Jumat, 29 Juni 2012

Trik Internet Gratis AXIS 1 2 3 Juli 2012

Trik internet gratis AXIS 1 2 3 juli 2012 via pc, hp semua tipe termasuk hp china. Bisa digunakan di aplikasi handler seperti opera mini, bolt, ucweb, mig33. Inilah cara gratisan AXIS di awal bulan juli 2012.

Pengaturan kartu axis
Apn: axis
Proxy: 10.8.3.8
Port: 8080

Pengaturan Opmin Handler
Proxy Type: Host
Proxy Server : 0.facebook.com:1080.server4.operamini.com:80

pencarian gretongan axis:
trik internet gratis Axis via pc 1 juli 2012
internet grais operator AXIS opmin ophand 2 juli 2012
cara internet gratis axis 3 juli 2012

Trik Internet Gratis XL 1 2 3 Juli 2012

Trik internet gratis xl 1 2 3 juli 2012 dengan munggunakan opera mini handler dan modif, serta bisa juga untuk komputer. Cara gratis internet luna settingan gretongan xl.

Set hp kartu xl
APN: www.xlgprs.net
Proxy: 62.109.11.180
Port: 80

Set opmin handler xl
FrontQuery: http://123.Xl.Co.Id/cgi-bin/nphproxy.cgi/010110A/http/217.212.230.34/PZF_ID#6666
Remove Port: centang

artikel selanjutnya:
internet gratis xl ophand 1 juli 2012
trik internet gratis XL pc 2 juli 2012
trik internet gratis xl ucweb mig33 3 juli 2012

Trik Internet Gratis 3 Three 1 2 3 Juli 2012

Trik internet gratis 3 three 1 2 3 juli 2012 terbaru via pc dan opmin handler dengan menggunakan proxy ori standard. Inilah cara gratisan internet kartu 3 three.

apn, proxy dan port: standard

internet gratis 3 di operamini
Proxy Type: HTTP
Proxy Server: internet.three.co.id.opera-turbo.speed.power.net

pencarian di google lainnya:
internet gratis three via opera mini handler 1 juli 2012
trik internet gratis 3 via pc 2 juli 2012
cara internet gratis 3 ucweb bolt mig33

Trik Internet Gratis Telkomsel 1 2 3 Juli 2012

Trik internet gratis telkomsel 1 2 3 juli 2012 tanpa malak untuk hp dan pc. Cara gretongan simpati as kartu facebook via pc dan opera mini handler seperti di bawah trik gratis.

Pengaturan hp
apn: telkomsel
proxy: 136.0.61.151
port: 80

Pengaturan opmin handler opmod
primary server: http://m.google.com
protokol: http


artikel terkait:
internet gratis telkomsel via opmin handler 1 juli 2012
cara internet gratis telkomsel ophand 2 juli 2012
trik internet gratis telkomsel via pc juli 2012
internet gratis telkomsel android blacberry 3 juli 2012

Trik Internet Gratis Indosat 1 2 3 Juli 2012

Trik internet gratis indosat 1 2 3 juli 2012 via opera mini handler dan gretongan isat via pc. Cara gratisan opmin handler dan opmod untuk kartu im3 dan mentari seperti ini.

Set HP
Apn: indosatgprs
Proxy: 111.130.110.114
Port: 80

Set Operamini indosat
Server Http: http://blog.liputan6.co.id.opera-mini.net:80/
Server Socket: socket://kamseupay.djuzz.com.opera-mini.net:1080
Remove port: centang
Proxy type: HTTP
Proxy server: m.facebook.com

pencarian terkait:
trik internet gratis indosat opmin handler 1 juli 2012
internet gratis indosat ophand 2 juli 2012
trik internet gratis indosat via PC 3 juli 2012
cara internet gratis im3 mentari juli 2012

Selasa, 26 Juni 2012

Internet Gratis All Operator 30 Juni 2012

Internet gratis all operator 30 Juni 2012 untuk kartu 3 telkomsel axis xl dan indosat. Gretongan terbaru melalui opera mini handler, opmin modif, bolt handler dan ucweb handler.

Trik internet gratis via opera mini handler
Internet gratis via operamini modif
Cara gratis internet via opmin ophand
Gretongan via bolt dan ucweb handler

Semua trik gratisan all operator lihat di posting sebelumnya untuk three telkomsel indosat xl dan axis.

pencarian terkait:
trik internet gratis INDOSAT 30 juni 2012
trik internet gratis 3 30 juni 2012
trik internet gratis AXIS 30 juni 2012
trik internet gratis TELKOMSEL 30 juni 2012
trik internet gratis XL 30 juni 2012

Internet Gratis Telkomsel Browser HP BH 30 Juni 2012

Internet gratis telkomsel browser hp terbaru 30 juni 2012 dengan menggunakan proxy sakti telkomsel. Dapat dinikmati langsung gratisan operator simpati as dan kartu facebook.

setting gratisan as simpati
apn: telkomsel
Proxy: 216.155.153.105
Port: 80
Masuk ke turbo.facebook.com

cara gratis kartu facebook bh
apn: internet
Proxy: 66.90.79.172
Port: 80
Masuk m.facebook.com

pencarian lain:
trik internet gratis telkomsel BH
internet gratis simpati via browser hp
gretongan telkomsel untuk android dan blackberry
internet gratis kartu telkomsel 30 juni 2012

Senin, 25 Juni 2012

Trik Internet Gratis Indosat PC HP 29 Juni 2012

Trik internet gratis indosat pc hp di bulan juni 2012 tanpa bayar dan bisa download sepuasnya. Inilah cara gratisan kartu im3 dan mentari via pc dan hp.

Trik internet gratis indosat via opmin handler ophand opmod, daftar dulu fb harian.
apn: indosatgprs
proxy: 141.0.11.47
port: 80
setting gratisan ophand 4 5 6 7 29 Juni 2012
pt: http
ps: m.facebook.com

Trik internet gratis im3 mentari via PC menggunakan ispce, ipc 10.170. dengan apn indosatmms, dowload indosat pc.

pencarian terkait:
internet gratis indosat pc
cara gratisan internet im3 operamini
trik internet gratis mentari 29 juni 2012
gretongan indosat juni 2012
internet gratis indosat blackberry android

Minggu, 24 Juni 2012

Trik Internet Gratis XL Via PC Akhir Juni 2012

Trik internet gratis XL via pc terbaru di akhir bulan juni 2012, dapat dinikmati gratisan si luna tanpa malak. Sedot gratisan xl untuk komputer dengan proxomitron dan ispce.

Setting hp:
Apn: www.xlgprs.net
Proxy: 173.254.204.155 atau 173.254.204.204
Port: 80

Pengaturan UCweb Handler
Proxy Type: HTTP
Proxy Server: xlxtra.com/sites/controller.php/xlxtra

Trik internet gratis via pc ispce proxomitron download xl

pencarian terkait:
trik internet gratis xl pc 30 juni 2012
internet gratis xl via ucweb handler
gretongan xl opmin handler 27 juni 2012
cara internet gratis xl opmin handler modif
trik internet gratis luna 28 juni 2012

Sabtu, 23 Juni 2012

Trik Internet Gratis 3 PC 26 Juni 2012

Trik Internet Gratis 3 Three terbaru bulan juni 2012 untuk pc dan aplikasi modif seperti operamini, mig33, nimbuzz, bolt, ucweb. Langsung sedot gretongan teri tanpa malak untuk kartu three.

Setting hp: apn proxy port standard

Set Opera Mini Handler
http dan socket://turbo10.beta.opera-mini.net
pt: httpps: dmg.fb.three.co.id.turbo10.beta.opera-mini.net

Trik Internet Gratis Three 3 PC disini

Pencarian terkait:
internet gratis three 27 juni 2012
trik gratis 3 opmin handler modif
cara gratis three via android blackberry
trik internet gratis 3 via pc
gretongan 3 via bolt ucweb 26 juni 2012

Trik Internet Gratis Telkomsel 28 Juni 2012

Trik internet gratis telkomsel 28 juni 2012 via opmin handler dan pc terbaru sudah dites dan tanpa malak. Inilah gratisan kampret AS dan Simpati untuk ophand, ucweb, ebuddy, mig33 dan komputer.

Trik internet gratis TELKOMSEL via opera mini handler
Apn : telkomsel
Proxy : 010.001.089.130
Port : 8000

Pengaturan Opera Mini Handler
Proxy Type: HTTP
Proxy Server: mini5-1.opera-mini.net
Masuk dulu ke http://freezone.m.google.com

Trik internet gratis telkomsel via pc lihat sumbernya dimari

Pencarian terkait:
internet gratis telkomsel 28 juni 2012
trik gratisan telkomsel via ophand opmin handler modif
cara gratisan telkomsel mig33 ebuddy ucweb
trik internet gratis telkomsel pc juni 2012
gretongan kartu operator as simpati facebook terbaru

Trik Internet Gratis Axis 27 Juni 2012

Trik internet gratis axis juni 2012 via opera mini handler dan via pc dapat langsung disedot cara gratisan ajis untuk bh, operamini, komputer, blackberry dan android.

Trik Internet Gratis AXIS via Opmin OpHand versi 4 5 6 7
apn: axiswap
proxy: 10.8.3.8
port: 8080

setting ophand
pt: host
romove port: centang
ps: 0.facebook.com

Trik Internet Gratis AXIS via PC lihat sumbernya dimari

Pencarian terkait:
trik internet gratis axis 26 juni 2012
internet gratis axis blackberry android
trik gratis ajis opera mini handler modif
cara gratis axis pc 27 juni 2012
internet gratis axis 28 juni 2012

Banowati Selingkuh (Part 5)

Ilustrasi by Badut Semprul

Tidak sulit menemukan Burisrawa di wisma kediamannya di siang hari. Hampir setiap hari adiknya selalu menghabiskan waktu untuk tidur. Hanya untuk keperluan perut dan buang hajat saja Burisrawa terjaga di siang hari. Dan kalau sudah selesai, dia akan kembali pulas dalam mimpi hingga matahari tenggelam. Persis seperti kelelawar atau burung wallet yang banyak bersarang di gua gua di sekitar pantai Mandaraka. Ketika malam tiba, Burisrawa terbangun, dan melakukan aktifitasnya. Bukan tugas tugas yang biasa di berikan oleh ayahnya untuk para nayaka praja. Tapi malamnya Burisrawa lebih banyak di habiskan untuk sekedar hura hura. Berjudi bersama beberapa koleganya yang kebanyakan para pengusaha adalah kegiatan yang jamak di lakukan Burisrawa. Kalau tidak, dia biasanya ngeluyur mencari hiburan malam bersama beberapa pengawalnya. Menenggak minuman keras, berjoget hingga pagi dengan para penari malam dan menghamburkan harta bendanya.

Burisrawa di kenal sangat boros dalam pengeluaran. Jatah dari orangtuanya yang untuk sebulan bisa jadi di tangan Burisrawa hanya bertahan satu minggu. Selanjutnya dia biasanya jual jual property. Berapa banyak harta Burisrawa ludes. Kuda, perhiasan bahkan beberapa pusaka penting pemberian ayahnya sempat di jual Burisrawa. Tak ada yang bisa menghentikan kebiasaan buruk Burisrawa. Di tahan, di siksa sekalipun tak mempan untuk Burisrawa. Begitu dia keluar, dia akan kembali lagi terjerembab ke lembah hitam.

