Kekhawatiran ini cukup masuk akal, mengingat beberapa peristiwa pilu yang di alami oleh kelompok minoritas di Mesir pasca tumbangnya Mubarak. Intimidasi, teror, dan kekerasan fisik nyaris menjadi menu harian bagi kaum minoritas di Mesir, terutama Kristen Koptik. Di 2011 lalu misalnya, sebuah serangan bom bunuh diri meledak di komplek gereja St Markus, Aleksandria. 23 orang tewas dan seratusan lainnya cedera. Sebuah tragedi memilukan yang di alami oleh kelompok Koptik dan tentu saja menyisakan trauma mendalam. Maka ketika pemilu Mesir menghasilkan kemenangan bagi kelompok muslim (FJP di kubu Ikhwanul Muslimin dan An-nur dari kubu Salafi),kekhawatiran kelompok minoritas Mesir makin menjadi jadi. Apalagi di tambah dalam pilpres, wakil kelompok Ikhwan lagi lagi memenangkan kandidatnya.
Untuk menjawab tantangan permasalahan ini, Presiden Mesir terpilih Muhammad Mursi melalui juru bicaranya Sammeh Al esyawi berjanji akan menunjuk dua orang wakil Presiden. Satu seorang perempuan, satunya lagi dari Kristen Koptik.
Siapa itu Kristen Koptik ?.
Kekristenan Koptik adalah sebuah agama kuno yang telah sejak lama menjadi di anut Mesir sebelum kehadiran Islam. Sekte ini konon di bentuk oleh salah seorang murid Yesus bernama Markus, 10 tahun pasca meninggalnya Yesus. Mereka boleh di bilang penduduk asli Mesir yang seiring kedatangan Islam, lambat laun pengaruhnya semakin berkurang. Di perkirakan ada 16 juta pengikut sekte ini, 12 jutaan berada di Mesir. Berpusat di Gereja Ortodoks Koptik, Aleksandria dengan pemimpin seorang Paus.
Islam dan Kristen
Dalam Islam, Kristen biasa di sebut Nasrani. Beberapa literal mengatakan bahwa Nasrani itu identik dengan agama Hanif atau Millah Ibrahim. Kelompok ini bahkan sudah menjejakkan kakinya di jazirah Arab sebelum nabi lahir. Beberapa literarur yang kami dapat menunjukkan bahwa hubungan Nabi Muhammad dengan kaum Nashrani terjalin begitu baik. Ada beberapa nama yang di duga adalah para penyebar agama Hanif ini di jaman nabi, semisal Umayah ibn Abi Shalt, Khalid ibn Sannan, Zaid bin Amr dan Waraqah bin Naufal. Ada lagi yang mengatakan bahwa Khadijah sebelum menjadi istri nabi adalah penganut agama Hanif, Nashrani atau Kristen. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa Khadijah sesungguhnya seorang biarawati Kristen.
Abdurrahman Asy Syarqawi dalam bukunya ‘Muhammad Sang Pembebas’ menuliskan bagaimana seorang Muhammad sebelum di angkat sebagai nabi begitu terinspirasi dengan sepak terjang para pendakwah agama di atas. Keteguhan mereka mendakwahkan agama tauhid walaupun mendapat rintangan dari kaum penyembah berhala baik melalui teror, isolasi bahkan tak sedikit yang terbunuh menjadi semacam titik tolak seorang Muhammad di masa depan. Masih dalam buku itu, di ceritakan Muhammad tidak saja simpati dengan dakwah mereka, bahkan juga terlibat persahabatan yang cukup akrab. Semisal dengan Waraqah bin Naufal, penyebar Kristen yang juga masih kerabat Khadijah ini seringkali menjadi teman diskusi, bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan. Sumber yang kami dapat, Waraqah adalah seorang penginjil yang ahli menulis alkitab dan menterjemahkannya ke dalam bahasa Arab. Dia adalah sahabat dekat Muhammad sebelum ia di angkat sebagai nabi. Bahkan perkawinan Muhammad dengan Khadijah konon berkat peranan Waraqah bin Naufal.
Kedekatan Waraqah bin Naufal ini bisa kita lihat dalam sebuah hadits di bawah ini.
