikiranku.

“Maksudmu ?”.

“Aku udah jelasin masalahku sama dia, dan dia bilang nggak masalah. Dia mencintaiku tulus, nggak peduli apakah aku masih perawan atau tidak. Dia hanya meminta sedikit waktu untuk menyelesaikan kuliahnya, baru nanti dia janji mau melamarku”.

Lega hatiku mendengar cerita sahabatku. Walaupun masih harus menunggu dalam jangka waktu lama, tapi setidaknya luka Garnida memiliki harapan untuk mendapatkan sosok imam yang mengerti dan menerima dia apa adanya.

“Kamu sendiri gimana hubunganmu dengan Fahmi ?” tanya Garnida tiba tiba.

Deg….!!!.

Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan mendadak Garnida. Sebuah pertanyaan yang sepertinya mengingatkanku akan seorang pria yang telah memacariku sejak lama, tapi karena satu dan lain hal ia terpaksa pergi jauh entah kemana.

“Masih jalan kok” kilahku berusaha menutupi.

“Kapan mau nikah ?” Garnida mendekatkan wajahnya.

“Mmmm…nanti juga aku kabari” jawabku sekenanya.

“Sebenarnya dia merantau di mana sih, Hen?”.

Gila, ini anak mau tahu aja.

“Jauh. Mmmm…di negeri jiran. Sudahlah, nanti juga kamu tahu” kataku tak bersemangat.

“Oooo…!” Garnida menyerah.

“Nanti kita nikahnya bareng aja, Hen…”.

“Semoga saja…”.
***************************

Sejujurnya saja aku tak terlalu tertarik dengan kisah asmaraku sendiri. Selain tidak layak untuk di ingat, aku justru lebih terpesona dengan perjalanan hidup Garnida yang begitu penuh liku liku, penuh aral berduri dan menjadi teladan berharga. Kata terakhir inilah yang sejatinya membuatku merasa perlu untuk belajar dari sosok Garnida. Wanita hebat yang tak pernah menyerah pada keadaan. Hidup dalam ketidakmampuan, di hantam berbagai macam persoalan, namun tetap memiliki semangat untuk terus melangkah.

Dan yang membuatku lebih tertarik lagi adalah kisah Garnida selanjutnya. Pria yang sejak awal di bangga banggakan oleh Garnida sebagai sosok yang santun, taat beribadah, dewasa dan menerima apapun keadaan Garnida nyatanya seiring perjalanan waktu tak seindah yang di kira.

“Anjing!!!. Bangsat!!!” maki Garnida sembari membanting sepatunya di lantai teras rumahku.

Garnida yang setiap kali datang selalu mengumbar senyum dan cerita manis akan kisah asmaranya dengan mahasiswa ‘saleh’ itu kini tak ubahnya seperti  cacing yang menggeliat geliat di terjang teriknya matahari.

“Ada apa, Da ?. Kayaknya ada masalah ya ?” selidikku.

“Mahasiswa bedebah itu…”tudingnya berapi api.

“Iya kenapa ?”.

“Dia nggak ada bedanya sama anjing tua bangka yang dulu merenggut kehormatanku, Hen. Bahkan dia lebih gila lagi….”.

“Serius, Da ?”.

“Iya…!!!” tegasnya.

“Bukankah kamu bilang dia anak baik yang taat beribadah ?” aku setengah menyanggah.

“Taat beribadah taek….!!!. Muka kayak ustadz tapi kelakuan kayak bangsat!!!” maki Garnida tak karuan.

“Kamu tenang dulu deh, certain yang sebenarnya…” hiburku.

“Dia jebak aku di kosnya. Dia suguhi aku dengan minuman yang entah di campur dengan apa. Tapi yang jelas ketika aku sadar, aku udah dalam keadaan bugil di kamar kosnya”.

“What ????” terbeliak mataku mendengar cerita menyeramkan dari Garnida.

“Ketika aku tersadar, aku tak lagi melihat batang hidungnya. Bahkan barang barang di kosnya raib semua. Aku tanya teman temannya, katanya dia pergi entah kemana. Aku cari ke tempat dia kuliah…”.

“Trus, kamu dapat ?”.

“Dapat apanya ?” sungutnya, “dosennya malah bilang kalau nama itu tidak ada di daftar mahasiswa yang belajar di situ”.

“Astagfirullahal adzim, Da…..” ucapku tak kuasa menahan rasa kasihan.

Kupeluk sahabat sejatiku ini erat erat.

“Sabar ya, Da…” hiburku.

“Nanti juga ada balasannya kok…”.

Kami hanya sesenggukan tanpa ada sepatah katapun. Ujian dan cobaan yang menimpa Garnida benar benar terlampau berat untuk di panggul. Dua kali di bohongi, dua kali di gagahi dan dua kali di khianati.

Kadang aku berpikir, apa gerangan yang ada di pikiran para laki laki ?. Apakah semua laki laki memang seperti itu ?. Memandang wanita hanya sekedar obyek. Yang hanya untuk di rayu, di buai dengan kata kata manis, lalu di renggut kehormatannya dan akhirnya di buang jika sudah tidak di butuhkan ?. Tidak pernahkah mereka bertanya, bagaimana rasanya di campakkan ?.

Anjing!!!
***********************

Pasca peristiwa itu, Garnida menjadi sosok yang lebih banyak diam. Sebagai kawan, tentu aku akan berusaha mungkin menghibur dia, memberinya semangat untuk menjadi dirinya yang selama ini sangat aku kagumi.

“Aku akan sediakan banyak waktu untukmu, Da. Bahkan kalau kamu bersedia tinggal di sini, aku nggak keberatan. Aku bisa ngomong ke orang tuaku. Mereka pasti ijinin kok. Lagian aku juga butuh teman ngobrol”.

“Nggak, Hen. Makasih. Aku masih bisa sendiri kok. Nanti aja kalau udah mentok, aku minta tolong kamu” katanya berusaha tegar.

Sekali lagi aku di suguhi pribadi yang ketahanan mentalnya luar biasa. Dan rupanya itu bukan yang terakhir di pertontonkan sang Garnida. Dua tahun sejak penghinaan yang di lakukan mahasiswa bejat padanya, Garnida memperoleh setitik harapan hidup. Seorang lelaki sederhana, yang datang dari keluarga biasa melabuhkan cintanya pada Garnida. Tidak butuh waktu yang lama, keduanya kemudian menikah di bawah sumpah.

Aku sempat terharu menyaksikan sahabat baikku ini akhirnya menemukan sesuatu yang selama ini begitu di idam idamkan. Pria baik, pria yang di harapkan mampu menjaganya dan imam yang bisa mengantar Garnida pada kehidupan yang lebih cerah. Tapi rupanya, Tuhan menunjukkan jalan yang lain…

“Aku berharap malam itu menjadi malam yang paling indah sepanjang hidupku. Aku siapkan diri sebaik mungkin demi membahagiakannya. Tapi….”.

“Dia akhirnya mengetahui bahwa kamu sudah tidak perawan lagi ?” potongku menerka.

“Ya…”.

Kali ini suara Garnida terdengar seperti orang yang sudah pasrah.

“Dulu aku jujur sama mahasiswa itu, tapi nyatanya dia hanya manis di muka saja. Makanya kali ini aku sengaja berbohong. Aku ingin suamiku merasa bahwa dialah satu satunya pria yang hadir dalam hidupku. Tapi ternyata….”.

“Kamu nggak mencoba membicarakan baik baik, Da ?” tanyaku, “kali aja dia akan terbuka….”.

“Pengen sih, tapi aku bingung gimana memulainya” keluhnya pasrah.

“Coba dululah, Da…” bujukku.

Garnida hanya terdiam. Matanya terpejam. Nafasnya mengalir perlahan lahan. Seolah ia ingin sekali terlelap dalam mimpi dan bertemu malaikat malaikat surga.

Aku terpaku dalam lamunanku. Mengenang nasibku sendiri. Yang mungkin lebih baik dari Garnida. Di renggut sekali saja sudah membuatku begitu mati rasa dan seolah tak punya harapan hidup lagi di dunia. Lantas bagaimana sakitnya jika aku mengalami seperti Garnida ?.

Terima kasih Tuhan. Engkau hanya mengirim satu Fahmi untuk mengujiku. Dan tidak Fahmi Fahmi yang lain…


Jakarta, 25 Februari 2013
Komandan Gubrak

Team Polling Gubrak KANVASKAN Semua Lembaga Survey !!!


Kendati baru sebatas quick count, akan tetapi kemenangan pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar sepertinya sudah di depan mata. Sementara pasangan nomer tiga yang oleh banyak lembaga survey di unggulkan mampu memberikan perlawanan sengit pada favorit juara (Aher – Deddy) justru terkapar di posisi tiga. Kalah dengan pasangan kotak kotak yang di usung PDI Perjuangan, Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki.


Sebelum kita membuka data hasil quick count, ada baiknya kita lihat ke belakang seperti apa gambaran polling yang di lakukan oleh beberapa lembaga survey. Setidaknya kami sudah mengumpulkan 6 lembaga survey yang sama sama menggelar polling beberapa hari menjelang pemungutan suara pilkada Jabar.



A. Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)
17 - 19 Februari 2013

1. Ahmad Heryawan - Dedy Mizwar : 32,79%
2. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 28,39%
3. Rieke Dyah - Teten : 16,62%
4. Yance - Tatang : 14,17%
5. Dikdik - Cecep : 0,97%


B. Indonesia Strategic Institute (Instrat)
14 - 16 Februari 2013

1. Ahmad Heryawan - Dedy Mizwar : 37,69%
2. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 30,2%
3. Rieke Dyah - Teten : 15,48%
4. Yance - Tatang : 12,44%
5. Dikdik - Cecep : 4,19%


C. Team Polling Gubrak (Tampoll GUBRAK)
17 - 21 Februari 2013

1. Ahmad Heryawan - Dedy Mizwar : 37,5%
2. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 27,5%
3. Rieke Dyah - Teten : 20%
4. Yance - Tatang : 12,5%
5. Dikdik - Cecep : 2,5%
Margin Error : 5 %


D. Indonesia Political Marketing Research (IPMR)
9 - 16 Februari 2013

1. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 35,1%
2. Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar : 29,3%
3. Rieke Dyah - Teten : 15,7%
4. Yance - Tatang : 7,6%
5. Dikdik - Cecep : 0,7%


E. Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
10 - 16 Januari 2013

1. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 35,3%
2. Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar : 27,4%
3. Rieke Dyah - Teten : 13,2%
4. Yance - Tatang : 9,5%
5. Dikdik - Cecep : 0,7%


F. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan (Unpas)
28 Januari - 14 Februari 2013

1. Dede Yusuf-Lex Laksamana : 32,7%
2. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar : 21,6%
3. Rieke Pitaloka-Teten :15,9%
4. Yance -Tatang : 14,6%
5. Dikdik - Cecep : 9,5%


Dan ini hasil quick count LSI yang bekerja sama dengan TV One


1. Dikdik – Cecep : 1,88%
2. Yance – Tatang : 11,86%
3. Dede – Lex Laksamana : 25,22%
4. Heryawan – Deddy : 33,1%
5. Rieke – Teten : 27,92%

Hasil quick count itu memang bukan hasil sebenarnya. Akan tetapi belajar dari pengalaman yang sudah ada, kemungkinan besar hasil versi KPU tidak akan jauh berbeda dengan hasil hitung cepat.


Team Polling GUBRAK (Tampoll GUBRAK) Paling Presisi

Polling Gubrak untuk pilgub Jabar ini kami gelar pada tanggal 17-21 Februari. Tidak seperti polling sebelumnya yang mengambil sample dari semua kabupateb/kota di Jawa Barat, terus terang  sample yang kami ambil hanya berasal dari tiga daerah. Bogor, Bandung dan Cirebon. Jumlah respondennyapun relatif minim. Hanya 40 responden. Bandingkan dengan Lembaga survey lain yang samplenya mencapai ribuan, berasal dari berbagai daerah dan melalui tatap muka langsung. Sedang kami hanya menggunakan media jejaring sosial untuk mencari responden.

Untuk membandingkan polling Gubrak dengan yang lain, mari kita adu data satu lawan satu dengan lembaga survey lain. Seperti kita ketahui di atas, dari 6 Lembaga survey, hanya 3 yang memprediksikan bahwa pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar menang. Di antaranya Team Polling Gubrak, Puskaptis dan Indonesian Strategic Institute. Sementara tiga lembaga lain termasuk di antaranya Lingkaran Survey Indonesia (LSI) memprediksikan Dede Yusuf – Lex Laksamana menang. Oleh sebab itu prediksi tiga lembaga ini (LSI, FKIP Unpas, IMPR) kita anggap ramalannya paling meleset.

Selanjutnya kita akan membahas lebih detail 3 Lembaga tersisa, yaitu Puskaptis, Tampoll Gubrak dan Instrat. Quick Count menyebut Heryawan – Deddy Mizwar menang 33,1%. Dalam polling terdahulu, Puskaptis memprediksikan pasangan ini menang 32,79%, Instrat 37,69%, Tampoll Gubrak 37,5%. Untuk prediksi yang ini terlihat jelas Puskaptis menjadi lembaga survey paling presisi. Sementara Istrat dan Tampoll Gubrak kurang tepat. Namun demikian tidak bisa di katakan Tampoll Gubrak meleset dalam memprediksi. Angka 37,5% (GUBRAK) sesungguhnya masih dalam batas toleransi. Sebab kami sejak awal mengatakan bahwa margin error kita mencapai 5%. Artinya Gubrak tetap bisa di anggap presisi.

Di posisi dua, versi quick count memberi angka 27,92% untuk pasangan Rieke Dyah – Teten Masduki. Puskaptis meramalkan pasangan ini akan memperoleh poin 16,6%, Instrat 15,48%, Tampoll Gubrak 20%. Secara keseluruhan tidak satupun dari lembaga survey di atas yang bisa di katakan presisi. Pun demikian tergambar jelas Team Polling GUBRAK jauh lebih baik dari dari semua lembaga survey yang ada. Bahkan kita hanya meleset 2,92% dari margin error yang kita tetapkan. So, Tampoll GUBRAK paling bisa di andalkan.

Di posisi ketiga, Dede Yusuf – Lex Laksamana mendapat suara  25,22% versi quick count LSI. Puskaptis merilis angka 28,39%, Instrat  30,2% dan Tampoll Gubrak 27,5%. Angka ini lagi lagi menggambarkan prediksi Team Polling Gubrak mampu mengungguli lembaga survey lainnya, karena ramalannya paling mendekati. Sementara itu posisi  empat ada Yance – Tatang 11,86% (quick count). Puskaptis memprediksikan Yance – Tatang akan memperoleh suara 14,17%, Instrat 12,44% dan Tampoll Gubrak 12,5%. Di antara ketiga lembaga survey inipun, Tampoll Gubrak juga paling mendekati. Di samping juga prediksi Instrat. Terakhir, pasangan Dikdik – Cecep. Quick count memberi angka 2,92%. Puskaptis 0,97%, Instrat 4,19% dan Tampoll Gubrak 2,5%. Dan lagi lagi Tampoll GUBRAK sukses mengkandaskan prediksi lembaga lain.

Masih percaya sama yang lain, kalau Tampoll GUBRAK paling presisi ???

Kamis, 21 Februari 2013

Kumpulan Hasil Polling Lembaga Lembaga Survey untuk Pilgub Jabar

A. Indonesia Political Marketing Research (IPMR)
9 - 16 Februari 2013

1. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 35,1%
2. Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar : 29,3%
3. Rieke Dyah - Teten : 15,7%
4. Yance - Tatang : 7,6%
5. Dikdik - Cecep : 0,7%


B. Indonesia Strategic Institute (Instrat)
14 - 16 Februari 2013

1. Ahmad Heryawan - Dedy Mizwar : 37,69%
2. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 30,2%
3. Rieke Dyah - Teten : 15,48%
4. Yance - Tatang : 12,44%
5. Dikdik - Cecep : 4,19%


C. Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)
17 - 19 Februari 2013

1. Ahmad Heryawan - Dedy Mizwar : 32,79%
2. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 28,39%
3. Rieke Dyah - Teten : 16,62%
4. Yance - Tatang : 14,17%
5. Dikdik - Cecep : 0,97%

Belum Menentukan : 7,05%


D. Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
10 - 16 Januari

1. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 35,3%
2. Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar : 27,4%
3. Rieke Dyah - Teten : 13,2%
4. Yance - Tatang : 9,5%
5. Dikdik - Cecep : 0,7%


E. Team Polling Gubrak (Tampoll GUBRAK)
17 - 21 Februari 2013

1. Ahmad Heryawan - Dedy Mizwar : 37,5%
2. Dede Yusuf - Lex Laksamana : 27,5%
3. Rieke Dyah - Teten : 20%
4. Yance - Tatang : 12,5%
5. Dikdik - Cecep : 2,5%

Margin Error : 5 %


F. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan (Unpas)
28 Januari - 14 Februari 2013

1. Dede Yusuf-Lex Laksamana : 32,7%
2. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar : 21,6%
3. Rieke Pitaloka-Teten :15,9%
4. Yance -Tatang : 14,6%
5. Dikdik - Cecep : 9,5%

Tidak tahu/tidak jawab : 8,0 persen

3 Lembaga Survey memenangkan pasangan Dede Yusuf - Lex Laksamana, sementara tiga lainnya memenangkan Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar, termasuk dari Team Polling GUBRAK.

Bagaimana menurut anda ?

Rabu, 20 Februari 2013

Aher - Deddy Mizwar, Selangkah Menuju Gedung Sate

Sempat mengalami penurunan pasca meledaknya kasus suap daging sapi impor, elektabilitas pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar kembali menunjukkan trend kenaikan. Setidaknya itu tergambar dalam polling terakhir yang kami selenggarakan pada tanggal 17-21 Februari 2013. Mengambil sample tiga wilayah, yaitu Bandung, Bogor dan Cirebon, dengan jumlah responden relatif sedikit (40 responden) polling Gubrak kali ini seolah hanya penegasan saja terhadap hasil hasil jajak pendapat serupa yang pernah kami selenggarakan. Baik setelah KPUD Jawa Barat mengesahkan 5 pasangan calon maupun polling sebelumnya.

                                                                     Pict : viva.co.id

Pasangan yang di usung PKS, PPP dan Hanura ini secara meyakinkan membukukan angka kemenangan sebesar 37,5%. Di susul kemudian pasangan nomer urut tiga Dede Yusuf – Lex Laksamana di posisi dua dengan total dukungan sekitar 27,5%. Sementara pasangan Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki membuntuti di tempat ketiga dengan torehan angka 20%. Lalu, Yance –Tatang 12,5% dan terakhir Dikdik – Cecep 2,5%. Jumlah responden 40, dengan margin error 5%.

Berkaca pada angka angka di atas, kiranya kami memprediksikan Pilkada Jawa Barat kali ini hanya akan berlangsung satu putaran. Sebab untuk memenangkan kursi Jabar 1 dan 2 kemenangan yang di perlukan hanya 30% plus satu. Dengan margin error 5%, rasanya sulit sekali bagi para pesaing kancing beureum ini untuk mengubah keadaan.

Dalam hal penguasaan wilayah berdasarkan analisa di polling polling sebelumnya, kami memprediksikan Ahmad Heryawan akan memenangkan hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat. Perlawanan sengit dari para pesaingnya hanya terjadi di beberapa titik. Di Bandung, Cimahi, Sumedang dan sekitarnya, Heryawan akan adu kuat melawan pasangan Dede Yusuf – Lex Laksamana. Di Majalengka dan Depok, Aher - Demiz akan berebut suara dengan Rieke – Teten. Sementara di Tasikmalaya, Indramayu dan sekitarnya Aher – Deddy bakal di hadang Yance  - Tatang. Sisanya di menangkan secara meyakinkan oleh pasangan yang incumbent itu.