Maka tak heran jika nyaris semua anggota keluarganya tak terlalu menyukai Burisrawa. Apalagi Rukmarata. Kakak beradik ini tak jarang terlibat keributan hanya untuk masalah masalah yang sepele. Begitu juga dengan kakaknya Surtikanti, dia juga sangat membenci Burisrawa. Walaupun tak sedalam Rukmarata. Ayahnya, Prabu Salya cenderung hati hati. Tapi sebenarnya dia juga tak menginginkan kehadiran Burisrawa. Hanya kutukan kakeknya Bagaspati saja yang membuat ayahandanya masih menghargai Burisrawa. Sementara ibu dan kakak sulungnya cenderung netral. Tapi dari semua saudara Burisrawa, hanya Banowatilah yang paling dekat dengan Burisrawa.

Sejak kecil, Banowatilah yang paling banyak membantu ibunya merawat, menjaga dan menemani Burisrawa. Kepada Banowati pula segala persoalan Burisrawa di tumpahkan. Ketika semua orang memandang remeh Burisrawa dan di anggap sebagai ksatria Mandaraka yang gagal dan tak punya masa depan, Banowati biasanya yang meyakinkan Burisrawa untuk tetap optimis menatap hari esok. Ketika semua orang merasa jijik melihat wujud Burisrawa yang setengah raksasa lagi berwajah menyeramkan, Banowati malah menunjukkan diri sebagai teman yang baik bagi Burisrawa. Maka ketika mendengar persoalan yang menimpa kakaknya, Burisrawalah orang yang paling marah.

“Bangsat Rukmarata!!! Anjing tengik!!” maki Burisrawa dengan suara menggelegar dan muka nanar.

“Aku akan sobek sobek mulut busuk jahanam kecil itu!” sumpahnya di hadapan sang kakak.

“Kangmbok tunggu saja di sini” ucap Burisrawa yang kemudian terburu buru memasuki kamarnya dan mengambil sebilah keris pusakanya.

“Apa apaan kamu, Buris…!” teriak Banowati histeris. Seketika ia menghadang langkah Burisrawa yang sepertinya hendak melabrak Rukmarata.

“Minggir kangmbok” pinta Burisrawa sembari mendorong Banowati yang mencoba menghalanginya.

“Heh…dengarkan aku dulu Buris!!” tangan mungil Banowati sontak menarik baju Burisrawa hingga nyaris sobek.

“Jangan halangi Buris kangmbok!” kakak Rukmarata ini tetap gigih.

“Buriiiiisss!!!!” kali ini teriakan Banowati lebih keras dan seperti memaksa.

Akhirnya Burisrawa menghentikan langkahnya dan berbalik menatap ke arah kakaknya dengan penuh tanda tanya.

“Kamu kira dengan menantang Rukmarta semua maslah bakalan selesai ?” cocor Banowati emosi.

“Tapi bangsat itu…”.

“Diam!!!” potong Banowati sembari bola matanya menatap tajam ke mata Burisrawa. Dan seperti seorang anak kecil yang di marahi ibunya, Burisrawa menundukkan wajah.

“Duduk!” perintah Banowati seraya merendahkan intonasi.

Keduanya kemudian kembali lagi ke kursi tamu. Saling berhadapan satu dengan yang lain dan sama sama terdiam untuk beberapa saat lamanya.

“Nanti sore ayahanda kemungkinan akan memanggilku” Banowati membuka suara.

“Kamu harus ikut” pintanya.

“Mbakyu Surtikanti dan Rukmarata pasti ada juga” menarik nafas sejenak, menatap lekat ke arah Burisrawa untuk memastikan bahwa adiknya bisa di ajak kerjasama.

“Kangmbok mau kamu pasang badan”.

Burisrawa mendongak sebentar, tapi kembali menunduk.

“Kamu bilang ke ayah kalau lelaki yang bersamaku malam itu adalah kamu. Bikin aja alasan kita sedang menghibur diri di pantai. Jangan di tambah. Jangan di kurangi. Paham ?”

Burisrawa mengangguk.

“Paham nggak ?’ ulang Banowati.

“Iya iya…” jawab Burisrawa lantang.

Banowati merogoh kantong sebelah kanan, mengambil beberapa keping uang emas lalu menyorongkannya ke depan Burisrawa.

“Ini buat kamu” Banowati menaruh uang itu di atas meja.

“Jangan terlalu boros. Kangmbok sudah nggak punya uang lagi”.

Begitu selesai berkata  itu, banowati kemudian beranjak keluar meninggalkan Burisrawa yang masih tampak seperti orang linglung.

 Usianya masih cukup muda. Sekitar 25 tahunan. Berbadan tegap, berkulit putih kemerahan, berhidung mancung dan berjenggot kemerahan sepanjang satu jengkal. Mengenakan pakaian serba putih, memakai tongkat yang terbuat dari rotan dan berkalungkan tasbih kayu cendana di lehernya. Dialah Wasi Jaladara atau Resi Jaladara. Pertapa sakti yang bersemayam di puncak Argayosa. Sebuah gunung yang terletak di sebelah timur Negara Mandura. Jika di lihat dari Mandaraka, gunung Argayosa berada di sebelah barat Mandaraka. Di kenal sebagai piramida alami yang sangat angker dan di keramatkan. Setinggi 5000 meter di atas permukaan laut dengan puncak yang lancip dan selalu di bayangi kabut tebal.

Tidak banyak yang mengetahui siapa sebenarnya Wasi Jaladara sesungguhnya. Penduduk di sekitar kaki gunung Argayosa mengenalnya sebagai brahmana muda yang baik hati, suka menolong, pandai bercocok tanam, ahli pengobatan dan pintar meramal. Kendati usianya masih sangat muda, Wasi Jaladara tokoh yang di tuakan di kalangan penduduk sekitar kaki Gunung Argayosa. Tidak seperti kebanyakan pertapa lain yang gemar menyendiri dan berusaha menjauhi keramaian, Wasi Jaladara justru berlaku sebaliknya. Dia rajin berkeliling dari kampung ke kampung demi melayani masyarakat. Hanya sesekali ia kembali ke pertapaan. Biasanya setiap malam Jum’at ia  berdiam diri di puncak Argayosa. Sementara hari hari yang lain ia habiskan bersama masyarakat.

Di bawah bimbingan Wasi Jaladara, kehidupan masyarakat kaki gunung Argayosa yang awalnya miskin, terbelakang dan jauh dari perhatian pemerintah, kini menggeliat dan berkembang menjadi kawasan yang cukup makmur. Dulu masyarakat kaki gunung Argayosa hanya bisa menikmati hasil panen dua kali selama setahun. Itupun kadang sering gagal jika air  dari langit turun tak menentu. Berkat kehebatan Wasi Jaladara dalam membangun system irigasi dan cara mengolah tanah yang lebih modernlah sejak itu penduduk kaki gunung bisa menikmati panen tiga kali setahun. Maka tak heran jika para penduduk menjulukinya Sanghyang Basuki. Dewa kemakmuran. Dan memang begitulah adanya. Wasi Jaladara adalah titisan dari Dewa Basuki.

Nama asli dari Wasi Jaladara adalah Kakrasana. Dia adalah putra sulung Prabu Basudewa dari pernikahannya dengan Dewi Mahindra. Konon Prabu Basudewa memiliki 3 orang istri, yaitu Dewi Mahindra, Dewi Badrahini dan Dewi Mahira. Dari Mahindra terlahir Kakrasana dan Narayana, dari Badrahini melahirkan Rara Ireng, kemudian dari Mahira lahirlah Kangsa. Tapi jika di runut dari sejarah, Kangsa sebenarnya bukanlah anak dari Basudewa. Adalah ulah Prabu Gorawangsa dari Kerajaan Goagra yang membuat Mahira melahirkan Kangsa. Di ceritakan ketika itu Prabu Basudewa sedang berburu di hutan bersama pengikutnya dengan meninggalkan istri istrinya di istana. Prabu Gorawangsa yang mengetahui Basudewa sedang berburu di hutan dan telah lama memendam rasa cinta terhadap Mahira kemudian menyusup ke istana Mandura dengan menyamar sebagai Basudewa. Gorawangsa yang menyamar sebagai Basudewa ini kemudian meniduri Mahira hingga hamil dan nantinya melahirkan Kangsa. Sepulang dari berburu dan mengetahui bahwa istrinya telah hamil, marahlah Basudewa. Mahira kemudian di hukum dengan cara di buang ke hutan. Di hutan, Dewi Mahira bertemu dengan Suratimantra yang menjaganya hingga ia melahirkan anak berwujud raksasa dan di beri nama Kangsa. Kangsa kemudian di asuh oleh Suratimantra hingga dewasa. Setelah dewasa, Suratimantra mengajak Kangsa ke Mandura demi menemui Basudewa. Prabu Basudewa yang merasa bersalah telah membuang Mahira kemudian berkenan menganugerahi Kangsa sebuah tanah perdikan bernama Sengkapura. Sejak itu Kangsa di angkat sebagai Prabu Anom di Sengkapura.

Dari sinilah kemudian timbul masalah. Kangsa yang merasa paling hebat di antara putra putri Basudewa berhasrat untuk merebut tahta Mandura yang sebenarnya menjadi hak Kakrasana. Tidak hanya itu, Kangsa yang mendapat bujukan dari Suratimantra mengancam akan membunuh semua anak Basudewa jika ia tidak di angkat sebagai putra mahkota Mandura. Mendapat ancaman dari Kangsa dan merasa khawatir akan keselamatan putra putrinya, Basudewa kemudian meminta kepada abdi dalemnya Kyai Antagopa dan Nyai Sagopi untuk menyembunyikan anak anaknya dari incaran Kangsa. Ketiga anak Basudewa kemudian di bawa ke Widarakandang dan di didik oleh Kyai Antagopa bersama dengan kedua anak Kyai Antagopa sendiri yaitu Udawa dan Larasati (istri pertama Permadi). Tapi sesuai tabiatnya yang suka berkelana mencari pengalaman, baik Narayana maupun Kakrasana lebih banyak mengembara entah kemana daripada berdiam diri di Widarakandang. Selain itu tindakan ini juga untuk menghindari ancaman Kangsa yang terus menerus menginginkan kematian mereka.


Bersambung

oleh: Ki Dainx Dalang Gubrak

Jumat, 22 Juni 2012

Banowati Selingkuh (Part 4)

“Rukmarata memberitahukan semuanya pada ayahanda. Siap siap aja nanti di panggil ayah!!” begitu selesai mengucapkan itu, Surtikanthi ngeloyor keluar kamar meninggalkan adiknya yang dongkol bukan main.

“Darimana ?” tanya Surtikanti yang entah kapan datangnya sudah duduk dengan muka masam di atas ranjang kamar Banowati.

Surtikanti adalah anak kedua dari 5 bersaudara putra putri Salya. Seperti yang kita tahu, Prabu Salya memiliki 5 anak dari perkawinannya dengan Pujawati. 3 perempuan, yakni, Dewi Herawati, Dewi Surtikanti dan Dewi Banowati. Serta 2 putra yaitu Arya Burisrawa dan Bambang Rukmarata. Hampir sama dengan Banowati, Surtikanti juga memiliki wajah yang cantik dengan kulit kuning langsat. Yang membedakan hanyalah aksesoris yang melekat di tubuh Surtikanti. Putri kedua Prabu Salya ini lebih pesolek dengan bedak menor dan gincu mengkilap kemerahan di bibirnya. Perangainya keras, otoriter , mudah tersinggung dan pemarah.

“Dari pantai” jawab Banowati sambil mendudukkan bokongnya di kursi kecil depan meja hias.

“Tumben…” kali ini nada suara Surtikanti terdengar ketus.

“Sama siapa ?”.

“Sendiri” tangannya yang mungil meraih sisir perak di atas meja.

