Kamis, 30 Mei 2013

Polling : Jokowi, Calon Presiden Terkuat 2014 !!!


Pict : kompasiana.com

Jokowi memang benar benar fenomenal. Kendati di serang bertubi tubi baik oleh media maupun rival politiknya di legislatif DKI Jakarta terkait program KJS (Kartu Jakarta Sehat)nya, namun popularitas mantan walikota Solo ini tak juga meredup. Setidaknya itu tergambar dalam polling terkini Tampoll Gubrak yang di gelar bersamaan dengan survey Pilgub Bali, Jawa Tengah dan Sumsel. Polling dengan tema ‘Siapakah Tokoh Yang Layak Memimpin Indonesia 2014-2019’ menempatkan sang Gubernur DKI Joko Widodo sebagai figur paling banyak di favoritkan sebagai  calon pemimpin Indonesia mendatang. Setidaknya 39,68% dari 640 responden menyebut Jokowi sebagai kandidat pilihan mereka. Nama Jokowi bersaing ketat dengan ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menempati ranking kedua dengan dukungan 38,12%.

Di posisi ketiga, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di favoritkan oleh 11,87% responden, di susul mantan Ketua MK Mahfudz MD yang di gadang gadang oleh 11,25% responden. Selanjutnya, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di pilih oleh 6,25% responden atau unggul tipis atas JK (5,93%), Rhoma Irama (5,62%) dan Dahlan Iskan (5,31%). Sementara itu tokoh tokoh lain semisal Hatta Radjasa, Anis Matta, SBY, Yusril Ihza Mahendra dan lain lain hanya memperoleh dukungan di bawah 5%.

Dalam survey ini kami meminta kepada responden untuk mengusulkan 1-3 nama figur capres pilihannya secara bebas tanpa di batasi oleh ketentuan apapun semisal, harus ketua Partai, tokoh populer dan lain sebagainya. Sebagian memang bersedia menyebut nama, walaupun hanya satu nama. Tapi sebagian lagi menyatakan belum memiliki pandangan mengenai siapa tokoh yang layak memimpin Indonesia 2014-2019. Oleh sebab itu, angka angka yang tertera di atas bukan berarti satu figure hanya di pilih oleh satu responden, akan tetapi bisa jadi 2 atau 3 figur sekaligus di pilih oleh responden.

Berikut 18 tokoh yang paling di favoritka untuk memimpin Indonesia mendatang :

1. Jokowi : 39,68%
2. Prabowo : 38,12%
3. Megawati : 11,87%
4. Mahfudz MD : 11,25%
5. Bakrie : 6,25%
6. JK : 5,93%
7. Rhoma : 5,62%
8. Dahlan : 5,31%
9. Hatta Radjasa : 3,78%
10. Anis Matta : 3,36%
11. SBY :  2,1%
12. Sultan :  1,68%
13. Yusril :  1,68%
14. Hary Tanoe : 1,68%
15. Hidayat Nur :  0,93%
16. Amien Rais :  0.84%
17. Anis Baswedan :  0.84%
18. Wiranto :  0.84%

Total Responden : 640
Area Polling : Jawa Tengah, Bali dan Sumatera Selatan
Periode Polling : 17 April - 29 Mei 2013


Pilgub Sumsel : Herman Deru - Maphilinda Penantang Serius Incumben

Kendati terdapat  empat pasang calon yang berlaga di ajang Pilgub Sumatera  Selatan yang akan di gelar minggu pertama bulan Juni nanti, namun persaingan dalam perhelatan kali ini kemungkinan besar hanya akan di ramaikan oleh dua kandidat saja. Yaitu pasangan Herman Deru – Maphilinda Syahrial Oesman dan pasangan incumbent Alex Noerdin  - Ishak Mekki.

Dalam polling yang hanya di ikuti 58 responden dari berbagai Kabupaten di Sumatera Selatan ini kandidat nomer urut 3 mendapat dukungan sekitar 25,86% dan menjadi salah satu kandidat yang paling berpotensi merebut tahta Sumsel 1. Sementara pasangan nomer urut 4 Alex Noerdin - Ishak Mekki yang di dukung oleh koalisi Partai Golkar, Partai Demokrat dan PDS mendapat dukungan tertinggi dengan angka 32,75%.

Polling ini memang harus di akui kurang representatif. Pertama karena memang sampelnya sangat minim (58 sampel). Kedua, pengambilan sampel di lakukan secara acak dan tidak memperhatikan sebaran penduduk yang ada di setiap kabupaten/kota di provinsi Sumsel. Namun demikian, untuk sekedar tebak tebakan, polling ini boleh di jadikan pertimbangan.

Berikut hasil polling Pilgub Sumsel yang kami tutup pada tanggal 29 Mei 2013 :

Jumlah responden : 58
Margin Error : 5%

1. Eddy Santana Putra-Wiwit Tatung :  3,44%
2. Iskandar Hasan-Hafisz Tohir : 10,34%
3. Herman Deru-Maphilinda Syahrial Oesman : 25,86%
4. Alex Noerdin-Ishak Mekki :  32,75%
5. Belum Menentukan : 27,58%

by Team Polling Gubrak (Tampoll Gubrak)

Minggu, 26 Mei 2013

Lagi, Tampoll Gubrak Kalahkan Lembaga Survey Populer

Kemenangan pasangan Ganjar - Heru di pilgub Jawa Tengah versi quick count sebenarnya mulai terbaca pada polling kedua Team Polling Gubrak. Dari pengalaman dua kali survey, nyatanya hanya pasangan ini yang mengalami trend paling positif jika di bandingkan dengan pasangan lain. Pada polling enam kota yang kami gelar pada 20 Maret - 02 April 2013 elektabilitas pasangan ini berada di kisaran 17,67%. Selisih 4,49% dari pasangan petahana Bibit - Sudiyono yang menempati posisi pertama dengan torehan 22,16%. Sementara kandidat Hadi Prabowo - Don Murdono menduduki peringkat tiga dengan elektabilitas sekitar 15,3%. Sisanya belum menentukan (44,85%).