By Team Polling Gubrak

Selasa, 19 Februari 2013

Islam dalam Mengenalkan Neraka dan Antisipasi Siksaannya


Judul          : Kabar Buruk Dari Malaikat Malik
Penulis       : Jamal Ma’mur Asmani
Penerbit     : Najah
Cetakan     : II, 2012
Tebal         : 196 Halaman
Peresensi   : Junaidi*

Pada dasarnya manusia tidak mengetahui datangnya hari yang telah ditentukan itu (Kiamat). Namun setiap saat, hari tersebut berpeluang datang. Hari tersebut dirahasiakan agar manusia bersiap siaga sepanjang hidupnya. Manusia tidak bisa memilih dengan berbuat seenaknya sendiri. Lalu menjelang datangnya hari kiamat ia baru mau bertobat, memohon ampunan, memperbanyak amal saleh, dan lain sebagainya.
Itulah salah satu hikmah di balik dirahasiakannya kedatangan hari kiamat. Manusia menjadi sadar bahwa hari tersebut selalu mengintai saat kehidupan yang dilaluinya di dunia ini. Celakalah seorang manusia ketika hari tersebut datang ia sedang melakukan perbuatan durhaka dan maksiat. Atau ia hanya memiliki pahala amal saleh yang sedikit.

Dalam buku ini kita akan dibawa ke alam yang seutuhnya kita tidak mengetahuinya secara pasti, hanya menerka-nerka saja. Namun kemunculan dan keberadaan alam tersebut nyata dan benar-benar ada meskipun tidak tampak oleh pandangan mata, itu hanya tampak oleh pandangan mata sorotan iman yang kita miliki. Kita akan melewati berbagai macam kehidupan untuk mencapai antara dua alam yang seutuhnya kekal abadi, yaitu antara surga atau neraka. Dua pilihan itulah yang akan menjadi tempat terakhir bagi kita untuk menajani hidup.

Di dunia ini kita hanya hidup sebentar untuk mengumpulkan amal-amal kebaikan agar kelak mendapat kehidupan yang tenteram di akhirat. Kadang manusia tidak sadar dan tidak ingat bahwa mereka akan menemui kematian. Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka cari akan binasa. Seluruh kemegahan dan gemerlapnya dunia yang dikejar dengan menghalalkan segala cara akan hilang seketika saat datangnya hari yang telah ditentukan tersebut. Akhirnya kehidupannya yang penuh dengan kepuasan yang mereka raih akan menjadi sebuah penyesalan hidup karena beratnya siksaan yang dideritanya.

Di alam kahirat nanti manusia akan mengalami sesuatu yang baru dan mendebarkan. Berbagai ketentuan Allah Swt. akan menghampirinya. Mereka akan dibangkitkan dari alam kubur dalam keadaan yang tidak sama dengan keadaan dan kondisi di dunia. Mereka akan dikumpulkan di padang mahsyar.

Hanya hamba Allah Swt. yang bertakwa sepanjang hidupnya akan mendapat anugerah dan pertolongan sehingga mampu melintasi jembatan yang misterius itu. Namun bagi orang yang tidak beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., maka siksa neraka yang akan menjadi teman kekekalannya di akhirat. Betapa sangat pedih siksa neraka jika kita rasakan. Ada yang meriwayatkan bahwa jika orang yang disiksa di neraka dan sejenak dikemabalikan ke dunia dan dimasukkan ke dalam api dunia, maka ia akan tidur beribu-ribu tahun lamanya dari saking tidak panasnya api di dunia jika dibanding dengan api neraka di akhirat.

Seperti apakah siksa neraka itu? Apakah seperti tragedi pembunhan massal yang dilakukan oleh mantan presiden Bosnia Herzegovina, Slobodan Milosevic, atau kesadisan Mussolini dan Hitler, atau seperti kebengisan PKI yang membantai orang-orang yang tidak bersalah secara sadis dan memilukan? Tentu jauh sekali bandingannya. Kebengisan, kekejaman, dan kebiadaban manusia di dunia tidak ada bandingannya di neraka nanti.

Manusia tidak akan mampu untuk membayangkan kepedihan dan keangkeran neraka. Jika manusia mengetahuinya dan mau merenungkannya, niscaya ia akan insaf, segera bertobat memohon ampunan dan kasih sayang dari Allah Swt. dan segera menabur karya-karya kehidupan yang bermanfaat dan lebih berguna bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain untuk menjalani kehidupan di dunia agar mencapai hidup yang bahagia di akhirat nanti.

Dikisahkan bahwa ada seseorang yang bermimpi melihat neraka di dalam tidurnya. Alangkah terkejutnya setelah dia terbangun dari tidurnya, dia mendapati kulit-kulitnya terkelupas dan mersakan sakit sebagaimana mestinya orang terkena luka bakar. Dengan melihat kejadian seacam ini sudah dipastikan bahwa siksa neraka sangatlah menyakitkan. Orang tersebut hanya bermimpi melihat neraka sudah mendapati kulitnya terkelupas oleh luka bakar, apalagi kalau sudah menjumpai nereka secara langsung di akhirat sudah pasti tidak dapat dibayangkan seperti apa keadaannya.

Siapa yang tidak kenal neraka, sebuah tempat pesakitan bagi orang-orang yang menentang Tuhan, tempta yang digambarkan penuh siksaan da ndrita bagi yang tiada batasnya? jangankan merasakannya, membayangkannya saja sungguh hati terasa bergidik.
Sejatinya, kabar tentang neraka hanya Allah sajalah yang mengetahui. Meskipun demikian, Allah telah mengutus malaikat untuk memberikan kabar kepada rasul-Nya, kemudian disampaikan kepada umatnya.
Tentu saja agar umat benar-benar waspada dan berusaha untuk tidak terjerumus ke dalamnya.

Seperti apa kabar buruk yang dibawa malaikat kepada Rasulullah Saw.? Siapa malaikat Malik itu? Siapa saja calon penghuni neraka? Bagamana kondisi para penghuni neraka? Seberapa pedihnya siksa dan derita neraka? Dan, apa yang ahrus dilakukan agar terhindar dari dahsyatnya siksa api neraka? Adakah doa-doa yang dapat menjauhkan seseorang dari masuk neraka?

Buku ini akan menjawab semuanya, segala keingintahuan yang kita tanya-tanyakan tentang hari kiamat dan kehidupan di akhirat nanti. Buku ini ditulis berdasarkan Alquran dan Alhadits yang kemudian diperkuat oleh keterangan-keterangan para ulama yang kealiman dan keahlinannya tidak diragukan lagi.


Junaidi Khab


* Peresensi adalah mahasiswa Sastra Inggris, dan aktivis HMI  fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya.
E-Mail         : john_gapura@yahoo.com

Senin, 18 Februari 2013

Sumpah, Aku Rela ML dengan Dia

Usia hubungan kami sudah menginjak di tahun ketiga. Rasanya semua normal – normal saja. Ia menyayangiku, begitupun diriku yang amat mengagumi dirinya. Ia lelaki yang santun, baik dihadapan kedua orang tuaku, teman – teman, maupun saat kami tengah berdua. Ia tak banyak menuntut. Ia selalu mengiyakan permintaanku. Aku minta ia begini ataupun begitu selalu diturutinya. Entah, hati pria ku itu terbuat dari apa, begitu manis, dan jarang ditemukan dimana – mana.

Malam itu aku mulai memikirkan keseriusan hubungan ini. Selama ini aku terlalu menikmati status pacaran kami sampai tak pernah membahas tentang pernikahan.

“Nia, kok belum tidur?” Kak Eva ternyata sudah duduk di sampingku beberapa menit yang lalu.
“Nggak ngantuk kak.” Jawabku sambil memperhatikan wajahnya yang sepertinya menyimpan banyak tanya.
“Eh, kalian itu sudah berapa lama sih pacaran?”
“3 tahun. Kenapa?”
“Apa kalian sudah ML?” tanya Kak Eva menyelidik.
“Ih kakak nanya apaan sih? Aku sama dia nggak pernah berpikir tentang itu.” jawabku bersungut – sungut.
“Usiamu sudah 25 tahun, dan Yugo udah 28 tahun. Apa tak ada hasrat untuk melakukan itu?” tanya Eva lagi.
“Nggak, kami mau menjaga itu kak sampai tiba saatnya menikah nanti.” Aku mulai jijik dengan pertanyaan kak Eva malam itu.
“Kau sayang sama Yugo?”
“Tentulah, dimana lagi aku temukan pria sopan dan penurut seperti dia. Nggak kayak pacarmu yang banyak menuntut.”

Kak Eva bangkit dari duduknya, kupikir ia malas bicara denganku yang mungkin menurutnya munafik. Tapi jujur aku lega, karena pembahasan tentang ML bisa membuatku bergidik, untunglah aku memiliki Yugo yang tak pernah menuntut hal itu padaku. Ia memang pria yang baik.
Tak lama kemudian kak Eva kembali lagi mendatangiku.
“Baca nih kalau kamu sayang sama pacarmu. Baca baik – baik ya adikku yang cupu!!” Saran kak Eva sembari tertawa – tawa meledekku puas.

Sebuah majalah dewasa sudah ada di tanganku. Entah artikel mana yang harus kubaca seperti saran kakakku. Kubuka satu per satu halaman yang ada. Dari halaman pertama sampai kesepuluh yang kutemukan hanya penawaran – penawaran produk perempuan dengan model yang seksi.

Namun jari – jariku berhenti pada satu halaman di tengah majalah. Sebuah artikel yang berjudul “Tips menjaga hubungan agar tidak basi” menggoda mataku.
Aku membacanya dengan cermat. Diiringi anggukan kepala dan senyum tipis. Ilustrasi dalam artikel tersebut memang mirip dengan kondisi hubunganku dengan Yugo. Tapi wajahku berubah seketika, saat si penulis mulai menuliskan tips – tips yang justru membuatku merasa tak nyaman. Disana tertulis, ”Making Love bisa menjadi pilihan agar hubungan anda tidak hambar, Making Love bisa mencegah rasa jenuh dan membuat pasangan semakin mencintai anda.”

Ku tutup majalah itu seketika. Aku mulai berpikir keras. Ketakutan tiba – tiba mendekatiku. Otakku mulai dipenuhi pikiran – pikiran gila.
“Tiga tahun bukan waktu yang sebentar Nia. Apa kau yakin Yugo tak melakukannya dengan wanita lain untuk menghilangkan kejenuhannya sama kamu?” pertanyaan kak Eva seperti sambaran petir bagiku. Hatiku mendadak sakit.