“Jangan bohong!!!” setengah membentak.

“Siapa yang bohong…” kelit Banowati sibuk menyisir rambutnya.

“Seisi istana sudah tahu kok “.

Banowati diam sejenak. Menaruh sisirnya pelan pelan lalu memutar tubuhnya.

“Tahu apa ?” tanya Banowati pura pura tidak tahu.

Kakak kandung Banowati yang umurnya hanya terpaut dua tahun dari adiknya ini berdiri mendekat.

“Rukmarata memberitahukan semuanya pada ayahanda. Siap siap aja nanti di panggil ayah!!” begitu selesai mengucapkan itu, Surtikanthi ngeloyor keluar kamar meninggalkan adiknya yang dongkol bukan main.

Brengsek !!!.

Banowati menghentakkan kakinya ke tanah. Kesal, marah dan khawatir. Banowati tahu persis bagaimana watak ayahandanya. Keras, arogan dan sangat protektif terhadap anak anaknya terutama anak anak perempuan. Banyak aturan yang harus dia dan kakak kakaknya taati dari ayahandanya. Misalnya, keluar keputren harus di kawal, tidak boleh sembarangan bergaul dengan lelaki, tidak boleh keluar malam dan lain sebagainya. Maka tak heran hingga menginjak dewasa, ketiga putri Salya susah sekali mendapatkan pasangan kendati mereka semua terkenal akan kecantikannya. Berapa banyak pria yang berusaha mendekati mereka, tapi harus menelan kekecewaan karena ayahandanya tidak memberikan persetujuan. Bahkan ayahandanya tak segan segan menghukum siapa saja pria yang berani terlalu jauh bergaul dengan putri putrinya. Perlakuan seperti ini yang kadangkala membuat Banowati dan kakak kakaknya merasa bosan di istana. Mereka tak ubahnya burung nuri di sangkar emas. Menikmati segala fasilitas yang belum tentu di dapat dari wanita kebanyakan, akan tetapi tidak punya kebebasan. Dalam hal jodoh, ketiganya sama sekali tidak di perkenankan memilih selain hanya menerima saja apa yang menjadi pilihan orang tuanya. Apa yang menimpa Herawati sejatinya juga di sebabkan oleh sikap Prabu Salya yang menjodohkan putrinya tanpa meminta pendapat terlebih dahulu dengan yang bersangkutan.

Sebelum di jodohkan dengan Prabu Suyudana, diam diam tanpa sepengetahuan orang lain Herawati sebenarnya telah menjalin hubungan percintaan dengan pria pilihan hatinya. Adalah seorang pria asal Kerajaan Tirtakandasan, sebuah wilayah pulau yang terletak di tengan lautan nun jauh di timur Laut Mandaraka bernama Raden Kartawiyaga, putra Raja Tirtakandasan yang  membuat Herawati jatuh hati. Perkenalan mereka di awali ketika Mandaraka mengadakan pesta larung sesaji di lautan Mandaraka di mana Kartawiyaga berlaku sebagai tamu Mandaraka. Dari perkenalan itu tumbuhlah benih benih cinta mereka berdua. Setiap ada acara yang melibatkan tamu tamu mancanegara, Kartawiyaga selalu hadir mewakili Kerajaan Tirtakandasan. Dan kesempatan itu di manfaatkan betul oleh Kartawiyaga dan Herawati untuk memadu kasih. Tentu saja itu di lakukan dengan diam diam. Tidak sulit bagi Kartawiyaga untuk menyusup ke keputren Mandaraka kendati di jaga ketat sekalipun karena ia memiliki ajian Panglimunan yang jika di terapkan, mata biasa tak mampu melihatnya. Sempat suatu kali Herawati melalui ibunya berusaha merayu Prabu Salya untuk menjodohkan dia dengan Kartawiyaga. Namun di tolak oleh Prabu Salya dengan alasan bahwa Kartawiyaga berasal dari bangsa raksasa.

Sebuah bangsa yang di anggap oleh kebanyakan orang sebagai bangsa yang terbelakang, kampungan dan tak berpendidikan.

Penolakan ini tak ayal membuat Herawati dan Kartawiyaga merasa tidak di hargai. Apalagi di tambah ketika akhirnya mereka tahu bahwa ternyata Prabu Salya telah memilihkan jodoh yang lain buat Herawati, makin pupuslah harapan mereka membina hidup bersama. Dan di dalam kegalauan hati yang tiada kira, sehari menjelang kedatangan Prabu Suyudana yang merupakan pria pilihan orang tuanya, Herawati dengan di bantu Kartawiyaga akhirnya kabur dari istana Mandaraka.

“Limbuuuukkkk….!” teriaknya.

Seorang wanita berbadan gemuk dengan muka bulat, hidung pesek tergopoh gopoh masuk ke kamar Banowati.

“Ada apa ndoro putri ?”.

“Kenapa Rukmarata sampai tahu ?!!” bentak Banowati kesal.

“Saya nggak tahu, ndoro” Limbuk ketakutan.

“Ahhh…khan hanya kita yang tahu soal ini ?”.

“Bener ndoro putri. Limbuk nggak tahu…” pucat pasi Limbuk di omeli Banowati.

Banowati memejamkan mata. Bayang bayang ayahnya yang marah besar sembari memerintahkan para punggawa keraton menangkap Permadi menari nari di pelupuk matanya. Apa yang harus ia katakan pada orang tuanya. Haruskah ia jujur kepada mereka bahwa yang ia temui di pantai adalah raden Permadi yang masih terhitung keponakan ayahnya ?. Oh tidak mungkin. Ini tentu akan mencoreng reputasi Permadi di hadapan ayahandanya.

Boleh jadi ayahnya akan berubah sikap begitu mengetahui bahwa pria yang menemuinya di pantai Mandaraka adalah salah satu ksatria Pandawa. Tapi melihat situasi yang terjadi akhir akhir ini dimana ayahnya sedang membangun aliansi politik dengan Hastinapura, belum tentu juga ayahandanya akan bersikap lunak terhadap Permadi. Bagaimanapun semua anak anak Salya tahu persis seperti apa karakter ayah mereka. Prabu Salya adalah sosok ambisius yang demi meraih cita citanya tak segan melakukan tindakan yang bisa jadi harus mengorbankan orang sekitar, kerabat atau bahkan keluarganya. Apa yang diceritakan ibunya, Pujawati tentang kematian sang kakek Begawan Bagaspati cukup memberi gambaran bagaimana ambisiusnya seorang Salya. Maka, mengatakan terus terang bahwa pria asing yang ia temui adalah Raden Permadi bukanlah solusi tepat.

Tapi untuk mengatakan bahwa yang ia temui bukan Permadi juga serba sulit. Bagaimana jika Rukmarata ternyata mengenal Raden Permadi ?. Mungkin saja Rukmarata telah mengintai sejak awal dan melihat pertarungan Permadi dan Aswatama. Mungkin juga Rukmarata di beritahu Aswatama atau malahan keduanya terlibat kerjasama memergoki mereka ?.

Ya Tuhan…! Apa yang harus aku lakukan ? keluh Banowati dalam hati.

Beberapa saat lamanya putri ke tiga Prabu Salya ini seperti kehilangan otaknya. Buntu, menembus tembok dan gelap gulita. Dia mungkin tak akan menyesali pertemuannya dengan lelaki yang telah membuatnya terpesona. Dia barangkali juga merasa tersanjung telah mengenal lelaki tampan yang banyak di rebutkan para wanita. Kesedihannya bukan karena ia mengenal Permadi, bukan karena telah menemui pria Madukara itu. Tapi kesedihannnya justru kekhawatiran akan nasib yang bakalan menimpa Raden Permadi.

Burisrawa….!

Tiba tiba bibir Banowati menyerukan sebuah nama. Air mukanya mendadak berseri seolah menemukan ide cemerlang demi menyelamatkan Permadi.

Ya. Burisrawa.

Aku harus menemuinya. Siapa lagi yang paling bisa di ajak kerjasama selain adiknya itu ?.

Tanpa menunggu lama, Banowati segera bergegas menuju kediaman Arya Burisrawa yang jaraknya hanya di batasi tembok pemisah setinggi 2 meter antara ksatrian dan keputren.




Bersambung .......

Oleh : Ki Dainx Dalang Gubrak

Kamis, 14 Juni 2012

Tips Menulis Ala Gubraker

Tidak ada yang istimewa dalam menulis. Kata Nasrudin, sobat Gubraker asal Yogyakarta yang juga seorang editor penerbit terkenal Jalasutra. Menulis sama saja dengan berbicara. Bedanya, ucapan itu disampaikan tidak dengan menggunakan lisan dan tampil dalam bentuk citra audio, melainkan dengan abjad yang ditata sedemikian rupa dan sampai kepada audiens dalam bentuk citra visual.

Cukup sederhana,bukan ?
Menurut penulis buku Fikih for Teens ini ada beberapa tips ringan yang insya Allah membantu anda menjadi seorang yang penulis berbakat.

Silahkan, di simak...!


#1

Mas, artikel atau tulisan yang baik itu seperti apa sih?

Pengen tahu?. Sederhana saja caranya. Berikan tulisan itu kepada kawanmu. Lalu, tanyakan pada kawanmu itu, “Tulisan ini berkata tentang apa?” Jika kawanmu itu bisa menjawabnya dengan cepat; jawabannya tidak lebih dari satu kalimat; jawaban itu juga sesuai dengan maksudmu membuat tulisan itu; maka tulisan itu cukup layak untuk disebut sebagai tulisan.


#2

Apa yang istimewa dari kegiatan menulis?

Tidak ada. Menulis tak ubahnya berbicara. Bedanya, ucapan itu disampaikan tidak dengan menggunakan lisan dan tampil dalam bentuk citra audio, melainkan dengan abjad yang ditata sedemikian rupa dan sampai kepada audiens dalam bentuk citra visual. Sesederhana itu. Jika demikian, masih ada alasan bahwa menulis itu sulit?

 
#3

“Mas, gimana memulai membuat tulisan? Awalnya sih banyak yang pengen dituliskan, tapi pas di depan komputer kok jadi susah begini ya?”, tanya seorang sahabat.

Hal semacam ini banyak dijumpai oleh kawan-kawan, baik yang baru belajar menulis, maupun yang cukup senior.

Ada tips sederhana untuk mengatasinya. Sebagai langkah awal, tanyakan pada diri Anda, “Saya mau menulis tentang apa?” Nah, segera tuliskan jawaban yang pertama kali muncul dari pikiran Anda. Selepas itu, selesaikan tulisan Anda. Kurang puas dengan hasil tulisan yang masih kacau? Edit saja sesukanya. Gampang ‘kan?



#4

"Mas, cara nulis artikel tentang politik, budaya, dst, gimana? 'Kan beda sama tulisan fiksi?" seorang sahabat bertanya.

Begitu ya? Menulis nonfiksi itu cukup mudah.
Pertama, tanya diri Anda, “Saya mau nulis apa?”.
Kedua, “Apa yang belum Anda ketahui tentang tema yang akan Anda tulis?”
Ketiga, kumpulkan informasi sebanyaknya, pahami, catat hal-hal penting.
Terakhir, menulislah.

Gampang, 'kan? karena yang Anda tulis ada dalam realita.



#5

Semalam saya nimbrung di area diskusi SPS (Studio Pertunjukan Sastra [Taman Budaya Yogyakarta), dalam rangka peluncuran Dokumentasi 70 Puisi Hary Leo AER, Menggambar Angin. Pembicaranya Prof. Suminto A. Suyuti, penyair yang juga guru besar FBS UNY.