Kemudian di polling kedua yang kami gelar 17 April - 14 Mei 2013 perubahan peta dukungan terlihat. Pasangan Ganjar - Heru yang di awal polling berada di posisi dua dengan selisih 4,49% secara meyakinkan mampu memangkas selisih dengan hanya tinggal 1,18%. Di bawah ini hasil polling kedua Tampoll Gubrak :

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 16,82%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 24,04%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 22,86%
4.Tidak Tahu : 36,26%
Margin error : 2,5%

Melihat angka yang ada, memang pasangan Bibit - Sudiyono masih memiliki keunggulan. Akan tetapi jika kita perhatikan dengan seksama, trend pasangan ini terkesan landai dan kurang meyakinkan. Bibit hanya mengalami kenaikan elektabilitas 1,88%, sementara Ganjar - Heru melesat dari angka 17,67% ke 22,86% atau naik 5,19%. Kandidat lain HP - Don naik 1,62% dari survey pertama 15,3%.

Membaca angka angka di atas kita bisa melihat bagaimana trend positif Ganjar - Heru menjadi yang paling agresif dan cepat. Maka jika kemudian pasangan ini di akhir episode memenangkan pilkada, adalah sebuah kewajaran dan sudah terlihat sejak awal. Hal serupa juga pernah terjadi pada pasangan Jokowi - Ahok di pilgub DKI dimana pasangan ini menjelang pemungutan suara terus mengalami kenaikan elektabilitas. Begitu juga dengan kasus Rieke - Teten di Jawa Barat.

Memang, kami harus mengakui bahwa hasil polling Gubrak belum tepat. Akan tetapi juga tidak serta merta bisa di vonis salah, mengingat trend yang ada menunjukkan pergeseran pergeseran tajam antar kandidat seperti yang tergambar dalam kedua polling kami. Pun juga polling terkahir kami di tutup pada tanggal 14 Mei 2013, yang artinya masih ada waktu 12 hari menjelang pemungutan suara. Dan segala sesuatunya bisa saja terjadi di hari hari setelah polling di umumkan.


Polling Gubrak Belum Terkalahkan !!!

Hasil polling memang tidak sepenuhnya bisa sama dengan hasil election, karena sifatnya memang hanya sekedar jajak pendapat. Akan tetapi untuk mengukur apakah sebuah polling bisa lebih di percaya atau tidak, kita mesti melakukan perbandingan dengan polling serupa yang di gelar lembaga lembaga survey. Oleh sebab itu, mari kita kembali menengok hasil polling lain yang di lakukan oleh berbagai lembaga survey, kemudian kita bandingkan dengan hasil kerja Tampoll Gubrak. Dan kami sebelumnya sudah mengumpulkan data hasil polling dari berbagai lembaga survey yang mereka umumkan di media massa. Setidaknya ada 4 lembaga survey termasuk Tampoll Gubrak yang mengumumkan pollingnya.


A. BERC (Bulaksumur Empat Research and Consulting)
5-15 Mei 2013
Sampel : 410 

1. HP - Don : 29,6% 
2. Bissa : 23,4%
3. Gagah : 33,2 %
4. Abstain : 13,8% 


B. LKSP (Lembaga Survey Kebijakan Publik) anak perusahaan LSI 
3-9 April 2013
Sampel : 440 

1. HP - Don : 6,8%
 2. Bissa : 39% 
3. Gagah : 8,4% 
4. Abstain : 45,8% 

C. Politicawave

1. HP - Don : 48,7%
2. Bissa : 5,4% 
3. Gagah : 45,9%


D. Tampoll Gubrak
17 April - 14 Mei 2014 
Sampel : 535 

1. HP - Don : 16,82%
2. Bissa : 24,04%
3. Gagah : 22,86% 
4.Tidak Tahu : 36,26%

Sementara hasil quick count Indonesia Reseacrh Center yang bekerja sama dengan stasiun TV swasta adalah sebagai berikut :

1. HP - Don : 20,97%
2. Bissa : 31,34%
3. Gagah : 47,69%

Di antara empat lembaga survey yang ada, yang memenangkan pasangan Ganjar - Heru hanya BERC (Bulaksumur Empat Research Center). Selain itu hasilnya cukup variatif. Lalu apakah survey BERC bisa di katakan paling presisi ?.

Kami kira hasil survey BERC belum bisa di katakan lebih presisi dari Tampoll Gubrak. Bagaimanapun sebuah survey tidak bisa di sandarkan pada sekedar siapa yang di prediksi menang, akan tetapi harus di baca dari semua angka yang di hasilkan. Dan jika mengacu pada data keseluruhan, Tampoll Gubrak sesungguhnya lebih presisi daripada BERC.