Aku meninggalkan kak Eva sendiri di ruang tamu. Aku masuk ke dalam kamar. Aku mulai menangis. Sangat wajar jika selama ini Yugo tak pernah mengajakku ML karena ia sudah mendapatkannya dari gadis lain. Aku tak mau kehilangan Yugo. Aku harus tetap bersamanya. Namun aku takut, bagaimana jika aku hamil nanti? Apakah Yugo akan bertanggung jawab?

Malam itu aku benar – benar tak bisa tidur. Untung esok hari Minggu dan aku tak punya kewajiban apapun di pagi hari. Aku ingin segera bertemu Yugo, aku akan melakukannya. Ya, aku mau ML sama dia.
————|||————

Sore itu aku sudah ada di depan kamar kos Yugo. Mataku sembab karena menangis semalaman. Ku ketuk pintu kamar yang ditempeli banyak sticker band – band favorit Yugo. Beberapa kali namun tak juga ada balasan. Degub jantungku semakin tak karuan. Mungkinkah ada gadis di dalam sana? Mungkinkah ia sedang ML dengan gadis itu sehingga tak mendengar suara ketukkan pintu? Arghhhh gila!! Aku tak bisa tinggal diam, kubuka pintu itu perlahan, dengan harapan tak ingin mengejutkan. Aku ingin mendapati mereka dengan sempurna.

Tak kudapati Yugo disana. Kasurnya kosong. Hanya volume CD yang cukup keras yang yang jadi alasan mengapa ia tak mendengar ketukkan pintu.

Aku berjalan pelan menuju kamar mandinya. Tak ditutup rapat. Sumpah, di detik itu kakiku lemas. Aku takut mendapati mereka tanpa busana di dalam sana.

Tapi hati kecilku memaksaku. Aku dekatkan telingaku ke pintu. Mataku tak serta merta mengintip ke dalam. Kubiarkan telingaku dulu yang bekerja.

Aku terkejut, suara kucuran kran yang kecil membuatku bisa mendengarkan suara desahan Yugo. Yugo mendesah, mendesah terus, ada rasa jijik dan benci berbaur menjadi satu. Lima menit sudah aku disana. Hanya suara desahan Yugo yang kudengar lalu ia mengerang. Aku terkejut luar biasa. Tanganku tak bisa menahan penasaran. Ku dorong pintu kencang – kencang.
“Nia??!!” Yugo terkejut mendapatiku yang tengah melotot penuh kebencian padanya.

Tapi aku jauh lebih terkejut karena tak mendapati gadis lain di dalam sana. Yugo mendorong tubuhku. Aku terjatuh di depan pintu yang kini sudah tertutup rapat.
Aku lemas, ada rasa bersalah karena sudah begitucuriga padanya. Aku bangkit dengan sisa kekuatanku. Duduk di depan televisi, menunduk, menunggu Yugo keluar dari kamar mandi.
Setengah jam aku menunggu, Yugo keluar dengan handuk yang melilit seadanya. Aku membuang muka. Membiarkan Yugo berpakaian semestinya.

“Aku..aku..” Aku mulai membuka suara.
“Aku minta maaf Nia. Harusnya kau tak menyaksikan apa yang kulakukan tadi.” Yugo memutus kalimatku.
“Aku yang salah, harusnya aku menunggumu membuka pintu kamar. maafkan aku. Tapi mengapa kau harus melakukan itu?”
“Nia, aku menyayangimu, tapi walau bagaimanapun aku lelaki normal. Aku butuh orgasme. Aku pilih onani daripada aku harus merusakmu. Aku ingin kita menikmati malam pertama kita nanti. Aku selalu menahan rasa penasaran dan nafsuku terhadap tubuh indahmu. Karena aku memikirkan masa depanmu.“
“Tapi onani itu dosa dalam agama kita Yugo.” Ucapku polos.
“Aku tahu, tapi biarlah dosa itu menjadi urusanku dengan Tuhan, asalkan aku tak berdosa karena merusak ciptaan Tuhan seindah dirimu. Dan aku berjanji takkan melakukannya lagi.” Yugo memandangku memintaku percaya.

Dua puluh menit kami duduk berdua dengan pikiran masing – masing. Aku tetap merasa bersalah dan malu. Tak seharusnya aku menaruh curiga. Yugo terlalu istimewa.
Yugo bangkit dari duduknya, “nonton yuk. Udah lama kita nggak nonton.”
Aku tersenyum, berharap semoga Yugo tak hilang rasa padaku.
“Yuk..” jawabku.

Kami pun keluar kamar lalu Yugo mengunci pintu.
“Eh tunggu, ada yang mau aku buang.” Ucapku. Aku mengeluarkan kondom dari dalam tas ku yang kupersiapkan dari rumah tanpa rasa malu.
“Nakal kau ya..” Ucap Yugo sembari menggandeng tanganku.
Aku tertawa terkekeh mengingat kebodohanku. Sore itu lebih indah dari biasanya. Hatiku lega, keperawananku tetap terjaga.


Anas dan SBY Menjebak KPK dan Pakta Integritas Tanpa Integritas

“Papi, jelaskan konspirasi Anas dan SBY terhadap KPK dan Pakta Integritas setia pada SBY. Mohon pencerahannya, Papi!” pinta Monahara remaja usia 17 tahun 5 bulan, cantik, seksi, bertakwa, iman, berjilbab, pandai berbahasa Arab, Prancis, Jerman dan Inggris kepada ayahnya Sabung tukang sabung ayam Bangkok tetangga saya.

Pakta Integritas tidak mengubah apapun dalam Partai Demokrat. Pakta Integritas hanyalah sandiwara politik pencitraan ala SBY di tengah integritas PD yang babak-belur, rating dan hasil survey menunjukkan PD sebagai partai gurem. SBY dan pengurus PD beserta petingginya melakukan pencitraan seolah-olah PD sedang mengalami krisis. Padahal ini hanya pencitraan politik biasa. Justru Pakta Integritas ini adalah jebakan Anas dan SBY terhadap KPK, sebuah Pakta Integritas tanpa integritas.
“Loh apa hubungannya?” tanya Monahara si jelita sambil membetulkan jilbabnya lagi.

Mengherankan, berbondong-bondong para orang cerdas cerdik pandai yang tergabung dalam gerbong politik Partai Demokrat menandatangani Pakta Integritas untuk bersetia kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Sepuluh butir isi Pakta Integritas itu pada intinya untuk memberikan jaminan bahwa para pengurus dan kader setia kepada partai. Para pengurus bersedia berlaku baik demi nama baik partai dan seterusnya. Namun senyatanya tak ada apa-apa antara Anas dengan SBY, yang ada adalah upaya penyelamatan baik untuk Anas dan buat SBY. Anas dan SBY tidak boleh pecah kongsi karena keduanya saling membutuhkan. Keduanya saling memegang kunci keselamatan.

“Papi, apakah maksud sesungguhnya dari Pakta Integritas Partai Demokrat ini? Apakah Pakta Integritas ini akan efektif untuk Partai Demokrat? Ataukah Pakta Integritas ini hanya pepesan kosong dalam ranah politik pencitraan gaya SBY?” tanya Monahara sambil melepaskan jilbab di depan ayahnya, aku ngintip lewat jendela rumah Sabung yang lebar.

Pertama, Pakta Integritas hanyalah upaya memerkuat posisi SBY dalam pertarungan perebutan peran politik menjelang 2014. SBY merasa Anas Urbaningrum semakin kuat. SBY harus bertindak karena dia tahu Anas memiliki kekuatan yang bisa mengubah tujuan SBY yang akan mendudukkan anggota keluarganya Ani Yudhoyono atau Pramono Edhie Wibowo sebagai calon presiden.

Kedua, SBY menyalip di tikungan dan memanfaatkan tuduhan terhadap Anas terkait kasus Hambalang dan korupsi lainnya yang hanya berdasarkan tudingan dan nyanyian M. Nazaruddin. Secara hukum Anas masih bersih dan tak tersangkut masalah hukum.

Ketiga, SBY gerah dengan kondisi Partai Demokrat yang semakin terpuruk akibat korupsi para kadernya. Para koruptor dari Partai Demokrat sungguh culun dan tidak professional cara mengorupsi uang. Partai demokrat seharusnya belajar dari korupsi PKS dan Golkar yang sudah sangat canggih sehingga sangat sulit untuk dilacak - kecuali apes atau sedang bad luck seperti yang menimpa Luthfi Hasan Ishaaq Presiden PKS terkait sapi impor yang dibumbui dengan gratifikasi seks dengan pelaku Ahmad F dan Maharany Suciono.

Keempat, Pakta Integritas itu ternyata juga tidak mengambil alih wewenang dan tugas serta fungsi Anas Urbaningrum. Pakta Integritas itu hanya jebakan bagi KPK oleh SBY dan Anas agar KPK melakukan langkah kejelasan dan tidak menyandera Partai Demokrat terkait kasus korupsi Anas yang dituduhkan oleh M. Nazaruddin. Buktinya Anas masih berkuasa di DPP dan hadir dalam setiap kesempatan. Dan, permintaan bahwa Anas disuruh berkonsentrasi menghadapi masalah hukum dengan KPK juga tidak ada apa-apa.

KPK yang dengan cepat merespons permintaan SBY terkait status hukum Anas dengan mengeluarkan Sprindik yang diyakini KPK sebagai upaya testing the water, namun justru menunjukkan KPK dikendaikan oleh SBY dan menjadi korban konspirasi Anas dan SBY. KPK dijebak untuk membuka diri dan SBY serta Anas ingin memastikan posisi KPK terkait nyanyian M. Nazaruddin. Kekhawatiran SBY dan Anas sangat beralasan karena jika Anas ditangkap KPK maka akan membawa konsekuensi hukum dan politik langsung kepada keluarga dan SBY sendiri. Hal ini disebabkan oleh Anas - dan juga Andi Nurpati - yang memegang kunci rahasia pemilu presiden 2004 dan 2009 yang memenangkan SBY sebagai presiden.