Saya tanya, bagaimana menulis puisi yang baik. Kata Suminto, menulis puisi itu merumahkan kata. Tidak semua hal bisa masuk rumah, juga kata. Tidak semua perabot bisa dipajang di ruang tamu, juga kata. Tidak semua hal asyik jika ditaruh di kamar tidur, juga kata. Begitulah puisi.

#6

Tempo waktu kita belajar menulis dengan teori “nulis saja”. Setelah menulis, sekarang belajar mengedit. Hal terpenting dalam mengedit adalah: pisahkan diri Anda dari teks yang Anda edit. Anggap saja itu karya orang lain yang entah siapa.

Sekarang, Anda adalah hakim yang adil atas tulisan itu. Nah, ketika menemukan logika yang kacau, segera perbaiki. Ada kalimat yang bertele-tele, pangkas saja. Mendapati kata rancu, ganti yang pas. Lihat keseleo ketik, langsung koreksi. Harus tegas.

Oya, ini satu tips langka.

Sebuah artikel biasanya akan lebih efektif ketika paragraf pertama atau terakhirnya dibuang. Mengapa? Pada paragraf pertama, penulis sedang pemanasan. Dan di paragraf akhir, biasanya penulis sudah kehabisan energi. Tegasnya, pada dua titik itu biasanya penulis lengah. Jika begini, pangkas saja kepala dan ekor tulisan. Sisakan yang kuat dan efektif.



#7

Tulislah apa yang paling engkau tahu, yang paling dekat, dan --terutama-- yang paling engkau sukai. Engkau akan total dan menikmati dalam menulis. Dalam diam, tulisan itu akan menuntunmu untuk bereksplorasi semakin dalam pada topik yang engkau sukai. Diam-diam tulisan itu akan membuatmu "menjadi" dalam skill menulis sekaligus penguasaan akan topik tersebut.



#8

Melanjutkan Tips Menulis #7, maka memaksakan diri untuk menulis hal yang jauh, asing, dan tak diketahui adalah sia-sia belaka. Tulisan adalah representasi pengetahuan-diri, bagaimana mungkin seseorang bisa mengekspresi-representasikan sesuatu yang tak ia ketahui. Karena bahkan imaji fiktif sekalipun perlu pengetahuan agar ia bisa mengada, agar 'tampak' benar-benar real, agar masuk akal, agar setidaknya enak dibaca.


Fiksi dan nonfiksi memiliki satu kesamaan dalam efeknya pada pembaca, sepanjang keduanya logis-masuk akal. Menghadapi keduanya, nalar pembaca akan mengekstraksi segala pengetahuan yang dibacanya itu, baik fiksi maupun nonfiksi untuk diinternalisasikan ke dalam dirinya, tentu, dengan kapasitas yang berbeda pada setiap personnya.

Dalam fiksi, orang cenderung bersikap terbuka dan menurunkan derajat kritisnya. Berbeda misalnya, ketika seorang pembaca disodori teks nonfiksi, dimana pembaca cenderung kritis. Kita akan banyak bertanya: Apa betul ini pernah terjadi? Seberapa akurat datanya? dan seterusnya.

Namun di sisi lain, banyak teks fiksi yang dengan bangga memasang tagline "Diangkat dari Kisah Nyata" atau "Berdasarkan Kisah Nyata". Dan para pembaca cenderung terpikat dengan tagline tersebut. Apakah para pembaca tertarik pada buku semacam ini hanya untuk memenuhi hasrat penasaran mereka? Ataukah para pembaca sengaja menumpulkan kritisismenya pada teks tersebut, dan cenderung bergeser menjadi semata-mata penikmat? Atau ?.

Selasa, 12 Juni 2012

Banowati Selingkuh (Part 3)

Menggelegak darah Aswatama mendengar ucapan ucapan bernada mengejek Banowati. Lumer sudah rasa simpati dan kekagumannya pada anak Prabu Salya ini. Berganti dengan perasaan benci tiada tara.

“Iya...!. Aswatama hanyalah anak padepokan Sokalima yang berkasta rendahan, berwajah jelek dan tidak layak menjadi pengawal istana Mandaraka”.

Habis sudah kesabaran Aswatama.

“Aku tidak akan melaporkan kasus ini pada Prabu Salya. Tapi ingat baik baik. Aswatama tidak akan pernah membiarkanmu mendapatkan apapun yang kamu inginkan!!” ancam Aswatama lalu melompat mendekati Banowati.

 Sekedar menakut nakuti atau ada hal lain yang membuat Aswatama harus mengeluarkan senjata pamungkasnya. Brahmastra. Senjata nan mematikan anugerah Dewa Brahma. Yang jika melesat dari busurnya, segala sesuatu yang di lewatinya akan terbakar. Jika  melintasi samudera, menjadi mendidihlah air samudera. Bahkan pengaruh suara desingan peluru Brahmastra yang bergemuruh memekakkan telinga sanggup menggugurkan setiap janin yang terkandung dalam rahim ibu hamil. Permadi sendiri sejatinya juga di karuniai senjata jenis peluru kendali ini oleh Dewa Brahma. Dan bisa saja ia mencabutnya untuk melawan Brahmastra milik Aswatama. Akan tetapi, sepertinya adu kuat dua Brahmastra bukanlah penyelesaian yang bijak. Bukan saja akibat yang akan di timbulkan jika kedua senjata sejenis ini beradu, tetapi menurut petuah Brahma, senjata ini hanya bisa di keluarkan sekali saja. Sungguh tidak sebanding dengan kesalahpahaman yang sangat sepele ini. Brahmastra seharusnya tidak di gunakan sembarangan. Hanya karena keterpaksaan saja senjata ini layak di gunakan. Alasan lain, tentu saja karena Aswatama adalah anak kesayangan dari guru Durna yang sangat ia hormati. Jika Guru Durna tahu, ia membunuh Aswatama, tentu akibat yang akan di timbulkan tidaklah kecil. Durna akan mengutuk Permadi, menganggapnya sebagai murid yang murtad. Dan yang paling mengkhawatirkan, kematian Aswatama bisa mempercepat terjadinya perang baratayuda antara Pandawa dan Kurawa. Ini yang paling tidak di inginkan. Bagaimanapun, posisi Amarta sebagai negara baru masih teramat lemah. Belum saatnya membuat perhitungan dengan Hastina.

Maka, jalan satu satunya menyelesaikan sengketa ini adalah memberitahu Aswatama sebelum ia melepaskan senjatanya. Bahwa musuh yang dia hadapi adalah saudara seperguruannya. Ya…!. Itu cara terbaik…

Perlahan Permadi menarik nafas, membuka penutup mukanya lalu berjalan perlahan mendekati Aswatama.

“Tahan amarahmu, Aswatama !!” teriak Permadi pada Aswatama.

“Aku Permadi putra Pandu !”.

“Permadi ?” Aswatama terkejut. Tapi masih belum mau percaya begitu saja.

“Raden Permadi bukan orang yang begitu pengecut menculik putri pamannya !” sanggah Aswatama.

Hem…! Jadi inikah yang melatar belakangi kenapa Aswatama begitu bernafsu membunuhnya ?. pikir Permadi. Pantas saja dia nekat mengeluarkan senjata pamungkasnya.

“Turunkan senjatamu, Aswatama. Dan lihat baik baik siapa aku !” ucap Permadi seraya menghentikan langkah tepat dua meter di hadapan sang Aswatama. Cahaya Brahmstra yang kemerahan menerpa tubuh Permadi, dan menjadi nampak jelaslah bagi Aswatama siapa yang ia hadapi.

“Oh….Permadi…?” kata Aswatama sedikit gugup.

“Kenapa tidak ngomong dari tadi ?” putra Begawan Durna itu perlahan mengendurkan tali busurnya dan dengan sedikit mantra, Brahmastra di tangannya mendadak lenyap.

“Maafkan saya, kakang Aswatama” Permadi merendahkan suaranya.

Aswatama mengangguk anggukkan kepalanya.

“Tapi kenapa mesti membawa Dewi Banowati keluar dari keputren Mandaraka ?” tanya Aswatama merasa di atas angin.

“Bukan membawa. Tapi ?”

“Ahhh….kamu ini ksatria terhormat Permadi” potong Aswatama. “Apa tidak ada cara lain selain bertemu perempuan di tempat sepi seperti ini ?”.

“Gunakan otakmu Permadi…!” setengah meledek.

“Kalau Prabu Salya tahu, apakah kamu bisa lolos dari hukuman beliau ?”

Permadi menggerutu dalam hati. Berani benar Aswatama menakut nakutinya. Di depan Banowati pula.

“Ooh…. kamu yang namanya Aswatama ?”

Tiba tiba dari arah belakang Permadi, datang sosok wanita beraroma melati yang langsung saja menghardik Aswatama.

“Saya Aswatama” jawab Aswatama sembari menatap ke arah sosok perempuan di depannya. Sejenak Aswatama terperangah menyaksikan sosok cantik yang walau terlihat samar di bawah terang rembulan di pagi itu.

Cantik….!. hampir saja Aswatama tak bisa menahan ucapannya. Ini pertama kalinya Aswatama melihat langsung Banowati, karena selama ini ia hanya bisa menyaksikan kecantikan putri Mandaraka ini dari lukisan. Itupun karena sebuah tugas yang di berikan Prabu Suyudana beberapa hari lalu untuk membantu mengamankan istana Mandaraka. Terutama mengamankan putra putri Prabu Salya dari gangguan penculik. Jika tidak, belum tentu Aswatama berkesempatan mengenal lebih dekat perempuan paling cantik di Mandaraka ini.

“Kamu bukan orang Mandaraka. Kenapa ikut campur urusan kami ?” tuding Banowati sinis.

“Saya….saya… di tugaskan oleh Prabu Duryudana”  sang Aswatama membela diri.

“Oh…begitu ?” ejek Banowati ketus bukan main.

“Raden Arjuna ini tamuku” sembari menatap nanar pada Aswatama sementara telunjuknya mengarah pada Arjuna. “Aku mau menemuinya di mana saja terserah aku…”.

Pucat sudah mimik Aswatama. Pemuda Sokalima ini sama sekali tak menduga perempuan molek ini bisa begitu galak terhadapnya. Seolah dirinya bukan lagi pria terhormat putra kesayangan Guru para keturunan Kuru.

“Apa ?” Banowati makin beringas menantang, “mau melaporkan ke ayahanda ?. Mau cari muka ?. Memangnya kamu siapa ?. Ksatria, bukan ?”.

“Lihat wajahmu. Apa pantas kamu mengawal keputren Mandaraka ?. Katakan pada majikanmu, Banowati tidak sudi menerima budi baik pertolongannya!”.

Menggelegak darah Aswatama mendengar ucapan ucapan bernada mengejek Banowati. Lumer sudah rasa simpati dan kekagumannya pada anak Prabu Salya ini. Berganti dengan perasaan benci tiada tara.

“Iya...!. Aswatama hanyalah anak padepokan Sokalima yang berkasta rendahan, berwajah jelek dan tidak layak menjadi pengawal istana Mandaraka”.

Habis sudah kesabaran Aswatama.

“Aku tidak akan melaporkan kasus ini pada Prabu Salya. Tapi ingat baik baik. Aswatama tidak akan pernah membiarkanmu mendapatkan apapun yang kamu inginkan!!” ancam Aswatama lalu melompat mendekati Banowati.

“Carilah pendamping yang bisa menjamin keselamatanmu, agar mulutmu yang beracun itu tidak aku bungkam selama lamanya” bisik Aswatama serius.