Pada pasangan Ganjar - Heru, Tampoll Gubrak menempatkan mereka di urutan kedua dengan angka 22,86%. Kalah tipis (1,18%) dari pasangan Bibit - Sudijono. Dengan margin error sekitar 2,5% di tambah masih adanya sisa 12 hari menjelang pemungutan, siapapun akan mafhum bahwa angka di atas tidak bisa di artikan bahwa pasangan Bissa sudah pasti menang, atau Ganjar - Heru kalah. Team kamipun sebenarnya sudah mengendus aroma kemenangan Ganjar - Heru. Namun karena tidak adanya polling susulan, maka kami tidak bisa memprediksi angka selanjutnya. Di sisi lain, angka yang belum menentukan dalam survey BERC hanya tersisa sekitar 13,8%. Sementara Tampoll Gubrak masih menyisakan angka belum menentukan sekitar 36,26%. Jadi bisa saja pemilih swing voter akan cenderung ke Ganjar. Karena kebanyakan pengalaman pilkada, biasanya swing voter lebih cenderung memilih penantang.

Pada pasangan Bibit - Sudijono, BERC memprediksikan sang petahana memperoleh suara 23,4%. Sementara Tampoll Gubrak memprediksikan Bissa mendapat angka 24,04%. Dalam hal ini antara Tampoll Gubrak dan BERC nyaris sama. Namun jika di bandingkan dengan hasil quick count, Tampoll Gubrak lebih dekat dengan hasil hitung cepat.

Kesalahan terbesar BERC adalah prediksinya pada pasangan HP - Don. Pasangan ini di tempatkan di urutan kedua dengan angka 29,6%, sementara Tampoll Gubrak memprediksikan HP-Don mendapat dukungan 16,82%. Quick count menunjukkan HP - Don mendapat suara 20,97%. Melihat hasil ini, sudah pasti prediksi Tampoll Gubrak lebih mendekati kenyataan di banding dengan survey BERC.

Sementara hasil polling lembaga lain sudah jelas tidak bisa di pertanggungjawabkan ke publik. Termasuk yang di lakukan LSI. Lembaga survey besar dan sering jadi narasumber di media elektronik, namun sering meleset prediksinya.

Jadi, siapa yang paling presisi ???

Rabu, 22 Mei 2013

PKS, Wanita dan Kekuasaan

Beberapa saat sebelum Pemilihan Raya ke 13 (Pru 13), publik Malaysia di gemparkan dengan munculnya video berdurasi 25 detik yang berisi adegan seronok seorang pria yang di duga sebagai salah satu pimpinan parpol oposisi dengan seorang wanita. Kasus ini sempat menjadi buah bibir warga Malaysia bukan karena semata muncul menjelang pemilu, akan tetapi figur yang ada dalam video itu di duga merupakan salah satu kader penting sebuah partai berhaluan Islam (PAS, Pan Islamic Malaysian Party). Seperti yang banyak di ketahui publik, PAS adalah partai berhaluan Islam yang cukup memiliki pengaruh kuat di Malaysia dan merupakan salah satu tulang punggung oposisi Malaysia. Dan entah karena pengaruh munculnya skandal sex yang di duga melibatkan petinggi PAS atau tidak, nyatanya di ajang pemiluraya 13 silam partai pimpinan Datuk Seri Hadi Awang ini harus kehilangan 2 kursi parlemen. Sebuah hasil yang cukup kontras, mengingat dua partai oposisi lain, yaitu PKR dan DAP justru mengalami peningkatan pesat.

Pada tahun 2000an publik Amerika Serikat juga di hebohkan dengan sebuah skandal sex yang melibatkan pucuk pimpinan negeri adidaya tersebut, Presiden Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Tak lama setelah muncul drama skandal itu, Partai Demokrat akhirnya gagal merebut kembali kursi gedung putih setelah dua periode sukses mereka genggam. Di Italia, kita juga menyaksikan bagaimana Berlusconi harus mundur teratur dari kursi Perdana Menteri akibat terlibat skandal seks dengan PSK di bawah umur. Michael Palmer, Ketua Parlemen Singapura dan merupakan kader dari partai berkuasa (Partai Aksi Rakyat) terpaksa harus mundur dari jabatannya karena terlibat skandal seks dengan wanita bukan pasangan sahnya. Dan masih banyak lagi cerita skandal seperti di atas yang akhirnya mengubah segalanya.
Darin Mumtazah (Pict : putracenter.blogspot.com)

Baru baru ini publik Indonesia juga di suguhi cerita menarik dari salah satu mantan petinggi partai yang juga terkait dengan persolan wanita wanita di sekelilingnya. Walaupun sebenarnya kisah kisah semacam ini bukan pertama kalinya menyangkut moralitas para pemimpin kita, akan tetapi kisah paling mutakhir ini rupanya cukup menyita perhatian khalayak.

Adalah Luthfi Hasan Ishaq, Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Namanya akhir akhir ini selalu menghiasi pemberitaan di media. Baik media massa, media elektronik hingga menjadi buah bibir di jejaring sosial. Kasus yang di awali operasi tangkap tangan KPK dengan dugaan terlibat kasus korupsi impor daging sapi ini kemudian berubah menjadi bola liar yang tidak saja menghancurkan karir LHI, akan tetapi juga berpotensi menghancurkan struktur PKS yang selama ini oleh banyak pihak di anggap sebagai partai dengan sistem pengkaderan rapi.

Kasus yang menimpa pria kelahiran Malang itu nyatanya tidak saja terkait dengan korupsi semata, akan tetapi juga menyangkut keberadaan para wanita wanita di sekitar LHI. Penulis sengaja tidak akan membahas sepak terjang orang dekat LHI, Ahmad Fathanah. Walaupun peranan pria yang konon pernah satu almamater dengan LHI ini di nilai cukup besar, namun penulis menganggap ia hanyalah komandan lapangan berpangkat biasa dan di belakangnya masih ada sederet nama yang secara wewenang dan kekuasaan jauh lebih besar dari dirinya.