Jadi rangkaian antara pernyataan SBY mengenai Anas kepada KPK, kebocoran Sprindik Anas dari KPK, pernyataan Abraham Samad dan Johan Budi, juga pidato penyelamatan Partai Demokrat, dan Pakta Integritas adalah dagelan politik yang ditujukan kepada KPK agar status Anas jelas demi keselamatan Anas dan SBY. KPK telah menjadi korban politik tingkat tinggi Anas dan SBY.

Anas pun seolah menuduh SBY seperti dalam ungkapan ‘Sengkuni’ dan ‘Ojo Dumeh’ yang dinggap perlawanan terhadap SBY. Kini semuanya berjalan normal. KPK tidak melakukan penentuan atas status hukum Anas. Anas tetap memimpin Partai Demokrat. Tinggal KPK yang gigit jari dipermalukan karena terbukti telah diintervensi oleh SBY dan Anas. Memalukan.

Kini menarik apa yang akan dilakukan oleh KPK setelah dipermalukan dengan Sprindik - yang awalnya oleh KPK dibocorkan untuk mengetahui dukungan terhadap Anas atau SBY yang lebih kuat - ternyata antara SBY dan Anas melakukan langkah politik yang brilian. Bukti kelihaian Anas bermain politik.

“Papi, terima kasih!” kata Monahara si jelita sambil memeluk Sabung Bahtera Yudha (SBY) dengan mesra sebelum dia kabur keluar rumah menemui Pingkan, ibu muda cantik, seksi, anggun salah satu istri dari empat istri Dai yang telah menunggu di halaman dengan Ducati-700 cc-nya. Mereka akan shopping ke mall berdua.
Salam bahagia ala saya. 

Sumber : kompasiana

Minggu, 17 Februari 2013

Anak Majelis Syura PKS Akan Menjadi Tersangka KPK

JAKARTA - Menteri Hu­kum dan HAM Amir Syamsuddin meyakini Ridwan Hakim, anak keempat Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin, segera kem­bali ke tanah air. Menurut Amir, tidak ada alasan bagi Rid­wan untuk kabur ke luar negeri. Se­bab, Ridwan hanya berstatus sebagai saksi dalam kasus suap terkait kuota impor daging sapi yang kini tengah diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
“Ya bisa saja terjadi pada saat KPK meminta seseorang dicegah, itu orangnya kebetulan di luar negeri. Itu banyak seperti itu. Saya yakini dia akan pulang,” kata Amir di Jakarta kemarin.
 
KPK mengirimkan surat per­mintaan cegah untuk empat orang, termasuk Ridwan pada 8 Februari 2013. Sehari sebelum surat tersebut dikirimkan ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ridwan terbang menuju Turki. Ia menumpang pesawat Turkish Air dengan nomor penerbangan TK67. Pesawat tersebut lepas landas melalui Bandara Inter­nasional Soekarno-Hatta pada 7 Februari 2013 pukul 18.49 WIB.
 
Amir yakin Ridwan akan koo­peratif dengan KPK. “Saya yakin bahwa dia akan menjaga reputasi dan nama baik keluarga besar Pak Hilmi,” kata Ridwan. Sebagai Ketua Majelis Syura, Hilmi ada­lah pemimpin tertinggi di PKS.
 
Dalam kasus suap impor da­ging, KPK menetapkan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Is­haaq sebagai tersangka. Nama Luthfi terseret setelah pada Se­lasa (29/1) KPK me­nangkap ta­ngan Ahmad Fatha­nah, orang de­kat Luthfi yang menerima Rp 1 miliar dari dua direktur PT In­do­guna Utama, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi. Fathanah, Juard, dan Arya ditetapkan se­bagai ter­sangka. Berdasar infor­masi, Rid­w­an pernah menjadi salah se­o­rang perantara importer dengan pejabat di Kementerian Per­tanian.
 
Juru Bicara KPK Johan Budi S.P. mengatakan pihaknya belum bisa menggunakan upaya paksa untuk memulangkan Ridwan. Bantuan Interpol untuk mem­buru hanya bisa dilakukan ketika seseo­rang sudah ditetapkan men­jadi tersangka. “Ridwan saat ini ber­status sebagai saksi,” kata Johan.
 
Namun, upaya paksa masih bisa dilakukan KPK apabila da­lam panggilan kedua Ridwan tidak datang untuk memberi keterangan sebagai saksi. “Se­telah itu baru bisa dilakukan upaya paksa,” ujarnya. Dalam upaya paksa meminta kete­rangan tersebut, KPK bisa meminta bantuan pihak lain termasuk Inter­pol. “Tapi itu hanya sebatas mem­berikan informasi,” ujar Johan.
 
Juru bicara DPP PKS Mar­dani Ali Sera menyatakan, DPP PKS tidak ingin dilibatkan dalam polemik menghilangnya Ridwan ke luar negeri. Mardani menya­takan, problem yang terjadi da­lam diri Ridwan merupakan problem yang tidak terkait partai. “DPP PKS tidak mengetahui urusan Ridwan, baik yang yang terkait kesaksian yang diminta KPK atau kepergiannya keluar negeri,” ujar Mardani.

Sumber : go-ifc.com

Gallery Photo dari Gubraker

Photoshoot by Imamuddin



Photoshoot by Imamuddin



photoshoot by Imamuddin




Jembatan Suramadu Saat Senja Photoshoot by Imamuddin





Excotica Pulau Madura by Imamuddin













Photograpy by : Imamuddin
Location : Suramadu





Sabtu, 16 Februari 2013

Bersyukurlah Tuhan memberikan kita hidup lebih lama

Pada malam yang dingin di bulan maret dan angin berhembus di kegelapan malam di Dallas amerika. Dan seorang dokter melangkah masuk ke dalam ruangan dimana Diana Blesing di rawat. Diana masih merasa pening akibat dari efek operasi. Diana baru saja dioperasi.
Suaminya David mengenggam tangannya dan berusaha menahan emosinya atas berita yang baru saja di dengarnya.

Siang itu pada tanggal 10 maret 1991, Diana mengalamai komplikasi pada kandungannya. Di usia kandungan baru 24 minggu dia harus menjalani operasi Caesar untuk mengeluarkan bayi di dalam kandungannya.Maka lahirlah anak Perempuan pasangan itu, yang bernama Dana Lu Blesing. Yang hanya 12 inci dan beratnya hanya satu pound sembilan ons (0.86 kg)
Dan perkataan dokter yang lembut rasanya seperti bom bagi mereka. Dokter mengatakan dengan sebaik-baiknya ” Saya tidak yakin, anak ini akan dapat bertahan” Hanya ada kemungkinan 10 persen, dia kan melewati malam ini. Dan jika dapat bertahan, hanya ada kesempatan yang sangat kecil dia dapat bertahan, masa depannya akan sangat kejam. Dengan rasa tidak percaya, David dan Diana mendengarkan apa yang dokter jelaskan tentang sesuatu yang sangat buruk.

Dana sangat tidak mungkin untuk selamat. “Dana tidak akan dapat berjalan, dia tidak akan dapat berbicara, dia kemungkinan akan buta, dan dia pasti akan mudah untuk dapat menderita catastrophic (masalah besar) dari Celebral plasty ( idiot) dan penghambatan perkembangan mental dan lain sebagainya.” ” Tidak mungkin” Kata Diana tidak percaya
Dia dan David suaminya dan anak lelakinya Dustin yang berumur 5 tahun, telah lama mendambakan seorang putri di dalam anggota keluarganya. sekarang mimpi itu telah terwujud….

Tetapi setelah hari itu berlalu, dan penderitaan baru di dalam keluarga itu. Karena Dana mengalami pertumbuhan system sel saraf yang sangat lambat sehingga cahaya atau sentuhan dapat membuat dia merasa kesakitan ( tidak nyaman), jadi mereka tidak dapat menggendong bayi mungil itu di dada.. Dan memberikan rasa cinta yang besar. Semua mereka lakukan untuk berdoa supaya Tuhan mau berjaga di dekat putrid mereka yang berharga, dan dana berjuang sendirian dibawah lampu sinar ultraviolet di dalam incubator. Mereka tidak melupakan bagaimana dana bertumbuh dan akhirnya menjadi semakin kuat.
Minggu demi minggu berlalu, Dana tumbuh dengan lambat tetapi pasti. Berat dan kekuatannya juga semakin bertambah.

Akhirnya setelah dana berusia dua bulan. Mereka mendapatkan ijin untuk menyentuh dana dengan tangan untuk pertama kalinya. Dan dua bulan kemudian, dokter memperingatkan dengan lembut kemungkinan yang suram yang akan terjadi, kesempatannya sangat kecil untuk bertahan dan hidup dengan normal. Semuanya sangat kecil sekali. Dan Dana bisa di bawa pulang dari rumah sakit, seperti yang diinginkan ibunya.. Lima Tahun kemudian, Dana telah menjadi seorang gadis kecil yang mungil dengan mata abu-abunya yang cerah dan semangat hidup yang luar biasa.

Tidak ada tanda-tanda akan mengalami suatu gangguan mental atau fisik yang akan di deritanya. Dia seperti gadis kecil yang normal dengan segala aktifitasnya. Tetapi cerita tidak berakhir disini.

Di suatu siang yang panas, pada musim panas tahun 1996 di dekat rumah mereka di Irving, Texas. Dana sedang duduk di pangkuan ibunya, di sebuah lapangan bola setempat, dimana saudaranya Dustin sedang latihan baseball bersama teamnya.

Seperti biasa, Dana mengoceh tanpa henti kepada ibunya dan beberapa orang dewasa duduk di dekat mereka ketika tiba-tiba Dana terdiam. Dana memeluk tangan ibunya dan merangkulkannya ke tubuh mungilnya. Lalu ia bertanya..

“Mama,… mama mencium sesuatu…?
Mamanya mencoba membaui udara dan berusaha mendeteksi akan mendekatnya badai.
“Ya,… Baunya seperti akan hujan…” Diana menjawab
Dana memandang mata ibunya dan bertanya lagi
“Mama mencium baunya …”
Sekali lagi ibunya mejawab ” Ya… saya pikir nanti akan hujan. Karena baunya seperti hujan.”
Masih dalam dekapan ibunya, Dana mengelengkan kepalanya dan menepuk pundak ibunya dengan tangan mungilnya. Dengan perlahan dia mengatakan
“Bukan, Baunya seperti DIA…”
Itu baunya TUHAN, ketika kamu medekap ke dadaNYA…
Air mata mengalir ke pipi Diana karena Dana karena kebahagian
dan pertolongan sehingga dana dapat seperti anak lainnya.