“Anak anak!!!. Kita pulang ke Sokalima !!!” komando sang Aswatama kepada para pengikutnya.

Dengan langkah tertatih tatih, belasan pengikut Aswatama berlalu dari hadapan Arjuna dan Banowati. Sejenak kemudian mereka telah menghilang di balik kabut tipis pagi itu.

Kokok ayam bertalu talu, pertanda sang surya terbangun dan menjalankan tugasnya menghangatkan mayapada. Permadi mendekati Banowati yang masih berdiri mematung. Ada rasa tak percaya dalam diri Arjuna. Pembelaan Banowati di depan Aswatama sungguh membuatnya bertanya tanya. Apa gerangan yang membuat putri Prabu Salya itu sedemikian beraninya menghardik dan menghina Aswatama. Apa pentingnya membela pria yang baru di kenalnya beberapa saat yang lalu ?.

“Maafkan aku dinda” Permadi lirih.

Banowati terdiam. Ancaman Aswatama terngiang ngiang di telinganya. Jengkel, marah dan rasa benci menyusup di hatinya. Pemuda Sokalima itu sepertinya tidak main main.

“Dia mau membunuhku” rengek Banowati.

Permadi terhenyak. Tapi cepat cepat ia berusaha untuk tidak ikutan panik.

“Dia mengatakan itu ?”.

Banowati mengangguk.

Permadi menarik nafas dalam dalam, tangannya yang kekar meraih pundak Banowati. Memeluknya erat. Seakan tak ingin tubuh harum nan gemulai itu pergi darinya. Sementara Banowati hanya bisa terdiam tak berdaya. Entah mengapa pria yang baru tadi di kenalnya ini begitu mempesona hatinya. Sikapnya, caranya berbicara dan aksinya menghalau para pengikut Aswatama sungguh membuat Banowati terjerembab ke dalam perasaan yang ia sendiri tak bisa menerka apakah gerangan artinya.

“Aku takut…” ucap Banowati.

“Tenang dinda “hibur Permadi.

“Aswatama tidak akan berani mengganggumu. Dia memang biasa mengancam. Aku mengenal betul siapa Aswatama”.

“Tapi sepertinya dia serius, raden” ragu.

Permadi meraih pundak Banowati. Mengelus rambutnya, seakan ingin meyakinkan pada Banowati bahwa tidak akan terjadi apa apa padanya. Matanya yang tajam menatap hangat bola mata Banowati.

“Selama aku masih hidup, aku bersumpah akan melindungimu selamanya” janji Permadi.

Lega hati Banowati mendengar apa yang di ucapkan pria di hadapannya.

Rona merah menyeruak di ufuk timur. Pertanda sang surya sebentar lagi akan menampakkan kehangatannya. Angin semilir menerpa pepohonan nyiur. Membuat dedaunannya menari nari indah menyambut datangnya pagi.

“Raden..” ucap Banowati melepaskan diri dari pelukan Permadi.

“Ya….”.

“Lupa ya ?” tanya Banowati.

“Apa ?” Permadi tak mengerti.

“Iiiiihhhh….raden gitu deh..!” rajuk Banowati manja.

“Iya….apa …?”.

“Tuh khan…..”.

Permadikebingungan.

“Katakan dulu lupa apanya ?”.

“Huuuuuuhhhhh”

  

Sebuah cubitan kecil mendarat di tangan Permadi. Ksatria Madukara itu menyeringai kesakitan.

“Kemarin bilang sama mas Gareng apa ?”.

“Ehmmmm…..bilang apa ya ?” menggaruk garuk kepala.

“Katanya mau ngajak dinda melihat matahari terbit ?” Banowati mengingatkan.

“Ohhhh iya……”

Permadi tersadar. Di raihnya tangan Banowati. Kemudian keduanya berlarian menuju ke tempat di mana pertama kali tadi mereka bertemu. Sebuah batu besar yang di bawahnya ombak laut menderu deru menghantam dan memercikkan butiran butiran bening ke atas.

Bagaimana kisah Banowati dan Permadi selanjutnya ?
Ikuti terus Wayang Gaul Gubrak di seri selanjutnya.
Aja klalen ya....


oleh : Ki Dainx Dalang Gubrak

Minggu, 10 Juni 2012

Banowati Selingkuh (Part 2)

“Lepaskan Banowati, sebelum Brahmastra mencabut nyawamu, bedebah !!!!”

Kali ini si penyerang melompat mundur, mencabut busur panahnya sembari komat kamit merapalkan ajian.

Aswatama !!! pekik Arjuna segera mengenali musuhnya.

Malam belum beranjak. Semilir angin laut di iringi deburan ombak menyapu pantai Mandaraka. Membawa hawa dingin nan menyengat menusuk setiap pori pori. Samar samar di bawah payung cahaya rembulan sesosok manusia duduk bersila dengan gagah di atas batu karang di tepian pantai. Gemericik ombak yang menghantam karang dan menimbulkan luapan butiran butiran air sesekali melenting dan mengguyur badannya. Tak ada reaksi. Bahkan tak ada usaha untuk menghindari cipratan butir bening yang kian lama membasahi pakaiannya. Posisi duduknya tetap sempurna, seolah menantang cuaca dingin nan menyengat. Dialah Panengah Pandawa, pewaris kekuatan Dewa Indra. Juga perwujudan dari awatara Dewa Wisnu yang menjelma di dunia. Raden Permadi.



Bagi putra Kunti ini, duduk bersemedi semalam suntuk tanpa merasa kantuk bukan sesuatu yang sulit. Sejak kecil ia gemar sekali bertapa dan menyendiri di tempat tempat sepi demi mengasah kemampuan batinnya. Konon dalam sebuah semedinya di gunung Indrakila, para bidadari yang di pimpin ratu kecantikan surga Dewi Supraba sempat di buat jengkel oleh keteguhan Permadi dalam bertapa. Segala cara telah ia lakukan, termasuk melepas semua pakaiannya agar Arjuna membatalkan tapa bratanya. Tapi usaha Supraba tampak sia sia, sehingga dia harus kembali menghadap Dewa Indra untuk melaporkan kegagalannya menggoda Permadi. Dewa Indra kemudian turun ke Indrakila dan menganugerahi senjata senjata sakti yang membuat Permadi tak terkalahkan. Permadi juga di warisi sifat sifat Indra, sang Dewa Perang. Kelak di perang Baratayuda, Permadi menjadi salah satu ujung tombak Amarta dan menjadi ksatria unggul yang tak pernah kalah karena selalu di naungi anugrah Indra.

                

“Raden…”


Sebuah panggilan lirih menyeruak masuk di telinga sang Dananjaya. Terdengar sangat merdu dengan intonasi lembut dan menggoda.


Inikah Banowati ?. Pikir Arjuna menerka.


Oh….

Kenapa hatiku mendadak terguncang ?

Kenapa persendianku seolah luruh tak berdaya ?

Di mana ?

Di mana kekuatanku…


Hati Permadi seolah kecut. Batinnya meradang. Ingin ia bertahan dalam kesenyapannya dan bertingkah seolah tak peduli dengan suara itu. Tapi suara itu terus saja merayap menyusuri setiap inci tubuhnya. Membelai hangat kulitnya dan mendobrak sanubarinya. Membuat Permadi nyaris pingsan oleh kekuatan maha dahsyat dari sang pemilik suara.

 
Banowati …! sahut Permadi tercekat.


“Sudah lama menunggu ?”

Sesosok perempuan bertubuh mungil dengan bau harum melati semerbak duduk bertumpu lutut di sebelah Permadi. Rambutnya yang terurai sepanjang pinggang berkibar kibar di terpa angin nan sepoi sepoi.

“ Ehmmm….oohhh…!” entah mengapa seolah tenggorokan Arjuna serasa kering kerontang.


“Engg….nggak…!” lanjutnya terbata bata.


Ya Tuhan…
Kenapa aku jadi begini ?                    
Permadi berusaha keras mengatasi kegugupannya. Matanya yang sanggup menembus kegelapan melirik pelan ke arah perempuan di sampingnya. Benar benar perwujudan ciptaan Tuhan yang istimewa. Berkulit kuning langsat, berhidung mancung dengan tahi lalat lentik di pipi kanannya. Matanya agak sipit tapi memiliki tatapan misterius dan menggoda. Bibirnya tipis kemerahan kendati tak bergincu sekalipun. Penampilannya cukup sederhana, tanpa banyak mengenakan aksesoris yang bermacam macam. Hanya seuntai kalung terbuat dari mutiara di tambah gelang gelang terbuat dari emas berwarna kekuningan. Apa yang di katakan oleh ketiga pelayannya sungguh bukan omong kosong. Gadis cantik di sampingnya ini memang mirip sekali dengan Dewi Anggraeni


“Saya Banowati…”.


Ucapnya lirih tanpa memalingkan wajah ke arah pemuda di sisinya. Kedua bola matanya menatap lurus ke depan, memandangi lautan luas yang di siram cahaya bulan. Sama sekali tidak ada rasa takut atau khawatir kendati ia sama sekali belum mengenal pria di sampingnya.


“Mandaraka tak se indah Amarta ya ?” banowati membuka pembicaraan. Terdengar halus dan sedikit manja.


“Oh bukan bukan…” sahut Permadi masih terlihat gugup.


“Kata ayah, Amarta apalagi Madukara jauh lebih indah dari Pantai Mandaraka yang hanya menyajikan pemandangan pasir dan deburan ombak”.


“Ehmmm….” Permadi mendehem. Di balik penampilannya yang terkesan kalem, ternyata gadis ini pandai bicara juga. Pikirnya.


“Taman Madukara lebih terawat. Aneka macam jenis bunga dan buah buahan ada di sana. Kalau mau makan tinggal memetik tanpa harus memanjat. Setiap pagi, para seniman ksatrian selalu membunyikan gamelan gamelan dan bernyanyi menyambut mentari. Membuat seluruh penduduk terbangun dan bersemangat” cerocos banowati mengalir begitu saja tanpa mempedulikan raut wajah Permadi yang makin salah tingkah.


“Tidak seperti Mandaraka, air lautnya keruh. Di Madukara, air sungainya bening laksana kaca. Para emban tak perlu repot mencari mata air untuk memenuhi kebutuhan dapur. Cukup mengambilnya dari sungai. Wow…”.


“Ah…!. Ayahmu terlalu berlebihan “ sahut Permadi merendah.


“Aku suka suasana di sini..”.


“Ah bohong…” Banowati setengah manja.


“ Biasa aja. Apanya yang menarik ?” ketus.


“Pantainya…ehmmm…pasirnya lembut…ehmm… apa ya ?” berpikir sejenak. Benar benar wanita yang memiliki kepercayaan diri luar biasa. Tingkahnya yang seolah sudah kenal lama benar benar membuat hati Permadi makin penasaran.


“Oh iya…wangi….!” lanjut Permadi sekenanya.


“Wangi ?” Banowati heran.


“Mmmmm maksudku…ya….wangi”


“Apanya ?” sewot.


Aduh gusti. Kenapa aku jadi salah tingkah begini. Serapah Permadi menyalahkan diri sendiri.


"Huuuh..." Banowati memonyongkan mulutnya. Kedua tangannya di sedekapkan di depan dada.


“Sebentar…” tiba tiba Arjuna meletakkan telunjuknya di depan bibirnya. Seperti ada sesuatu yang mencurigakan di sekitar mereka. Perlahan ia mengambil busur panahnya. Matanya yang tajam melirik ke belakang, mengamati setiap benda yang ada di sekelilingnya.


“Kenapa ?” tanya Banowati sembari menurunkan kedua tangannya. Bola matanya ikut ikutan memandang ke sekitar. Tapi kemudian menggelengkan kepala.