Pada bulan Maret 2011, salah satu pendiri PKS Yusuf Supendi melansir tudingan bahwa di internal PKS setidaknya ada 3 elite yang telah melakukan poligami. Tifatul Sembiring, Mahfudz Shidiq dan Luthfi Hasan Ishaq. Dalam laporan itu Yusuf Supendi mengatakan bahwa poligami yang di lakukan oleh ketiga petinggi PKS itu di anggap bertentangan dengan syariah. Luthfi Hasan Ishaq misalnya, di tuding telah menikah lagi tanpa mendapat persetujuan terlebih dulu dari istri pertamanya. Oleh sebab itu dewan syariah selaku pengawas dan penjaga moral politisi PKS akhirnya memutuskan untuk tidak merestui poligami LHI.

Informasi awal yang di sampaikan KH Yusuf Supendi ini bagi penulis adalah petunjuk dasar bagaimana mengenali karakter sosok yang kemudian di daulat sebagai Presiden PKS itu. Kata pepatah, awal yang salah akan menghasilkan akhir yang salah pula. Nabi Muhammad bilang, segala sesuatu itu di mulai dari niat. Maka dalam hal ini kami menganggap apa yang di lakukan oleh LHI kala itu adalah cerminan niat dan awal yang salah. Pria yang berpoligami dengan niat baik tidaklah mungkin berani mengorbankan kepentingan yang lebih besar, yaitu keluarga dari istri pertamanya. Kenekatan LHI yang menikah tanpa memperhatikan persetujuan istri pertama dan tanpa memandang hasil sidang dewan syariah partai adalah bukti bahwa pria ini memang hanya peduli dengan kesenangan dirinya.

Kendati apa yang di lansir Yusuf Supendi kala itu di anggap angin lalu, baik oleh LHI sendiri maupun petinggi PKS lainnya, namun seiring perjalanan waktu sepak terjang LHI dengan wanita wanita cantik perlahan terkuak. Nama Darin Mumtazah, siswa kelas XII SMA yang sebentar lagi akan lulus sekolah muncul dalam daftar saksi kasus korupsi daging impor. Perempuan belia dengan body seksi ini konon merupakan salah satu wanita yang dekat dengan LHI. Ada yang mengatakan Darin istri siri, ada yang mengatakan wanita simpanan, atau justru hanya wanita yang sekedar di bayar untuk di tiduri. Beberapa saksi yang tinggal di sekitar kediaman DM mengatakan bahwa LHI sering berkunjung ke rumah DM. Mereka juga mengatakan bahwa LHI oleh orang tua DM di kenalkan sebagai suami dari DM.

Bagi kader kader PKS yang secara struktur tidak melarang poligami mungkin saja adalah sesuatu yang biasa dan tidak perlu di besar besarkan. Akan tetapi masyarakat luas sudah pasti memiliki persepsi lain. Apalagi sebelumnya masyarakat juga di suguhi tingkah polah orang kepercayaan LHI, Ahmad Fathanah yang doyan perempuan. Dalam pikiran masyarakat, LHI pun kemungkinan juga memiliki kebiasaan buruk yang sama.


Seorang kawan bijak mengatakan, "lelaki itu makin berkuasa cenderung makin nakal, sementara wanita makin nakal makin berkuasa". Memang tidak sepenuhnya benar. Akan tetapi juga tidak sepenuhnya salah. Banyak contoh yang mengisyaratkan demikian. Di gedung DPR misalnya, konon petugas kebersihan seringkali menemukan adanya kondom yang berasal dari tempat sampah di ruangan para legislator. Begitu juga ketika ada pejabat yang berkunjung ke daerah maupun plesir ke luar negeri, aroma mesum seringkali muncul mengiringi tingkah laku mereka. Itu belum termasuk kasus lain yang menyangkut moralitas para pemimpin semisal penggunaaan narkoba, judi dan lain sebagainya.

Sebaliknya, wanita semakin nakal semakin berkuasa. Di balik kemolekan tubuhnya, Monica Lewinsky sukses menghancurkan karir Bill Clinton dan juga mengakhiri dominasi Partainya di gedung putih. Di balik suara merdu penjaja cinta, perdana menteri Italia sekaligus presiden AC Milan tersungkur dari kursinya. Dan banyak lagi. Wanita terbukti tidak sekedar makhluk lemah yang mudah di tindas, tapi ada kalanya wanita tak ubahnya seperti Tuhan. Dia bisa menentukan kapan kekuasaan pria harus terus di pertahankan, dan kapan harus di akhiri.


ARJUNA, PLAYBOY SUKSES

Berbeda dengan nasib banyak politisi yang akhirnya hancur berkeping keping karena di dera masalah perempuan, tokoh pewayangan yang satu ini di anggap sebagi playboy yang sukses. Kisah hidup tokoh Pandawa ini dari awal hingga akhir nyatanya tidak pernah sepi dari isu perempuan perempuan di sekitarnya. Bahkan kalau di bandingkan dengan LHI, kenakalan Arjuna masih jauh di atas. Siapa saja wanita yang pernah dekat dengan LHI masih bisa di telusuri, tetapi Arjuna ?. Bahkan dalangpun tidak ada kata sepakat berapa jumlah wanita yang pernah dekat dengan titisan Wisnu itu. Karena saking banyaknya.

Lalu kenapa nasib Arjuna lebih mujur dari LHI  ?