Dari 'Aisyah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw. mengatakan, 'Janganlah mencaci Waraqah, karena aku melihat dia memiliki satu atau dua Surga'," (Shahih, HR al-Bazzar [2750 -Kasyful Astar] dan al-Hakim [II/609]).
Hadits lain menyebut,
Dari Jabir r.a, ia berkata, "Aku bertanya tentang Waraqah bin Naufal, dikatakan, 'Ya Rasulullah, ia dahulu menghadap kiblat, ia mengatakan Ilahku adalah Ilah Zaid (Zaid bin Amr), agamaku adalah agama Zaid, ia pernah berkata, 'Engkau benar, sungguh hebat engkau hai Ibnu 'Amr sesungguhnya engkau menjauhi tungku api yang menyala-nyala dengan agamamu, agama yang tidak ada bandingannya dan dengan meninggalkan taman-taman bukit seperti adanya. Rasulullah saw. bersabda, 'Aku lihat ia berjalan di tengah taman Surga dengan mengenakan pakaian dari sutera'," (Hasan lighairihi, HR al-Bazzar [2752], dan Ibnu Asakir [XVII/766], at-Tirmidzi [2288]).
Setelah Waraqah bin Naufal dan banyak penganut agama Nashrani di atas wafat, hubungan Muhammad dengan kaum Kristenpun masih terus berlanjut baik tanpa ada gesekan berarti. Misalnya kerjasama antara Nabi Muhammad dengan penguasa Habasyah (Ethiopia) yang Kristen soal pengungsi dari Makkah yang terpaksa hijrah karena mendapat tekanan dari kaum Quraisy. Lalu hubungan yang baik antara Nabi Muhammad dengan penguasa Aleksandria (Mesir) kala itu, Muqauqis yang seorang Kristen Koptik. Bahkan simpati Muqauqis pada Nabi Muhammad di wujudkan dengan mengirim banyak hadiah termasuk di antaranya dua orang perempuan cantik bernama Maria Al Qibthy dan Sirin Al Qibthy. Maria kemudian di peristri Nabi dan melahirkan Ibrahim, sementara Sirin di nikahi Hassan bin Tsabit.
Dengan kaum Koptik ini bahkan Nabi Muhammad menyatakan dalam haditsnya :
“Allah, dan Allah terhadap orang-orang dzimmi, yaitu kaum Koptik di negeri yang banyak pepohonan, yang berkulit hitam dan berambut ikal, karena sesungguhnya mereka adalah nasab dan kerabatku”
(Abu Muhammad Ibn Hisyam, Sirah An Nabawiyah li Ibn Hisyam Juzz I (Dimasyq: Dar al-Khair, 1412 H/1992 M),h.7.)
Nabi juga di ketahui pernah berwasiat kepada para sahabatnya,
“Apabila kalian berhasil menaklukan Mesir, maka wasiatkanlah hal-hal yang baik kepada penduduk Koptik, karena mereka menanggung beban dan kekerabatan.” (Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah).
Ikhwanul Muslimin Mesir kini mulai berubah dan menampilkan wajah yang lebih ramah. Tidak saja megenai rencananya mengangkat wakil presidennya yang berasal dari Kristen, akan tetapi usaha untuk membangun perdamaian di timur tengah terus di gagas. Setidaknya beberapa waktu lalu Mursi juga telah mengirim surat pada Shimon Perez, penerima nobel Perdamaian dari Israel yang juga menjabat sebagai Presiden saat ini guna membahas rencana perdamaian Palestina, Israel dan juga Mesir. Sesuatu yang sama juga sebenarnya telah di rintis oleh mendiang Presiden Gus Dur, yaitu mengubah strategi menghadapi Israel dengan cara yang lebih diplomatik. Namun sayangnya sebagian orang tidak mendukung rencana ini, bahkan tak sedikit yang menuduh Gus Dur sebagai agen Zionis.
Terakhir,
Perdamaian tidak akan pernah terwujud jika belum belum kita mengatakan bahwa kita benar dan mereka salah.
Kesejahteraan tidak akan tercapai jika kita masih berpikir primordial dengan mengatakan bahwa kita saja yang halal menikmati ini dan itu, sementara mereka haram.
(Di ramu dari berbagai sumber)
Komandan Gubrak |