"Nggak ada apa apa khan ?"


Permadi mengangkat tubuhnya, berbalik arah dengan sorot makin waspada.


“Tadi sendiri atau sama siapa ?”


Banowati mengernyitkan dahinya.


“Sendiri…”.


“Bener ?” desak Permadi semakin waspada.


“He em..”.


Tiba tiba Permadi mencabut sebuah kain berwarna kuning dari pinggangnya dan di pakai untuk menutupi sebagian muka dan hanya menampakkan dua bola matanya. Banowati yang tak mengerti dengan tingkah laku Permadi beringsut mundur menjauhi satria tampan di sampingnya.

 
Suasana mendadak mencekam. Angin seolah berhenti bertiup. Sementara Banowati tampak menahan nafas dan mulai khawatir akan terjadi apa apa. Lengan kiri Permadi kukuh memegang busur panah yang siap untuk di isi peluru. Belasan bayangan hitam tiba tiba muncul dari pepohonan nyiur yang berbaris rapi di sepanjang pantai. Tamu tamu asing itu kemudian bergerak cepat mengepung lokasi di mana Arjuna dan Banowati berada. Gerakannya cukup rapi. Menandakan bahwa para pengepung ini cukup terlatih.


“Pegang ini...!” teriak Permadi seraya melemparkan sebuah selendang  ke arah Banowati yang mulai tersadar akan adanya ancaman dari para penyerbu.


Dan dengan gerakan secepat kilat tubuh Banowati telah terikat erat di punggung pendekar Madukara itu. Sedetik kemudian sebuah teriakan keras terdengar dari arah para penyerang yang kemudian di ikuti meluncurnya sebuah tombak sepanjang satu meter deras mengarah ke dada Permadi.


Trang!!!


Dengan sigap Permadi menghalau tombak itu dengan busur panahnya. Seketika tombak bermata baja itu patah berkeping keping begitu mengenai busur pusaka Permadi.


Sejenak belasan penyerang itu terkesima melihat kemampuan Permadi mematahkan tombak mereka. Mereka sama sekali tidak tahu bahwa busur panah di tangan Permadi adalah pusaka sakti pemberian Indra bernama Gendewa. Konon pusaka ini memiliki keistimewaan luar biasa. Jika ia di pakai untuk melepaskan anak panah, maka berapapun panah yang di lepas tidak akan habis habis. Terbuat dari kayu, akan tetapi kekerasannya lebih keras dari besi baja sekalipun.


"Serbuuuu....!" teriak salah satunya yang kemudian di ikuti kawan kawannya yang serentak menyergap dengan menyabetkan parang, keris dan pedangnya.

 
Kilatan percik api akibat beradunya dua senjata mengoyak suasana fajar. Kendati sedang menggendong Banowati, tampak sekali putra Pandu ini tak mengalami kesulitan menghadapi musuh yang memang bukan kelasnya. Berkali kali para penyerang melengking kesakitan menahan nyeri ketika senjatanya berbenturan dengan busur Permadi. Namun hingga lima jurus berlalu, sama sekali tak ada tanda tanda mereka bakal menyerah. Justru mereka makin marah dan merasa di ejek oleh Permadi yang sepertinya tidak serius bertarung.


"Gunakan formasi Srigala Memburu mangsa !!!" teriak salah satu dari mereka.


"Formasi Sokalima ?" Permadi langsung tanggap. Ini jurus keroyokan yang biasa di gunakan untuk menghadapi musuh yang lebih kuat. Tehniknya adalah berkeliling mengitari sasaran, sesekali menyerang, lalu mundur menghindar. Kadangkala berteriak menggertak untuk melemahkan mental musuh dan sesekali maju bersamaan. Menghadapi formasi ini membutuhkan kesabaran, karena seperti halnya srigala memburu mangsanya, mereka di tuntut untuk mencari celah kelengahan dari musuhnya.


Permadi memutar otaknya. Sudah jelas para penyerangnya adalah orang orang dari Sokalima. Dan tak ada waktu untuk main main lagi.


Aaarrrrghhhh.....!!!!

Tiba tiba Permadi berteriak keras laksana macan yang mengaum. Ciut juga nyali penyerangnya. Dengan sigap mereka berlompatan mundur untuk menghindari kemungkinan yang tidak di inginkan. Kesempatan ini di manfaatkan oleh Permadi untuk meraih belasan anak panah dari kantongnya, menarik busur, lalu dengan gerakan secepat kilat, mata panah itu melesat menghajar musuh. Dan dalam hitungan detik satu persatu para pengepungnya bertumbangan dan meraung raung memegangi kakinya yang tertembus anak panah.


Permadi menarik nafas lega, lalu menoleh ke belakang dan menyunggingkan senyum ke arah Banowati yang ketakutan setengah mati.


"Sudah beres..." kata Permadi sembari menurunkan Banowati dari gendongannya. Banowati hanya bisa melongo keheranan melihat apa yang terjadi. Dia sama sekali tak menyangka kalau pemuda yang di temuinya pagi ini begitu gampang menakhlukkan musuh yang padahal jumlahnya banyak.


"Terima kasih, raden..." ucap Banowati tak bisa menyembunyikan kekagumannya.


"Sudahlah..." Permadi menyimpan kembali busur panahnya di pinggang.


“Jangan senang dulu wahai bangsat !!!”


Tiba tiba entah darimana asalnya suara itu, sekelebat bayangan menerjang  Permadi. Gerakannya sangat cepat dan lebih bertenaga daripada penyerang sebelumnya. Beberapa kali Permadi nyaris terjengkang dan tak bisa menguasai diri akibat di serang secara bertubi tubi dari semua sisi. Sebagai seorang pendekar yang kenyang akan pengalaman, ksatria Madukara ini segera tahu bahwa penyerangnya kali ini bukan sembarang orang. Terbukti beberapa kali ia adu pukul, ia seolah menghadapi gada besi yang keras nan mematikan. Mungkin jika bukan Permadi yang menjadi lawannya, sudah barangkali remuk oleh pukulan lawannya ini.



“Lepaskan Banowati, sebelum Brahmastra mencabut nyawamu, bedebah !!!!”


Kali ini si penyerang melompat mundur, mencabut busur panahnya sembari komat kamit merapalkan ajian.

 
Aswatama !!! pekik Permadi segera mengenali.

 
Ya, siapa lagi pemilik Panah Brahmastra selain putra Begawan Durna. Senjata ini terkenal mematikan. Setahu Permadi, jarang sekali Aswatama berkenan mengeluarkan senjata pamungkasnya itu. Hanya dalam kondisi tertentu saja ia memamerkan kemampuan Brahmastra. Panah itu anugrah Brahma, jika ia mengenai musuh, akan mengakibatkan luka bakar parah dan susah di sembuhkan. Seluruh tubuh akan melepuh, sementara bagian tubuh yang terkena Brahmastra akan menghitam dan terbakar hangus.

 
Di samping memiliki senjata andalan Brahmastra, Aswatama di kenal sebagai jago panah yang jarang gagal menembak sasaran. Dia tahu persis kemampuan Aswatama mengingat dulu ia dan Aswatama pernah satu perguruan di Sokalima. Di antara sekian banyak murid Guru Durna, hanya dia dan Aswatama yang paling ahli memanah. Walaupun belum pernah bertanding serius, tapi menurut Permadi, sangat tidak mudah untuk mengalahkan Aswatama terutama dalam hal panahan. Apalagi posisinya sebagai anak tunggal Begawan Durna, tentu putra tercintanya ini juga di turunkan ilmu ilmu hebat yang belum tentu di wariskan ke murid lain.


“Aku tahu engkau bukan jagoan biasa, tapi aku peringatkan sekali lagi !” ancam Aswatama sembari menarik busur panahnya.

 
“Panah ini punya mata tapi tak punya hati. Maka sekali lagi aku peringatkan. Lepaskan Banowati !”.


Kali ini suara Aswatama terdengar menggelegar bak petir. Air mukanya memerah darah. Kedua kakinya yang sekokoh kaki kuda menghentak hentak bumi. Dalam hitungan detik pemuda akan mengirimkan panah Brahmastra. Akankah Permadi mengeluarkan juga senjata pamungkasnya untuk menghalau serangan Aswatama ?.



Nantikan seri selanjutnya ya….





Bersambung



Oleh : Ki Dainx Dalang Gubrak

Sabtu, 09 Juni 2012

Trik Internet Gratis Axis 15 Juni 2012

Trik internet gratis axis 15 juni 2012 sudah diuji gratis di pulsa 0 perak. sedot langsung cara gratisan axis via pc, opera mini handler.

sett hp:
apn: axis
proxy n port: ori/standard

sett opera mini handler:
proxy type: host
proxy server: wap.axisworld.co.id

pencarian terkait:
trik internet gratis axis juni 2012
internet gratis axis via opera mini handler
trik internet gratis axis via pc juni 2012
trik gratis axis android blackberry
gratis axis operamini 4 5 6 7

Trik Internet Gratis XL Via PC Dan BH Juni 2012

Trik internet gratis xl 12 13 15 juni 2012 untuk bh/browser hp dan gratisan xl via pc. cek langsung gretongan xl via pc dan bh.

Setting HP dan Firefox
proxy: 178.134.346.107
port: 80

masuk dulu ke 123.xl.co.id

pencarian terkait:
internet gratis xl via pc juni 2012
trik internet gratis xl via opmin handler juni 2012
gretongan xl luna opera mini modif
internet gratis xl ucweb handler
trik internet gratis xl ebuddy handler
trik internet gratis xl blackberry android
internet gratis xl luna bh

Trik Internet Gratis Three 11 12 13 Juni 2012

Trik internet gratis three 11 12 13 Juni 2012 sudah dicoba dan berhasil tanpa malak via ucweb handler semua versi. Sundul langsung cara gratisan 3 tere dan three.

Setting HP
apn: 3data
proxy: 66.154.119.83
port: 80

Setting UCweb Handler
remove port: centang
proxy type: http
proxy server: get.nimbuzz.com

Pencarian terkait:
trik internet gratis three via pc juni 2012
internet gratis 3 via opera mini handler juni 2012
cara gratisan tere via opera modif juni 2012
trik internet gratis three via blackberry
internet gratis 3 via android
trik internet gratis three opmin handler 4 5 6 7

Banowati Selingkuh

Oh Banowati…

Kenapa hatiku mendadak berdebar debar

Padahal bayanganmu pun belum jua menghampiriku

Benarkah engkau adalah penawar dahaga

Penawar duka cinta yang sekian lama berharap hadirnya tabib asmara

 Duka menyelimuti Mandaraka. Harapan Prabu Salya untuk menjodohkan puterinya Dewi Herawati dengan penguasa tersohor Hastina Pura, Prabu Suyudana pupus sudah. Hanya sehari menjelang kedatangan rombongan Hastina demi melamar Herawati, keputren Mandaraka di hebohkan dengan hilangnya calon mempelai perempuan dari istana. Kontan saja peristiwa ini membuat murka sang pemangku Mandaraka. Seluruh punggawa kerajaan segera di kumpulkan guna membahas insiden ini. Bagaimanapun ini adalah peristiwa pertama sekaligus tamparan paling menyakitkan bagi kredibilitas penguasa Mandaraka. Bertahun tahun Mandaraka dalam keadaan tenang tanpa ada gangguan berarti. Siapa yang tak kenal Prabu Salya, Raja agung yang terkenal sakti mandraguna, di takuti segenap raja raja di muka bumi dan pemilik ilmu tanpa tanding Candrabirawa. Sebuah ilmu langka warisan mertuanya Pendeta Bagaspati dari pertapaan Arga Bedah yang jika di terapkan, pemiliknya akan berubah menjadi sosok raksasa ganas, menakutkan, kejam dan sulit di takhlukkan. Jika ia di lukai, justru tubuhnya akan berubah menjadi semakin besar dan semakin sakti. Konon karena keistimewaan yang di miliki oleh Salya inilah pihak Kurawa berusaha sekuat tenaga meloby Mandaraka untuk berpihak kepada Hastina, termasuk dengan cara mengambil Herawati putri Salya sebagai calon istri Suyudana yang nantinya di janjikan akan di jadikan permaisuri Hastinapura. Langkah ini di nilai cukup strategis secara politis mengingat dari sejarahnya, Mandaraka memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Pandawa. Adik Prabu Salya, Dewi Madrim adalah istri dari Pandu Dewanata yang juga ibu dari Nakula dan Sadewa, anggota terakhir Pandawa. Jika kelak terjadi Perang Baratayuda dan  karena kedekatannya dengan Pandawa, Prabu Salya bersekutu dengan Pandawa, maka posisi Kurawa akan menjadi sangat sulit. Penguasa Mandaraka itu bisa jadi akan menjadi sebab kekalahan Hastina, sebab sejauh ini belum ada satupun ksatria Hastina yang sanggup mengalahkan kesaktian Salya. Maka memboyong putri Prabu Salya ke istana Hastina adalah cara cerdas yang bisa di lakukan untuk mencegah sang Salya bersekutu dengan Pandawa.