Pertama, soal kejujuran. Dalam dunia wayang, Arjuna di anggap sebagai sosok ksatria yang jujur. Baik dalam hal keperwiraan maupun dalam kehidupan sosial. Oleh sebab itu ia di juluki Whibatsu, yang artinya petarung yang jujur. Bukti kejujuran Arjuna yang lain juga bisa kita tengok dari nama nama panggilan yang di sematkan oleh orang lain kepada Arjuna dan itu di terima sang pemanah terbaik dunia wayang ini tanpa banyak protes atau tersinggung. Dia tidak marah ketika orang menyebutnya sebagai Janaka. Yang artinya pria yang memiliki banyak istri. Ini berbeda dengan politisi kita yang sudah jelas ketahuan memiliki banyak istri tapi masih saja membantah kalau ia berpoligami. Arjuna juga seringkali di ledek dengan sebutan Danasmara, yang artinya perayu ulung. Tapi tidak pernah Arjuna protes dengan sebutan itu. Karena memang itu fakta sebenarnya. Ini berbeda dengan politisi kita yang di depan orang banyak bicara moral, di belakang dia jatuh terjerembab dalam pelukan wanita. Sifat jujur ini yang tidak di miliki LHI. Jangankan kepada masyarakat luas, kepada istrinya dan keluarganya saja tidak jujur.

Kedua, kemampuan spiritual. Dalam hal ini boleh jadi Arjuna bukan tandingan LHI. Walaupun Arjuna di kenal sebagai figur penggila wanita, akan tetapi ia memiliki pengalaman spiritual yang jauh lebih kuat. Arjuna oleh banyak dalang di sebut sebagai tokoh yang hoby bertapa. Senang bermeditasi dari satu tempat ke tempat lain. Dari hutan satu ke hutan yang lain, dari gunung satu ke gunung yang lain demi melatih mental spiritualnya. Ia sanggup bertahun tahun jauh dari keramaian dan publistas. Ia sanggup bertahun tahun menjadi manusia buangan yang terusir dari negerinya. Ia sanggup tidak makan berhari hari bahkan konon bertahun tahun. Ini berbeda dengan para politisi kita yang penggemblengan spiritualnya sebagian besar hanya berkisar masalah teori, jargon keagamaan dan lain sebagainya. Tanpa di iringi lelaku prihatin. Bayangkan saja, seorang tokoh menyerukan kepada pengikutnya untuk bertaubat, tapi di sisi lain ia sendiri hidup dengan fasilitas mewah dan kehidupan yang serba hedonis. Ibarat bertarung, belum menang saja sudah foya foya.

Ketiga, kemandirian. Kendati Arjuna memiliki banyak istri dan simpanan, tapi ia adalah pribadi yang mandiri. Ia bukan pria yang mudah di kendalikan oleh wanita. Pikirannya tetap fokus pada tujuan awal. Yaitu memenangkan pertarungannya dengan Kurawa. Dan itu di genggamnya erat erat. Bagi Arjuna, wanita hanyalah alat, dan bukan tujuan. Oleh sebab itu tidak heran ketika pecah Baratayuda, istri istri dan anak anak Arjuna berdiri tegak di bekalang Arjuna. Srikandhi di daulat sebagai panglima perang, Larasati bertugas sebagai kepala keamanan Madukara, Wara Sembadra mengurusi logistik. Bahkan Banowati (istri Suyudana) yang merupakan selingkuhan Arjunapun ikut ambil bagian dalam memasok informasi demi kepentingan kubu Pandawa. Apakah hal ini juga terjadi pada para politisi kita ?


Saran penulis untuk PKS, sebaiknya elite elite PKS belajar dari tokoh pewayangan seperti Arjuna. Jangan hanya menggelar wayang kulit semalam suntuk saja tanpa mau belajar bagaimana seorang tokoh menjalani kehidupannya. Kalau memang ada yang suka berpoligami, jujur saja. Kalau memang kasus itu melibatkan banyak elite partai, sebaiknya secara jujur di akui saja. Untuk jangka pendek memang menyakitkan, akan tetapi untuk jangka panjang itu bermanfaat besar dalam mencapai cita cita.

Selain itu, elite elite PKS dan juga elite politik lainnya, teruslah melatih kemampuan spiritual. Banyak prihatin. Berlakulah sederhana, merakyat dan apa adanya. Hindari hal hal berbau kemewahan yang itu membuat rakyat merasa di dholimi. Ketika banyak rakyat susah payah mencari sesuap dua suap nasi, politisi kita justru seenaknya menghamburkan uang negara. Kebiasaan ini tidak akan mencetak kader bangsa yang handal. Sampai kapanpun.

Terakhir, para calon pemimpin mesti bisa mandiri. Kalau memang partai dananya sedikit, jalankan saja sebatas kemampuannya. Jangan berlebihan, apalagi sampai mengorbankan uang rakyat. Terkadang pertarungan memang butuh waktu yang panjang, lama dan berdarah darah. Tapi kemandirian dari sebuah institusilah yang di akhir cerita menjadi kunci dari sebuah kemenangan.


Quote : Ketika ternyata dalam sebuah permainan, Pandawa mengalami kekalahan, mereka dengan serta merta mengakui itu dan meningalkan negaranya kemudian hidup bertapa di hutan belantara untuk kembali memupuk semangat dan kemampuan daya juangnya. Maka, tidak ada salahnya kalau kader kader PKS sepakat meninggalkan partainya atau kalau perlu bubarkan saja, lalu kembali ke habitat awal sebagai gerakan dakwah sembari mempersiapkan diri untuk kompetisi jangka panjang.


Oleh : Komandan Gubrak

Kamis, 16 Mei 2013

Mengapa Syria Tak Kalah Juga ?