Sebelum hujan turun, perkataan Dana mengingatkan Diana akan keberadaan Dana dalam keluarga itu, di dalam hatinya selama ini.

Pada saat hari-hari yang panjang di dalam dua bulan pertama kehidupan Dana, ketika system sarafnya sensitive terhadap sentuhan sekalipun. Pada saat Dana tidak dapat di dekapnya di dalam pelukannya sekalipun ibunya sangat menginginkanya. TUHAN telah mendekap Dana di dalam pelukanNya dan menjaganya. Dan Bau Cinta Tuhan yang telah diingat oleh Dana sangat baik.

“Saya dapat melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang telah memberikan aku kekuatan”
Pagi ini ketika Tuhan membuka jendela surga, Dia melihat aku dan bertanya: “AnakKu apa hal terbesar yang kamu inginkan hari ini?, Dan aku menjawab,” TUHAN perhatikanlah orang yang telah membaca pesan ini, keluarganya dan sahabatnya. Mereka pantas mendapatkanya dan sayangilah mereka dengan sungguh, Cinta Tuhan itu seperti Lautan kamu dapat melihat awalnya, tetapi tidak pada akhirnya. Karena lautan tidak berujung.”

well.... terkadang kita terlalu cepat mengutuk Tuhan dan mengatakan Dia tidak adil. Segala kebahagiaan yang kita terima hampir dipastikan tidak kita lihat sebagai sebuah anugrah yang besar. Banyak waktu yang diberikan ke kita cenderung kita sia-siakan, padahal Tuhan telah memberikannya agar kita terus berusaha untuk menjadi lebih baik...

Sahabat.... pelajaran besar bagi kita agar selalu bersyukur dengan waktu yang kita miliki karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan memanggil kita. Untuk kalian Sahabat-sahabat Perempuanku.... hargai dan jaga rahimmu, kelak kau akan sangat merindukan hadirnya malaikat kecil dan itu hanya bisa terjadi jika kalian mampu merawatnya.....

Peluk Hangat Dari Sahabat


Penulis : Irwansyah Nuzar 

Surat Untuk Kanda...

Teruntuk Kanda


Assalamualaikum kandaku sayang, semoga keselamatan mengiringi jiwamu. Kanda.. malam ini aku sendirian, hanya ditemani sebatang lilin yang hampir habis dan selembar kertas yang mulai basah oleh air mata. Siang tadi kembali kudengar kabar kematian seorang kawanmu yang tertembus peluru penindas. Dan kabar itu membuatku selalu mengingatmu. Bagaimana keselamatanmu..? Apakah engkau baik-baik saja..? dan ini membuat aku takut. Aku takut tak kuat jika harus menerima kabar tentang kematianmu. Bukankan Kanda pernah mengatakan bukan mustahil giliran itu mengampiri diri kanda.

Aku tak kuat jika harus melihat darah yang membasahi pakaianmu. Bahkan sekedar menerima kabar tentang kondisi penyakit yang kau deritapun aku tak kuat.

Aku tahu Kanda sedang berjuang.. aku tahu. Walau sebenarnya aku tidaklah terlalu mengerti mengapa kau Kanda berani menentang maut hanya untuk apa yang kalian sebut sebagai kebebasan.

Apakah Kanda juga akan melakukan hal yang sama untukku..? Bahkan apakah Kanda pernah berpikir tentang perasaanku..? Aku tidak lebih dari seorang gadis yang dibalut rindu dan bayangan. Aku rindu saat dimana Kanda datang dengan senyum terkembang, aku rindu saat Kanda datang dengan segudang cerita yang selalu dapat memukau aku. Aku rindu engkau Kanda... Aku disiksa bayangan akan indahnya penyatuan yang pernah kita bicarakan dulu.

Terpikir di kepalaku untuk meminta kau pulang, untuk kembali bersamaku merajut apa yang pernah kita impikan. Apalah arti kebebasan jika hanya meninggalkan luka pada aku yang Kanda bilang sebagai orang yang paling disayang. Apalah artinya kebebasan jika Kanda tak dapat merasakannya..?

Namun terbayang wajahmu yang keras dan tegas. Berada di barisan terdepan dengan panji-panji kebenaran di tanganmu. Sementara di belakangmu ribuan orang meneriakkan hal yang sama seperti yang kau teriakkan. Aku sadar kau bukan hanya milikku seorang. Kau juga milik sahabat-sahabatmu, kau juga milik cita-citamu, kau juga milik masa depanmu dan kau milik perjuanganmu.

Sementara aku hanya gadis yang dibutakan rindu dan bayangan.

Sudahlah Kanda, lilin di kamarku tinggal beberapa tetes terakhir dan air mataku telah kering.

Berjuanglah Kanda bersama barisanmu untuk apa yang kau sebut sebagai pembebasan. Aku gadismu akan selalu berdiri di sini menantimu dengan sabar karena aku percaya kau akan pulang membawa kemenangan. Peluk Sayang Dari Aku..


*catatan 98, terinspirasi dari surat seorang kekasih




Penulis : Irwansyah Nuzar

Politisi Bejo

Menjadi orang mujur, tentu menjadi dambaan setiap orang. Sebab itulah agama mengajarkan untuk selalu berbuat baik, berakhlak mulia dan beribadah yang tekun. Dalam setiap doa orang tua kitapun selalu terselip agar anak turunnya senantiasa di naungi kemujuran, di jauhkan dari bencana dan di mudahkan segala urusan. Selalu begitu dan begitu.


Tapi semua itu sepertinya tidak berlaku bagi Bejo. Seorang anggota DPRD yang baru saja di lantik untuk menggantikan posisi koleganya yang tersandung kasus korupsi proyek APBD. Anak seorang janda miskin di sebuah kampung nun jauh dari hingar bingar kota ini boleh di bilang salah satu orang paling mujur di dunia. Bagaimana tidak, sebelum di daulat sebagai seorang legislator, Bejo hanyalah seorang ketua partai tingkat kecamatan. Di pemilu dulu, dia hanyalah caleg partai dengan nomer urut yang sudah pasti tidak akan bisa terpilih. Berada di nomer urut 4 dengan perolehan suara terbesar ke lima jelas tidak mampu mengantarkannya sebagai anggota parlemen. Sebab sesuai perhitungan, partai tempat Bejo bernaung hanya menyapu dua kursi di dapilnya. Itupun dua duanya di rebut oleh caleg dengan modal besar dan berada di nomer urut atas.

“Tenang, Jo” hibur emaknya kala itu ketika tahu anaknya gagal meraih kursi.

“Bapakmu memberimu nama Bejo itu bukan tanpa sebab. Bapakmu pengen agar nama itu bisa mengantarkanmu menjadi manusia yang bejo, mujur dan mudah”.

“Iya mak” angguk Bejo sembari pikirannya melayang mengingat almarhum bapak yang sudah meninggal ketika Bejo berumur 10 tahun.

“Percaya ajalah sama emak. Cepat atau lambat kamu bakalan jadi wakil rakyat. Bukan karena apa apa, tapi karena memang kamu di takdirkan menjadi orang yang bejo”.

Bejo hanya tersenyum dalam hati. Emaknya memang kadang aneh dan tidak rasional. Bagi emak, sebuah nama tidak saja menggambarkan doa dari si pemberi nama, akan tetapi juga menjadi gambaran akan nasib sang pemilik nama.

“Mbahmu menamai emak, Prihatin. Makanya hidup mak ya begini terus. Nggak kaya kaya. Wong prihatin” tegas emak.

“Udah gitu ketemu jodoh kok ya namanya Narimo. Cocok. Jadi tutup ketemu panci. Prihatin dan selalu Narimo (menerima apa adanya)”.

“Ah..itu kebetulan aja, mak!” sanggah Bejo kala itu.

“Kamu itu, di kandani (di kasih tahu) orang tua kok nggak percaya to le (nak)” emaknya sewot.

Sebagai orang yang pernah mengenyam bangku sekolah dan sedikit banyak mengerti dunia modern, kepercayaan semacam itu tentu tidak serta merta di yakini Bejo. Toh banyak sekali contoh di sekitarnya, bahwa nama baik tak menjadi jaminan seseorang akan bernasib baik seperti namanya. Tetangga sebelah rumah namanya Muhammad, tapi kerjaannya judi dan mabuk tiap hari. Sementara kawan sekolahnya dulu ada yang bernama Karyo, tapi hingga sekarang nasibnya tetap saja jadi pengangguran. Lalu, gimana Bejo mau percaya dengan hal hal mistis yang di yakini oleh orangtuanya ?.

Memang, pada akhirnya Bejo berhasil menduduki kursi DPRD yang selama ini begitu ia impikan. Namun ia tak pernah percaya jika itu di sebut kemujuran. Bagi Bejo, kesuksesan yang di rengkuhnya akibat kerja keras penuh dedikasinya kepada partai dan rakyat. Berlaku jujur apa adanya, tidak menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan dan senantiasa menjauhi hal hal yang bertentangan dengan hukum adalah sebuah perjuangan yang belum tentu bisa di lakukan oleh semua orang. Apa yang menimpa para koleganya yang akhirnya mengantar mereka ke penjara adalah contoh gamblang bahwa mereka tidak berjuang secara sungguh sungguh dan mentaati aturan. Kader partai yang korup memang tidak selayaknya berhak duduk di kursi kekuasaan. Orang seperti dirinyalah yang bekerja secara ikhlas dan taat aturan yang seharusnya ada di sana. Jadi sekali lagi bukan faktor mujur atau faktor namanya yang memang Bejo.