Di sisi lain, Prabu Salya yang di kenal pemimpin yang tegas namun ambisius tentu memiliki pertimbangan matang jika ia menerima tawaran Hastina. Setidaknya posisi Salya sebagai mertua dari pemimpin kerajaan besar seperti Hastinapura akan membuatnya semakin di perhitungkan di kancah internasional. Tentu saja tidak sekedar prestise, tapi secara ekonomi hubungan ini juga menguntungkan pihak Mandaraka, mengingat kerajaaan Hastina adalah imperium besar yang kaya dan di segani seluruh negara di mayapada. Keputusan ini juga memiliki makna positif bagi Salya, setidaknya ia bisa memainkan dua kaki di atas rivalitas sengit kubu Hastina dan Amarta.


Maka, ketika Salya mengetahui putri pertamanya Herawati hilang dari keputren, ia segera bergerak cepat dengan mengumpulkan seluruh pejabat, lalu mengumumkan berita kehilangan ini ke seluruh pelosok negeri. Kepada rombongan Hastina yang baru tiba keesokan harinya, Salya untuk menutupi rasa bersalahnya menawarkan putri keduanya, Surtikanthi untuk di peristri Suyudana. Namun tawaran ini tidak serta merta di terima Kurawa, malahan untuk menunjukkan niat baiknya, Prabu Suyudana berjanji kepada Prabu Salya untuk mencari dan kalau perlu dengan mengerahkan seluruh kekuatan Hastina. Mendengar sikap elegan yang di pertunjukkan Suyudana, legalah hati Raja Mandaraka. Makin mantab keinginannya untuk membangun hubungan lebih erat dengan Hastinapura.


Operasi pencarian Dewi Herawati segera di gelar. Tidak tanggung tanggung, Prabu Suyudana sendiri yang memimpin upaya pencarian putri Mandaraka. Tak kurang dari 5000 pasukan Hastina dari berbagai kesatuan dikerahkan untuk mendukung operasi ini. Beberapa anggota keluarga Kurawapun  seperti Dursasana, Citraksa, Citraksi, Kartamarma dan Durmagati yang merupakan ksatria andalan Hastina turut serta. Seluruh negeri Mandaraka di obok obok, bahkan untuk menggambarkan keseriusan Kurawa mencari Herawati, nyaris tak ada sejengkal tempatpun yang lolos dari pengamatan para Kurawa. Namun tak juga di temukan apa yang mereka cari. Pencarian kemudian berlanjut ke negara sekitar, mulai dari Alengka, Cempalareja, Mandura, Dwarawati, hingga masuk ke wilayah Amarta. Lagi lagi usaha Kurawa menemui kegagalan. Jangankan menemukan Herawati, bahkan kabar burungpun tak sampai di telinga mereka. Yang terjadi selanjutnya justru kegaduhan yang di lakukan para Kurawa malah menarik perhatian para ksatria dari berbagai daerah. Banyak ksatria yang awalnya tidak tahu menahu persoalan yang mendera Kerajaan Mandaraka, jadi tahu tentang kasus hilangnya putri Salya. Maka, berdatanganlah mereka ke Mandaraka guna menawarkan bantuan kepada sang Raja.


Di antara para ksatria yang datang ke Mandaraka, terdapat salah seorang anggota Pandawa. Yaitu, Raden Permadi alias Arjuna alias Partha alias Dananjaya alias Palguna dan masih banyak lagi gelar yang di sematkan untuknya. Dialah panengah Pandawa. Ksatria agung Madukara (salah satu bagian dari Negara Amarta) yang terkenal akan ketampanan dan kesaktiannya. Penembak jitu yang keahlian memanahnya sulit di cari tandingan. Pria flamboyan yang gemar berpetualang dari desa ke desa, dari pertapaan satu ke pertapaan yang lain, dari negri satu ke negri yang lain. Di kenal sebagai pribadi yang lemah lembut, bertutur sopan, berpakaian rapi dan selalu menarik perhatian.


Bagi Permadi, kedatangannya ke Mandaraka sebenarnya bukan untuk ikut campur masalah hilangnya Herawati. Seperti biasanya, jawara Madukara ini sekedar hendak melihat lihat suasana Mandaraka. Konon menurut kabar yang ia dengar, Mandaraka adalah negri pesisir timur yang kaya akan wisata alam. Pantainya sangat indah, yang jika kita bersabar menanti terbitnya matahari, akan tersaji pemandangan luar biasa. Di samping itu, panorama Kotaraja yang berlokasi tak jauh dari bibir pantai dengan bangunan bangunan yang tertata rapi, di lengkapi dengan menara menara tinggi menghadap ke laut, adalah tempat yang paling pas untuk menghilangkan dahaga akan hiburan. Dan yang lebih membuat hati Permadi tergerak untuk mengunjungi Mandaraka adalah kabar bahwa negeri itu memiliki pesona dahsyat yang tak dimiliki negri lain. Perempuan Mandraka. Ya…!. Para wanita Mandraka dikenal akan kecantikannya. Berbudi bahasa halus, berpakaian menarik dan pandai menakhlukkan hati setiap pria.

Permadi banyak mendengar bahwa ternyata Prabu Salya tidak hanya di karuniai seorang putri nan cantik jelita. Tapi ada 3 putri Salya yang semuanya elok parasnya. Dan ketiganya adalah yang paling cantik di antara sekian banyak wanita cantik di Mandaraka. Penasaran hati Permadi, seperti apakah wajah ketiga putri Prabu Salya ?. Akankah kegundahan hati Permadi yang selama ini terus menerus menghantuinya bisa terobati jika bertemu dengan para putri Salya yang konon cantik menawan ?.

Dalam dunia pewayangan, kisah percintaan Permadi memang penuh onak berduri. Di kenal sebagai pribadi yang playboy, mudah jatuh cinta dan terkadang tak peduli walau untuk mendapatkan wanita pujaannya ia rela menabrak tabu. Dalam kisah Palguna-Palgunadi misalnya, Permadi yang nama kecilnya Palguna dan masih dalam masa belajar di Sokalima dengan tanpa malu melakukan segala cara untuk mendapatkan wanita pujaan hatinya. Adalah Dewi Anggraini istri dari Palgunadi alias Prabu Ekalaya penguasa Kerajaan Paranggelung yang terkenal cantik jelita menjadi wanita pertama yang membuat Permadi sangat tergila gila.

Di ceritakan ketika Dewi Anggraeni beserta rombongan yang membawa sesembahan dari suaminya Prabu Ekalaya untuk Begawan Durna memasuki sebuah hutan angker, mereka di cegat para raksasa penghuni hutan itu. Maka terjadilah pertempuran hebat antara para raksasa dan pengawal Dewi Anggraeni. Pasukan pengawal Anggraeni terdesak, kewalahan  dan akhirnya berhasil di tumpas habis oleh para Raksasa penguasa hutan. Dewi Anggraeni melarikan diri, namun usahanya segera di ketahui oleh kawanan penguasa hutan itu dan di kejar hingga masuk lebih jauh ke dalam hutan. Di tengah hutan itulah Anggraeni bertemu Permadi yang sedang menjalani tapa brata. Melihat ada wanita cantik jelita yang kepayahan di kejar kejar gerombolan raksasa, Permadi keluar dari pertapaan dan bermaksud menolong Dewi Anggraeni. Usaha Permadi berhasil. Para raksasa di tumpas Permadi tanpa sisa. Merasa berjasa menyelamatkan Dewi Anggraeni, Permadi yang terpesona akan kecantikan istri Prabu Ekalaya ini, Permadi dengan tanpa malu menyatakan cintanya pada Dewi Anggraeni. Namun oleh Anggraeni, cinta Permadi di tolak secara halus dengan alasan bahwa ia telah menjadi istri dari penguasa Paranggelung Prabu Ekalaya. Sakit hati Permadi. Walaupun suami Anggraeni adalah seorang Raja, tapi secara kasta ia hanyalah raja kecil yang kedudukannya tidak sebanding dengan Permadi. Permadi yang nasabnya lebih tinggi dari Ekalaya merasa di permalukan oleh penolakan Anggraeni. Maka timbullah niat jahat Permadi untuk memperkosa Dewi Anggraeni. Melihat gelagat yang tidak baik dari pria yang sempat menolongnya itu, Dewi Anggraeni lalu melarikan diri, namun terus di kejar Permadi hingga sampailah mereka di tepi jurang nan dalam. Anggraeni yang merasa terjepit dan tak punya pilihan untuk menghindar dari Permadi memutuskan untuk bunuh diri dengan terjun ke dalam jurang. Baginya, lebih baik mati demi membela kesetiaan pada suaminya daripada jatuh ke pelukan Permadi.

Pupus hati Permadi menyaksikan wanita yang begitu mempesona hatinya terjun bebas ke dalam jurang. Namun tanpa sepengetahuan Permadi, Dewi Anggraeni yang hampir di pastikan tewas membentur bebatuan di dasar jurang secara ajaib di selamatkan oleh ibundanya yang merupakan salah satu bidadari surga, Dewi Warsiki. Dewi Warsiki kemudian membawa Anggraeni pulang ke Paranggelung dan melaporkan tindakan tidak senonoh Permadi pada istrinya. Mendengar berita bahwa Permadi telah melakukan pelecehan terhadap istri tercintanya, marahlah Prabu Ekalaya. Berangkatlah Ekalaya beserta pasukannya ke Madukara dengan niat menghukum Permadi. Permadi yang baru saja pulang dari bertapa, kaget bukan kepalang mendapati ksatrian Madukara di kepung dari segala penjuru oleh pasukan Prabu Ekalaya. Bentrokan tak bisa di hindarkan. Prabu Ekalaya yang merasa di rendahkan oleh tindakan Permadi pada istrinya menantang perang tanding satu lawan satu. Sebagai seorang ksatria, Permadi menerima tantangan Prabu Ekalaya dengan harapan jika ia bisa membunuh Ekalaya, Dewi Anggraeni akan menjadi miliknya. Perang tanding pecah. Namun di luar perkiraan, Prabu Ekalaya yang memiliki sebuah jimat sakti berbentuk cincin di jempol tangan bernama Mustika Ampal memberikan perlawanan yang luar biasa dan susah di taklukkan. Segala senjata yang di pakai Permadi dengan mudahnya di patahkan Prabu Ekalaya berkat keampuhan jimat Mustika Ampal. Hingga malam menjelang pertarungan dua pria hebat ini berakhir tanpa ada pemenang. Karena menurut tradisi, perang tanding tidak boleh di lakukan di malam hari, keduanya sepakat untuk melanjutkan perkelahian keesokan hari.