Wartawan media Lebanon Almanar, Sadeq Khanafer dan Hussein Mallah telah menulis artikel bersambung berjudul "Mengapa Assad Tidak Bisa Dikalahkan?" Pada tulisan pertama dipaparkan gambaran umum negara Syria, disusul kemudian dengan tulisan tentang aspek ekonomi Syria yang menunjang kekuatan regim Syria. Pada tulisan ketiga kedua penulis memaparkan aspek militer dan yang keempat membahas aspek politik dan kepemimpinan nasional Syria. Kedua tulisan terakhir inilah yang menjadi dasar penulisan artikel ini.
Tidak bisa dibantahkan bahwa militer Syria telah menjadi tulang punggung perlawanan bangsa Syria terhadap konspirasi zionis internasional yang saat ini tengah menggoncangnya. Dan sampai sejauh ini militer Syria telah menunjukkan kinerja yang menakjubkan, tidak saja di mata rakyat Syria sendiri namun juga di mata internasional.

Tentara reguler Syria mempunyai panglima tertinggi yang tidak lain adalah Presiden Bashar al Assad dan deputinya Menhan Fahd Jassem Al-Freij. Dalam kemiliteran Bashar menyandang pangkat Letnat Jendral. Tentara Syria merupakan salah satu satuan tentara terkuat di Timur Tengah dengan jumlah pasukan 320.000 personil dan diperkuat oleh 200.000 tentara cadangan dan 42.000 perwira.

Tentara Syria berdiri sejak tgl 1 Agustus 1946, yaitu tanggal dimana pemerintah berdaulat Syria mengambil alih otoritas penjajahan Perancis. Tentara Syria telah berulangkali terlibat peperangan melawan zionisme dan kekuatan imperialis asing: Perang Maysaloun (melawan Perancis), Perang 6 Hari (tahun 1967 melawan Israel), Perang September Hitam (tahun 1973 melawan Jordania dan membela Palestina), Perang Yom Kippur (tahun 1973 melawan Israel), dan Perang Lebanon (tahun 1982 melawan Israel dan Amerika).


Pada tahun 1976 Syria menempatkan pasukan di Lebanon atas perintang Liga Arab demi menegakkan ketertiban di negara yang tengah dilanda perang saudara itu. Pasukan tersebut ditarik tahun 2005 setelah peristiwa Revolusi Cedar. Pasukan Syria juga terlibat dalam koalisi internasional membebaskan Kuwait dari pendudukan tentara Irak tahun 1991.


Tentara Syria terbagi dalam 5 Seksi, yaitu AD, AU, AL, unit inteligen militer serta unit organisasi. AD Syria dianggap sebagai tulang punggung tentara Syria terdiri dari sekitar 300.000 tentara reguler dan 200.000 milisi. AU Syria terbagi dalam dua bagian, yaitu AU dan pertahanan udara. Kekuatannya termasuk yang terbesar di tanah Arab dengan kekuatan sekitar 900 pesawat tempur. AL Syria bermarkas di Latakia dengan pangkalan-pangkalan berada di Latakia, Al-Mina Al-Bayda, Tartous, dan Banias; memiliki jumlah personil 10.000 tentara, 2 kapal selam, 2 frigat, 2 kapal anti kapal selam, 4 kapal penebar ranjau, 3 kapal ampibi pendarat, serta 25 kapal perang berbagai ukuran.

Tentara Nasional
Untuk memperkuat pertahanan negara, terutama setelah terjadinya krisis, pemerintah Syria memebentuk National Defense Army. Terdiri dari milisi relawan pria dan wanita dari berbagai usia. Tugas utamanya adalah melidungi kawasan dari serangan pemberontak. Mereka mendapat gaji bulanan, seragam, dan berjumlah puluhan ribu tersebar di beberapa propinsi.


Jenjang Kepangkatan dan Dinas Kemiliteran

Jenjang kepangkatan dalam ketentaraan Syria terbagi dalam 3 kelompok: individual, perwira muda dan perwira. Pangkat tertinggi adalah Letnan Jendral.

Syria menerapkan wajib militer yang cukup unik bagi warganegaranya. Semua warga negara laki-laki berumur di atas 18 tahun dan memiliki saudara laki-laki, diwajibkan mengikuti dinas ketentaraan selama 18 bulan.

Tentara Syria terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Syria seperti membangun jalan, jembatan, sebagaiman juga terlibat dalam industri, farmasi dan kedokteran serta riset. Militer Syria melarang anggotanya terlibat urusan politik atau memiliki pekerjaan sampingan. Anggota militer juga dilarang memperlihatkan perlengkapannya di luar wilayah kerja terkecuali dalam peperangan atau konfrontasi.


Persenjataan dan Taktik

Tidak ada data akurat tentang persenjataan militer Syria karena pemerintah sengaja menjaga kerahasiaannya. Namun diyakini bahwa Syria memiliki senjata-senjata rudal terkuat di kawasan yang bisa menjangkau seluruh wilayah Israel dan target-target lain di kawasan. Di antara rudal-rudal itu adalah "Scud" yang bisa dimodifikasi sebagai senjata kimia.


Syria juga memiliki ribuan tank berbagai tipe dan ukuran yang menjadikan militer Syria sebagai satu kekuatan regional yang paling diperhitungkan.

Sebagai tulang punggung kekuatan regim, militer Syria telah menjadi target utama pemberontakan sejak awal sekaligus memaksa militer terlibat dalam berbagai konflik yang intensif. Dalam hal ini seorang pakar militer Lebanon, Salim Harba, mengungkapkan bahwa mengatakan:

"Tentara Syria sejak mulai terjadinya krisis telah menjadi sasaran utama pemberontak. Mereka menghadapi serangan bertubi-tubi tidak saja di lapangan, namun juga di media massa melalui berita-berita dan yang tidak fair demi untuk memecah belah anggotanya dan menghancurkan kepercayaan dirinya. Namun itu semua hanya berdampak kecil bagi keutuhan, koheren, kekuatan dan kepercayaan diri tentara."