Suatu ketika, seorang direktur perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor datang menemui ketua fraksinya. Dia menawari imbalan menggiurkan berupa cek perjalanan ke Thailand ditambah uang saku sebesar 100 juta kepada setiap anggota fraksi jika berhasil mengegolkan proposal yang di ajukan perusahaan. Tawaran fantastik dan paling menggiurkan yang pernah di berikan oleh pengusaha pada wakil rakyat. Dan seperti tabiat legislator kebanyakan, tawaran itu di sambut dengan antusias oleh sebagian besar anggota fraksi, kecuali Bejo.

Proposal proyek itupun akhirnya lolos dengan mulus dan di setujui sebagian besar anggota DPRD. Tiga puluhan wakil rakyat dari semua fraksi termasuk sepuluh kolega Bejo kemudian berangkat ke Thailand dengan sebuah pesawat komersil. Sementara sisanya sekitar lima belas anggota DPRD termasuk di antaranya Bejo, lebih memilih bertahan dan tidak mau tergiur oleh tawaran itu.

Namun tanpa di duga, sebuah kecelakaan terjadi. Pesawat yang di tumpangi oleh para wakil rakyat itu di kabarkan jatuh di laut. Tim SAR yang menangani bencana itu melansir bahwa tidak satupun penumpang yang selamat.

“Apa emak bilang, Jo. Kamu itu memang di gariskan untuk selalu bejo” sambut emak mengetahui dirinya tidak termasuk dalam rombongan yang mengalami nasib nahas.

“Itu bukan karena Bejo punya nama Bejo kali, mak” bantah Bejo.

“Itu ganjaran buat mereka yang berbuat salah. Udah makan uang suap, trus niatnya ke Thailand mau main lonte di sana. Ya Tuhan marahlah….”.

“Le….!” Panggil emak dengan mimik serius.

“Denger ya. Dulu waktu kamu masih dalam kandungan, aku dan bapakmu ini tirakatnya rajin loh. Bapakmu itu sampai puasa empat puluh hari. Emakmu ini shalat tahajud tiap malem. Untuk apa ?. Ya untuk mendoakan kamu itu. Biar bejo terus terusan. Ngono (gitu) loh le…”.

“Iya, tapi untuk masalah ini bukan karena aku ini bejo mak. Emak ngerti nggak sih, bejo itu apa ?”.

“Maksudmu ?” seraya menatap nanar ke wajah anaknya.

“Aku bilangin ya mak. Orang baik mendapatkan bejo itu sudah selayaknya. Yang di sebut bejo itu, kalau kita berbuat salah trus di selamatkan oleh Tuhan. Itu baru bejo, mak. Nah, kalau aku khan nggak pernah berbuat salah mak ?”.

“Itu bejo juga, le…”.

“Nggak bisa!”.

“Kamu itu kalau mak bilangin kok sukanya ngeyel (membantah) tho le. Bejo itu ya bejo. Mau salah mau benar, kamu tetap akan bejo. Ingat itu!!!” ucap emak dengan nada tinggi.

“Bukan ngeyel, mak. Tapi memang logikanya begitu. Berbuat baik itu hasilnya baik, berbuat jahat ya hasilnya jahat. Nggak ada berbuat jahat tapi tetap bejo. Nggak mungkin itu, mak!!” Bejo tak mau mengalah.

“Oh ngono (begitu) le ?. Sekarang emak tantangin kamu” kali ini emak terlihat serius.

“Maksud emak?” Bejo tak mengerti.

“Kalau kamu nggak percaya kalau kamu itu bejo, coba saja kamu berbuat jahat di pekerjaanmu. Kalau nanti kamu mendapatkan celaka, berarti omonganmu bener. Tapi kalau kamu selamat, berarti omongan emak yang bener”.

Bejo terkejut bukan main. Seolah tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh orang yang telah melahirkannya itu.

“Kamu berani ndak menerima tantangan emak ?” desak emak.

Bejo terdiam. Terbayang di matanya, bagaimana ia yang selama ini selalu berbuat baik, jujur dan tidak mencederai kepercayaan rakyat, kemudian berbalik sikap menjadi orang yang jahat. Korupsi, menerima suap atau berbuat amoral lainnya. Dan kemudian karena kesalahannya itu, ia berurusan dengan penegak hukum, di jebloskan ke penjara dan di caci maki oleh semua orang. Itupun belum kalau Tuhan sendiri yang menghukumnya. Seperti kejadian yang menimpa teman temannya sesame anggota DPRD.

Tapi…

Bejo mengalihkan pandangannya pada wanita renta yang ada di depannya. Tak tampak keraguan sedikitpun di wajah emaknya. Dia tetap tegar dan yakin sekali dengan semua ucapannya. Bahkan kalaupun sekarang Bejo berlari ke belakang dan melompat ke dalam sumur sedalam lima belas meter, emak pasti tetap yakin kalau dirinya bakal terselamatkan.

“Berani, ndak ??” ulang sang emak.

Bejo mendongak.

“Kalau Bejo celaka gimana, mak ?” tanya Bejo bergidik juga.

“Lha kamu percaya nggak kalau kamu bakal bejo ?”.

Dengan nafas yang agak berat dan keraguan yang masih tersisa, akhirnya Bejo menganggukkan kepala.

“Baiklah, tapi emak jangan menyesal kalau Bejo nanti masuk penjara…” Bejo mengingatkan.

“Nggak akan masuk penjara, le…” sahut emak masih dalam pendiriannya.

*********************************

Demi melayani tantangan sang emak, rencana jahatpun  segera di rancang Bejo. Tidak sulit bagi Bejo untuk melakukan sesuatu yang melanggar aturan. Apalagi setelah kecelakaan yang menimpa kawan kawannya, kedudukan Bejo semakin kuat. Partainya yang kehilangan banyak kader kunci kemudian sepakat memilih Bejo sebagai ketua DPC menggantikan posisi ketua lama yang juga ikut menjadi korban kecelakaan. Tidak hanya itu, posisi ketua DPRDpun seminggu kemudian jatuh ke tangan Bejo. Dengan posisi ini, otomatis persinggungan antara dirinya dengan penguasa eksekutif terutama sang Bupati menjadi semakin intens. Dan kesempatan untuk berbuat tidak terpuji terbuka lebar.

Seperti halnya dalam rapat awal tahun di gedung DPRD dalam rangka membahas RAPBD. Orang pertama yang di kontak kepala daerah tentu saja dirinya. Dan benar saja, sang bupati secara pribadi mengajak dirinya untuk bertemu di sebuah hotel bintang lima guna membahas strategi meloloskan draft RAPBD. Bejo yang memang berniat ingin menguji kebenaran ucapan sang emak, tanpa banyak berpikir langsung mengiyakan permintaan sang bupati.

“Nanti saya kirim ajudan untuk menyerahkan drafnya ke pak Bejo untuk di pelajari. Setelah itu baru saya datang untuk membicarakan teknis selanjutnya” kata sang bupati melalui telepon.

Senyum mengembang tampak ranum merekah di bibir Bejo. Bukan karena ia bakalan menerima segepok uang dengan jumlah milyaran. Bukan pula ia memiliki kesempatan untuk memanjakan diri menginap di hotel mewah dengan fasilitas serba wah. Tapi ucapan irrasional emaknyalah yang membuat Bejo terlihat berseri seri.

“Emak saja begitu percaya diri dengan keyakinannya, kenapa aku tidak ?” pikir Bejo sesaat setelah tiba di kamar hotel.

“Anakmu ini mau korupsi mak. Menerima suap dengan jumlah milyaran. Di tangkap aparat penegak hukum, lalu di penjara. Dan emak akan segera sadar bahwa apa yang emak yakini selama ini salah. Salah besar mak…!!!”.

“Lihat sekarang, Bejo mau menelpon ajudan bupati. Meminta di bawakan lonte papan atas untuk menemani tidur Bejo” ucap Bejo sembari menelpon seseorang dan meminta untuk di kirimi pelacur paling mahal di kota ini.

“Harta dan wanita. Lengkap sudah kejahatan yang akan aku lakukan…” seringai Bejo sembari memencet kembali nomer nomer yang ada di ponselnya.

“Hallo pak Welas. Ini aku pak Bejo. Ketua DPRD. Bisa minta bantuan nggak ?” kata Bejo pada seseorang yang ia kenal sebagai kepala Satpol PP.

“Siap pak, apa yang bisa saya bantu ?” jawab pak Welas di ujung telepon.

“Aku melihat ada seorang camat sedang membawa perempuan yang bukan istrinya di Hotel Sejahtera. Menurut informasi, dia menginap di kamar 03. Kamu bawa pasukan untuk menangkap camat bejat itu”.

“Waduh, mesti ada perintah langsung dari pak bupati kalau masuk ke sana, pak”.

“Nggak usah, aku sudah ngomong ke pak bupati soal ini. Dan beliau udah ACC”.

“Tapi, surat perintahnya…”.

“Aku yang tanggung jawab. Masak kamu nggak percaya aku ?” potong Bejo mengarang cerita.

“Baiklah, pak!!!”.

Bejo tersenyum lebar. Raut wajahnya terlihat berseri seri. Laksana suporter tim sepakbola yang melonjak kegirangan manakala jagoannya menceploskan bola ke gawang musuh. Inilah saat yang tepat untuk memberi pelajaran atas arogansi emak.

"Kali ini emak akan menyesal telah memberi nama Bejo padaku. Bukan hanya anak kesayangannya ini akan menjadi orang pertama yang akan menggilas keyakinan kunonya, tapi yang lebih menyakitkan lagi, emak akan kehilangan anaknya...." seringai Bejo.

"Bukan hanya aku bakal menjadi tersangka kasus korupsi mak. Tapi akan menjadi tersangka kasus asusila. Ha ha ha ha!!!!".

Tok..tok...tok....!!!

Tiba tiba terdengar ketukan lirih dari balik pintu kamar hotel nomer 03. Bejo terhenyak dari tempat tidurnya, lalu bergegas menuju ke arah di mana suara itu berasal.

"Mas Bejo ya ???".

Sesosok perempuan muda bertubuh mungil dengan kaos tank top melekat di tubuh dan di padu dengan rok mini berwarna hitam menyembul dari balik pintu. Kulitnya putih mulus. Berhidung mancung, berambut lurus kemerahan dengan leher jenjang menopang wajah ayunya. Lekuk tubuhnya begitu menggiurkan, hingga membuat Bejo untuk sesaat terperanjat kagum.