Mujur bagi Permadi, di saat istirahat di wisma ksatrian datanglah Narayana (Kresna). Kepada Narayana ia menceritakan bahwa seharian ia perang tanding dengan Ekalaya dan ia tak bisa mengalahkan Raja Paranggelung itu karena dia memiliki Jimat Mustika Ampal. Berkat jimat itu Prabu Ekalaya tak bisa di bunuh dengan senjata apapun. Mengetahui keresahan Permadi, Narayana yang di kenal cerdik kemudian menyusun siasat. Malam itu juga Narayana menyamar menjadi Resi Durna dan menyusup ke perkemahan Prabu Ekalaya. Mendapati yang datang adalah guru Durna dari Sokalima yang sangat ia hormati, Prabu Ekalaya menyambutnya dengan penuh hangat. Keinginan Ekalaya untuk berguru pada Durna kembali timbul setelah dahulu kala sempat di tolak oleh spiritualis asal Sokalima ini dengan alasan Resi Durna tidak menerima murid dari kalangan bukan ksatria. Dan rupanya, inilah yang kemudian di manfaatkan oleh Narayana yang sedang menyamar sebagai Durna untuk mengakhiri kedigdayaan Prabu Ekalaya. Dia mengatakan kepada Prabu Ekalaya, bahwa ia bersedia menerima Ekalaya sebagai murid dengan syarat Prabu Ekalaya bersedia menyerahkan jimat Mustika Ampal kepadanya. Awalnya Prabu Ekalaya menolak, akan tetapi Durna palsu ini dengan cerdik mengatakan pada Ekalaya bahwa ia tidak mau menurunkan ilmu ilmu saktinya sedang muridnya masih memakai jimat jimat peninggalan masa lalu. Karena rasa cinta pada guru dan hasratnya yang luar biasa untuk mewarisi kesaktian Durna, akhirnya luluh juga hati Prabu Ekalaya. Cincin Mustika Ampal di serahkan pada Durna bajakan ini.

Setelah sukses mendapatkan apa yang ia cari, Narayana kemudian kembali ke ksatrian Madukara dan memberitahukan pada Permadi bahwa Prabu Ekalaya sudah tidak sakti lagi. Kabar ini tak ayal membuat hati Permadi berbunga bunga, bayangan jelita Anggraeni yang sebentar lagi akan ia dapatkan meliuk liuk di pelupuk mata Permadi. Maka malam itu juga berangkatlah Permadi ke perkemahan Prabu Ekalaya. Dan ketika mendapati Prabu Ekalaya tertidur pulas dengan sebilah keris di sampingnya. Di ambilnya keris itu lalu di tusukkan pada pemiliknya. Seketika matilah Prabu Ekalaya. Permadi kemudian mengumumkan kepada para prajurit Paranggelung bahwa ia telah membunuh raja mereka. Sontak berita ini menggegerkan kubu Paranggelung, tak terkecuali Dewi Anggraeni yang berkemah tak jauh dari tenda milik suaminya. Sedih hati sang Anggraeni mendengar kabar kematian suami tercintanya. Dan demi bela pati atas gugurnya Prabu Ekalaya, di depan Permadi ia melakukan aksi bunuh diri yang tak bisa di cegah oleh siapapun.

Hancur hati Permadi melihat kejadian itu. Wanita yang ia cintai setengah mati dan ia harapkan bisa bersanding di sisinya tewas bersimbah darah. Tragedi ini begitu memukul hati Permadi. Berhari hari Permadi nyaris tak bisa tidur akibat menyesali perbuatannya. Badannya yang gemuk berotot perlahan kurus kering karena nafsu makannya telah sirna bersama sirnanya sang dewi pujaan hati. Permadi lalu memutuskan untuk meninggalkan Madukara, meratapi kisah hidupnya dan mengembara dari desa ke desa, dari gunung ke gunung dan dari hutan satu ke hutan lainnya. Hingga suatu hari tibalah ia di desa Widarakandang. Sebuah desa yang berada di bawah kekuasaan Mandura. Di situ hidup satu keluarga, Kyai Antagopa dan Nyai Sagopi. Keluarga ini memiliki dua orang anak, Udawa dan Larasati.

Udawa adalah pemuda yang sangat kuat, ahli kanuragan dan memiliki tinju yang mematikan. Sementara Larasati adalah gadis muda yang cantik, anggun dan menarik hati. Syahdan, keluarga Antagopa yang menyaksikan putrinya yang makin dewasa dan tumbuh sebagai kembang desa nan molek berkeinginan untuk mencarikan jodoh bagi Larasati. Maka mendengar keinginan Kyai Antagopa untuk mencari pendamping  bagi anaknya, berdatanganlah para jawara melamar Larasati. Karena saking banyaknya pelamar dan keluarga Antagopa tak ingin membuat kecewa semuanya, maka keluarga Antagopa berkeputusan bahwa barang siapa yang mampu mengalahkan Udawa, ia berhak menjadi suami Larasati.

Perang tanding di mulai. Satu demi satu jawara jawara berkelahi melawan Udawa. Akan tetapi hingga habis semua jagoan, tak satupun yang mampu mengalahkan Udawa yang kuat dan bertinju mematikan. Permadi yang awalnya hanya menonton dan tak terlalu tertarik pada hadiah yang di tawarkan keluarga Antagopa penasaran juga menyaksikan kedigdayaan Udawa. Maka majulah Permadi menjadi penantang terakhir Udawa. Dan akhirnya Udawa berhasil dia kalahkan. Sesuai perjanjian bahwa siapapun pemenangnya akan di kawinkan dengan Larasati, maka mau tak mau Permadi harus menerima Larasati sebagai istrinya. Maka menikahlah Permadi dan Larasati.

Sebuah perkawinan yang tidak begitu mulus. Karena ternyata Permadi masih sulit melupakan Dewi Anggraeni. Kendati Larasati memiliki wajah yang cantik menawan, tapi bagi Permadi, keberadaan Larasati sama sekali tidak bisa menggantikan apa yang selama ini ia lihat dari Dewi Anggraeni. Keteguhan Anggraeni, kesetiaannya dan aksi bela pati Anggraeni atas kematian suaminya seolah terus menghipnotis Permadi. Ini yang akhirnya menjadikan Permadi tidak betah tinggal di Widorokandang dan memutuskan untuk kabur dan mengembara entah kemana dengan di kawal tiga pengikutnya, Gareng, Petruk dan Bagong.


“Sumpah ndoro…!” celoteh Nala Gareng, pengikut setia Permadi. “Putri putri Prabu Salya memang cantik luar biasa. Hamba melihat sendiri sewaktu menyusup di Kotaraja bersama Petruk dan Bagong”.

Permadi hanya terdiam. Bayang bayang Dewi Anggraeni kembali mengusik hatinya. Entah mengapa panengah Pandawa ini seolah tak bisa lari dari Anggraeni.


“Tanya Petruk kalau nggak percaya, ndoro..” Gareng meyakinkan.

“Betul kata Gareng, ndoro….!”  sahut Petruk berapi api.

Permadi menatap tajam satu persatu pengikutnya. Seolah ingin memastikan bahwa apa yang di katakana mereka bukan omong kosong.

“Siapa nama nama Putri paman Salya, kakang Gareng ?” tanya Permadi acuh.

“Kalau yang katanya di culik dari istana namanya Herawati. Yang kedua Surtikanthi. Keduanya terkenal cantik menawan hati. Pokoknya nggak mengecewakan” terang Gareng.

“Trus ?” tanya Permadi masih datar.

“Nah, yang ketiga ini yang mau kita omongin ke ndoro…” Gareng menghela nafas dan menata kalimat. Memandang sejenak ke arah sang majikan seolah tak ingin membuat Permadi kecewa.

“Bicaralah terus terang”.

Kali ini Permadi mengubah cara duduknya dan berusaha serius mendengarkan keterangan Gareng.

“Mohon maaf kalau ucapan saya salah atau menyakiti atau membangkitkan kembali kenangan lama ndoro” berhenti sejenak menunggu reaksi Permadi.

Permadi mengangguk tanda mempersilahkan Gareng berbicara lebih lanjut.

“Dia mirip sekali dengan Dewi Anggraeni…” Gareng menunduk.

“Apa ?” Permadi terhenyak.

“Apa yang di katakana kakang Gareng benar, ndoro. Kami bertiga menyaksikan sendiri kemarin di kraton Mandaraka” timpal Petruk.

Permadi terdiam.

Banowati ?. Anggraeni ?. Benarkah dia mirip dengan Anggraeni ?. Permadi bertanya tanya dalam hati.

“Terus, bagaimana caranya aku bisa berkenalan dengan Banowati ?” kali ini Permadi tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

“Tenang, ndoro. Semua sudah kami atur….” Gareng melirik ke arah Bagong.

“Begini ndoro Permadi, kita bertiga sudah membuat rencana ini. Bahkan kami sudah juga meyakinkan ndoro Banowati untuk menyetujui rencana kami“ Bagong yang sejak tadi hanya diam menjadi pendengar, menambahkan.

“Apa tidak takut ketahuan paman Salya ?” Permadi khawatir.

“Kami bertiga yang tanggung jawab kalau terjadi apa apa” Gareng.

“Betul” tambah Petruk.

“Apalagi suasana istana lagi kisruh. Perhatian Gusti Salya pasti tertuju pada ndoro Herawati. Sudah pokoknya ndoro Arjuna ikut rencana kita saja. Nyawa kami yang menjadi taruhan”.

 
Permadi menghela nafas. Sorot matanya berbinar. Entah apa yang berkecamuk dalam batinnya. Nama Banowati dan Anggraeni seolah menari berganti gantian di pelupuk matanya. Begitu menggoda, begitu eksotis dan tidak seperti yang biasa ia alami ketika jatuh cinta dulu.


Oh Banowati…

Kenapa hatiku mendadak berdebar debar

Padahal bayanganmu pun belum jua menghampiriku

Benarkah engkau adalah penawar dahaga

Penawar duka cinta yang sekian lama berharap hadirnya tabib asmara

 

Bersambung....

Oleh : Ki Dainx Dalang Gubrak

Sabtu, 02 Juni 2012

Internet Gratis Simpati Via Blackberry Dan Android

Internet gratis simpati untuk pengguna hp blackberry dan android bisa nikmati gretongan tanpa malak via opera mini hanlder. Trik gratis simpati ini berlaku sampai 10 dst juni 2012.

Trik internet gratis via blackberry dan android dengan kartu telkomsel simpati masih sama dengan proji ori, lengkapnya sedot berikut ini.
apn: aha atau telkomsel atau internet
proxy: 10.1.89.130
port: 8000

Cara gratis android blackberry settingan di operamini handlernya seperti ini.
http server: mini5.opera-mini.net:80/
socket: mini5.opera-mini.net:1080
proxy type: http
proxy server: mini5-1.opera-mini.net

Artikel lain selanjutnya:
trik internet gratis simpati juni 2012
internet gratis blackberry juni 2012
internet gratis android juni 2012
trik internet gratis blackberry
trik internet gratis android