Sedangkan mantan kepala "Directorate of Orientation in the Lebanese Army" Brigjen (purn), Elias Farhat menyatakan bahwa "tentara Syria telah berusaha untuk menjauhi kekerasan dengan melarang anggotanya membawa senjata dan menembak hingga beberapa insiden membuat beberapa anggotanya mengalami luka-luka dan terbunuh. Sejak peristiwa pembantaian Jisr Al-Shgour dimana sebanyak 200 tentara terbunuh, militer baru diijinkan menggunakan senjata."

Mengingat yang dihadapi adalah perang gerilya, militer Syria melakukan berbagai teknik perang gerilya yang sesuai dengan kondisi medan perang. Menurut Salim Harba militer Syria telah mempersiapkan diri menghadapi perang gerilya berdasarkan fakta bahwa ancaman utama Syria adalah pendudukan Israel. Sebagian besar tentara Syria telah dipersiapkan untuk berperang di daerah-daerah padat penduduk. Dan sejauh ini strategi tersebut telah dijalankan dengan baik oleh tentara Syria, meski yang dihadapi bukan tentara Israel melainkan pemberontak.

Menurut seorang perwira menengah yang menjadi komandan lapangan tentara Syria di medan perang Baba Amro mengungkapkan bahwa militer Syria telah mempersiapkan beberapa satuan khusus perang gerilya, dan setelah 2 tahun peperangan seluruh personil militer telah memiliki kemampuan tinggi untuk menghadapi medan perang gerilya yang diterapkan pemberontak.


"Jika kami mengatakan bahwa kami tidak merasa lelah dan bisa mengatasi para pemberontak di berbagai wilayah dengan mudah, itu semua tidak terjadi secara kebetulan melainkan setelah melalui berbagai ujian dan pengalaman," kata perwira tersebut kepada Almanar


"Sebagai contoh, kami membekali prajurit dengan perlengkapan dan bekal yang lebih banyak agar mereka bisa bertahan dalam kepungan hingga bantuan tiba. Para prajurit kini telah mengenal dengan baik setiap jengkal wilayah di sekitar mereka. Mereka telah mengetahui kemana harus bergerak dan menyelamatkan diri. Mereka juga telah lebih stabil emosinya dan tidak mudah terintimidasi oleh musuh setelah mengenal mereka lebih banyak," tambahnya.


Kontrol dan Kepemimpinan

"Sistem kepemimpinan dan kontrol dalam ketentaraan Syria adalah koheren dan kepemimpinan serta prioritas dalam militer adalah tetap. Perpecahan memang terjadi dan sebagian tidak bersemangat untuk berperang, namun jumlahnya hanya antara 10% atau 15%. Tidak ada komandan yang membelot kecuali beberapa perwira eselon kedua," kata Farhat seraya menyatakan bahwa tentara Syria menyadari betul kepentingan yang dihadapi negaranya.

"Mereka terlatih dan tersenjatai dengan profesional untuk mempertahankan negara dan rakyatnya. Mayoritas tentara Syria memiliki rasa nasionalisme Arab yang tinggi yang anti-zionisme," tambahnya.

Sang kolonel di medan perang Baba Amro menambahkan: "2 tahun setelah peperangan, kini menjadi jelas di mata pakar militer bahwa mereka yang mampu bertahan dan pertempur di ribuan medan perang dan di berbagai lokasi geografis, bergerak maju untuk melindungi negerinya dari kekalahan, terbukti telah menjadi tentara terkuat di dunia. Tentara Syria, meski menghadapi berbagai bentuk agresi dan pembunuhan terhadap pemimpin-pemimpinnya, masih percaya diri dan menakutkan bagi semua musuhnya, terutama Israel."




Untuk mengetahui kondisi medan perang yang sesungguhnya, ahli strategi militer Lebanon Salim Harba mengatakan kepada "Al-Manar": "setelah 2 tahun situasinya sangat menguntungkan tentara Syria karena  pemberontak teroris mengalami kegagalan dan mereka tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk merubah keseimbangan kekuatan di medan perang, tidak juga bisa melakukan serangan dadakan ataupun melakukan inisiatif di medan peperangan, terutama setelah kemajuan tentara secara kasat mata bisa dilihat semua orang di wilayah Rif Dimashq dari Darayya ke arah timur hingga Ghouta dimana tentara tengah melaksanakan satu operasi yang menjanjikan dengan menerapkan strategi perang gerilya yang telah mereka kuasai sepanjang pertikaian."

Sedangkan Brigjen Elias Farhat mencatat: "tentara Syrian mampu menjaga titik-titik strategis di seluruh negara sebagaimana pintu-pintu perbatasan, jalan raya dan bandara-bandara utama seperti di Damascus, Aleppo, dan Latakia, selain juga pangkalan-pangkalan militer utama. Hanya bandara-bandara kecil yang dikuasi pemberontak."

Menurut keterangan militer Syria, kondisi medan perang saat ini adalah sbb:

Aleppo: Tentara Syria telah menguasai lebih dari separo kota serta jalan layang Hama-Aleppo sehingga bandara internasional Aleppo bisa tetap beroperasi dengan aman. Peperangan sengit kini berpusat di beberapa bagian kota dimana pasukan teroris Al-Nusra Front dan brigade Al-Tawhid Ikhwanul Muslimin berbasis. Selain itu di beberapa kawasan di luar kota pemberontak FSA masih menguasai wilayah.