Naluri kelelakian sang senator ini bergelora bak air yang mendidih di bakar di atas tungku. Panas, menyengat dan memacu adrenalin. Dia memang pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki teman dekat lawan jenis. Tapi rata rata memang wanita baik baik. Dan lagi belum pernah rasanya Bejo berhadapan langsung dengan perempuan nakal penjaja tubuh. Haram !!!.

"Ehmmm....iya, silahkan masuk..." sambut bejo dengan jantung berdebar debar.

"Saya Una, mas" perempuan muda dengan taksiran umur sekitar 20an itu mengulurkan tangannya.

Tidak ada sedikitpun rasa canggung dalam diri wanita ini. Justru Bejolah yang merasa seolah di intimidasi.

"Ehmm....nama yang sek.... ups..maksudku nama yang bagus. Silahkan duduk".

Keduanya kemudian berjalan menuju sebuah kursi sofa yang terletak tak jauh dari ranjang empuk berukuran besar di tengah tengah ruangan.

"Mas Bejo mau di servis sekarang atau mau nyantai dulu ?" kata Una seraya menghempaskan tubuhnya di atas sofa, mengangkat salah satu kakinya untuk di tumpangkan ke kaki yang lain.

"Assseeemmmm...." maki Bejo dalam hati. Bukan saja telinganya di jejali kalimat yang mengobarkan naluri kelelakian, tapi mata Bejo juga di suguhi pemandangan yang sungguh sulit lagi untuk di tolak.

"Ehmmm...aku....oh..aku..." gugup bukan main.

"Santai ajalah mas, khan kita di sini emang untuk bersenang senang ?".

"Bu..bukan...".

"Una tahu....Una tahu..." potong Una sambil mengerlingkan matanya.

"Mas Bejo belum pernah khan ?".

Kali ini Bejo benar benar di buat mati kutu.

"Jiancuk..tenan arek iki" lagi lagi Bejo mengumpat dalam hati.

"Sebentar ya Una...!".

Bejo mengangkat tubuhnya, berjalan menuju ke jendela. Matanya yang nanar menatap ke luar. Dari tempat itu ia memang bisa melihat secara jelas aktifitas di luar hotel. Halaman hotel yang luas dengan taman taman nan hijau. Pos satpam, jalan raya yang ramai pengendara dan segala hingar bingar di luar.

Menurut ajudan sang Bupati, proposal draft RAPBD akan di antar dua jam lagi bersama dengan uang pelicin yang akan Bejo terima. Sang ajudan memang sengaja memberinya kesempatan untuk menikmati dulu santapan batin yang sekarang sudah ada di kamarnya. Setelah transaksi seks dan transaksi suap selesai, baru sang bupati datang untuk membicarakan langkah selanjutnya.

"Kira kira KPK bakalan datang kemari nggak ya ??" Bejo menggaruk garuk kepalanya.

Ada rasa sesal hinggap di pikiran Bejo. Kenapa dari awal ia tak menyusun rencana, atau minimal menyuruh orang untuk membocorkan rencana suap ini ke KPK ?. Dan sekarang waktunya sudah telat. Tidak mungkin KPK mau menurunkan tim untuk menggerebek dirinya tanpa memverifikasi terlebih dahulu laporan yang masuk.

Bejo menatap ke arah jarum jam. Angka menunjukkan arah sembilan lebih sedikit. Bejo menoleh ke arah Una. Wanita panggilan yang mungkin masih kuliah itu hanya tersenyum sambil mengulum bibir. Tampaknya dia memang sudah sangat siap untuk memberikan pelayanan maksimal kepada dirinya.

"Di sini gerah banget ya mas ???" teriak Una dengan suara manja.

"Setel aja ACnya biar lebih dingin" sahut Bejo kembali melemparkan pandangan keluar.

"Aku nggak terlalu suka AC mas. Aku buka kaos aja ya...".

"Ya udah ...!!!" sekenanya.

"Welas lama banget" keluh Bejo tak sabar menunggu kedatangan pasukan polisi pamong praja yang memang di kenal suka mengurusi kasus kasus asusila itu.

Tit..tittt...tiit...

Tiba tiba ponsel Bejo berbunyi.

"Hallo Pak Bejo, ini pasukan udah kita kumpulkan. Setengah jam lagi meluncur...." kata seseorang dari ujung telpon.

"Ya sudah segera bergerak. TSKnya biar nggak keburu cek out...".

Hem...sekarang saat yang tepat untuk mengalahkan emak....!!!.

Pekik Bejo berbunga bunga. Perlahan ia membalikkan tubuhnya, melanjutkan kembali rencana mesumnya bersama Una.

Dan alangkah terkejutnya Bejo, begitu ia membalikkan badan, matanya terantuk pada sebuah pemandangan yang seumur hidup belum pernah ia lihat. Perempuan yang tadi ia lihat masih memakai busana lengkap dan duduk manis di atas sofa, kini terlihat hanya mengenakan pakaian dalam dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

"Kamu...????" ucap Bejo tak mampu menahan rasa kagetnya.

"Tadinya Una cuma mau copot kaos. Tapi karena udah kegerahan banget, ya sekalian...." jawabnya manja.

"Iya, tapi kamu khan mestinya ngomong dulu. Bukan begini caranya!!!" bentak Bejo kalut.

Entah mengapa pikiran Bejo menjadi tak karu karuan. Ada semacam pemberontakan yang tiba tiba hadir menyerbu relung hatinya. Menghadirkan sebuah pertarungan batin yang begitu menyesakkan. Antara nafsu birahi yang terlecut dengan keimanan yang selama ini di pegang teguh olehnya. Antara dendam kesumatnya untuk mengalahkan keyakinan sang emak dengan moralitas yang selama ini senantiasa ia sanjung dan jaga betul.

"Kamu ini orang lurus Bejo. Semua orang mengenalmu sebagai pribadi yang baik, pribadi yang sangat menjaga moralitas. Jangankan untuk melakukan perbuatan amoral seperti ini, bahkan sekedar untuk mengambil sedikit yang itu belum tentu merugikan rakyatmupun kamu tidak mau...".

"Dulu kamu bukan siapa siapa Bejo. Sekolah kamu di bayari oleh negara. Makanmu dari beras jatah raskin. Berobat juga di tanggung negara. Lalu di mana rasa terima kasihmu pada negara ini, Jo ????".

"Lihat orang di sekitarmu. Apakah mereka seberuntung kamu ?. Betapa banyak orang yang bercita cita menjadi orang sepertimu, tapi mereka gagal mencapainya ?. Sedang kamu ?. Kamu dapatkan semuanya, Jo. Dengan mudah. Tanpa mengeluarkan banyak biaya".

"Tega teganya kamu, Jo. Menghina negaramu. Menghina rakyatmu yang telah susah payah mendukung dan mempercayaimu !!!".

"Astaghfirlloh..." Bejo memejamkan mata. Menyandarkan tubuhnya di dinding kamar. Batinnya meronta, jiwanya bergejolak.

"Kamu pakai pakaianmu lagi Una" ucap Bejo dengan nada lirih.

"Mas...." ragu ragu.

"Pakai saja jangan banyak tanya!!!" tegas Bejo.

"Ini ambil uang ini. Uang yang sudah di berikan oleh ajudan bupati, kembalikan saja" Bejo menyorongkan segepok uang dari balik dompetnya.

"Ada apa sih mas ???" kata Una setelah selesai memakai pakaiannya.

"Tidak ada apa apa. Sebaiknya kamu segera pulang. Terima kasih sudah mau datang kemari".

Wanita cantik itu hanya tersipu tanpa berani mengucapkan sepatah katapun. Sejurus kemudian ia melangkah keluar.

"Tunggu..." teriak Bejo menghentikan langkah pelacur mahasiswi itu.

"Iya, pak...".

"Siapa nama lengkapmu ?".

"Fortuna, pak".

"Bapakmu ?".

"Sabar, pak".

"Ibumu ?".

"Istiqomah, pak" setelah itu Una mengayunkan langkah dan kemudian hilang dari balik pintu.

"Fortuna itu Bejo. Sabar, Istiqomah...." guman Bejo menggaruk garuk kepalanya.

"Prihatin, Narimo, Bejo. Ahh...kenapa bisa kebetulan begini. Trus, kepala Satpol PP yang bakalan kecele namanya Welas" makin tak mengerti.

Emaaaaaaaaaaaakkkkkkkk!!!!!!

Quote : Jangan menyepelekan nama yang di berikan orangtua untukmu. Sebab ia tidak sekedar doa, tapi adalah gambaran nasibmu di masa depan.

Jakarta, Februari 2013

Jumat, 15 Februari 2013

Trik Internet Gratis Telkomsel 26 27 28 Februari 2013

Trik Internet Gratis Telkomsel 26 27 28 Februari 2013
Cara Internetan Gratis Kartu Simpati As Via Operamini
Trik Gratis Kartu Facebook Via Ophand Opmod

trik lama via hp 100% work
OpHand kartu simpati, as, fb
OpHand kartu fb

trik baru kartu khusus facebook via ophand/openg/opmod dimari

Telkomsel Via PC

Trik Internet Gratis Bolt Handler XL FB Terbaru

Trik Internet Gratis Bolt Handler XL FB Terbaru
Internet Gratis XL Via Bolt Handler
Setting Gratisan Kartu FB Telkomsel Via Bolt Handler

sedot caranya:
FB Bolt Handler
XL Bolt Handler

Trik Internet Gratis XL 24 25 26 Februari 2013

Trik Internet Gratis XL 24 25 26 Februari 2013
Internet Gratis Kartu XL Via HP Operamini
Trik Gratis Operator XL Via PC Terbaru

via ophand
trik lama xl paket/tanpa paket disini
trik bh masih lancar disini
khusus combo trik lama | trik baru

XL PC 

Trik Internet Gratis 3AON 23 24 25 Februari 2013

Trik Internet Gratis 3AON 23 24 25 Februari 2013
Cara Internatan Gratis Kartu Tri Via PC HP Ophand
Gretongan Kartu Three Paket AON Terbaru

via ophand/opmin:
trik lama masih ngacir, cek disini
trick teranyar, sedot dimari

via pc 3 PC