Idlib: Pusat kota sepenuhnya dikuasai tentara ditambah beberapa kawasan di luar kota. Pemberontak masih menguasai sebagian besar wilayah di luar kota yang diabaikan oleh tentara. Satu kawasan di dalam kota bernama Ma'arat An-Numan juga masih dikuasai pemberontak.

Ar-Raqqah: Satu kota yang agak terpencil dan kurang strategis yang menjadi tujuan para pengungsi, dikuasai sepenuhnya oleh pemberontak terutama dari kelompok Al-Nusra Front.

Al-Hasakah: Pusat kota dikuasai penuh oleh tentara dengan beberapa wilayah luar kota dikuasai pemberontak, termasuk pintu perbatasan dengan Turki.

Deir Az-Zour: The center of the city is under the army's control. Militants are

Hama: Pusat kota dan sebagian besar kawasan luar kota dikuasai oleh tentara sementara pemberontak hanya berada di beberapa kawasan luar kota.

Homs: 75% dari kota telah dibersihkan oleh tentara dari para pemberontak. Kawasan Al-Khalediya dan sekitarnya masih dikuasai pemberontak.

Daraa: Pusat kota dan sebagian besar wilayah dikuasai tentara.

Suwaidaa: Sepenuhnya dikuasai tentara.

Latakia dan Tartus: Kawasan-kawasan utama dikuasai tentara Syria kecuali beberapa kawasan di antara Latakia dan Aleppo.

Damascus dan Rif Dimashq: Pertempuran paling hebat tengah berlangsung di Rif Dimashq di luar kota Damaskus dengan tentara Syria kini berada di atas angin.
Tentang kondisi di medan perang Rif Dimashq, seorang kolonel menuturkan kepada "Al-Manar" sbb:

"Di Rif Dimashq saja ada beberapa laporan yang menyebutkan tentara berhasil membunuh lebih dari 10.000 personil pemberontak dalam beberapa waktu terakhir. Di Aleppo pemberontak yang tewas juga besar jumlahnya. Itulah sebabnya mereka menjadikan penduduk sipil sebagai sasaran sebagai bentuk balas dendam."

Prospek Pertempuran
Menurut perhitungan Farhat peperangan di Syria akan berlangsung lama selama Turki masih menjadi basis logistik dan suplai bagi pemberontak. Menurutnya tentara akan mampu bertahan dari infiltrasi pemberontak namun perbatasan sepanjang 800 km antara Syria dan Turki sangat sulit untuk diblokir oleh tentara.
"Jika Turki tidak merubah sikapnya, maka perang akan berlangsung lama."

Masih sulit untuk mengatakan bahwa peperangan telah mencapai klimaks, namun tentara Syria tetap memegang kendali pertempuran dan menebarkan kekuatannya di seluruh wilayah. Mundur dari satu daerah atau daerah lain-lainnya bukan berarti kalah dalam perang. Ada skala prioritas yang ketat dalam pertempuran. Jalur logistik dan kota-kota adalah prioritas utama dan wilayah lain memiliki prioritas sendiri. Waktu akan membuktikan bahwa strategis militer Syria adalah tepat.





Perang ekonomi tidak kalah penting dibanding pertempuran bersenjata, setidaknya hal itu terjadi di Syria. Pada masa-masa awal konflik negara-negara Arab, Turki, negara-negara barat hingga utusan-utusan khusus PBB dan Liga Arab melakukan bujukan hingga ancaman bertubi-tubi kepada pemerintah Syria untuk melepaskan diri dari poros "perlawanan" anti-Israel yang dibentuk Syria bersama Iran, Hizbollah dan Hamas. Bujukan dan ancaman tersebut tidak digubris oleh Presiden Bashar al Assad meski akibatnya Syria harus mengalami "cobaan" yang sangat berat berupa mengalirnya ribuan teroris bersenjata berat ke negeri yang sebelumnya aman dan damai tersebut.

Dalam pidato politik pertamanya setelah konflik bersenjata pecah, Presiden Bashar mengakui adanya beberapa kekurangan yang dilakukan pemerintah terutama dengan terlambatnya implementasi reformasi politik yang telah dirancang sejak tahun 2000. Bashar menyebutkan beberapa faktor yang membuat rencana tersebut terlambat diimplementasikan seperti invasi Amerika di Afghanistan dan Irak, pembunuhan mantan perdana menteri Lebanon Rafiq Hariri disusul dengan Revolusi Cedar di Lebanon yang memaksa penarikan ribuan tentara Syria dari Lebanon.

Untuk mengendalikan krisis, Bashar al Assad meluncurkan serangkaian program reformasi politik seperti penyelenggaraan dialog-dialog politik di berbagai provinsi yang disusul dengan pengesahan konstitusi baru yang mengurangi kekuasaan partai berkuasa, penyelenggaraan pemilihan parlemen dan kepala-kepala daerah, penerapan UU kebebasan pers hingga pemberian amnesti kepada para pemberontak.

Namun semua langkah tersebut tetap tidak memuaskan kekuatan-kekuatan politik yang tidak menginginkan Syria bergabung dengan Iran dan "perlawanan". Tekanan-tekanan politik pun terus ditimpakan terhadap Syria selain pengerahan ribuan teroris bersenjata ke dalam wilayah Syria: sanksi ekonomi dan politik Amerika dan Uni Eropa, penarikan duta-duta besar negara-negara Arab, hingga pembekuan Syria dari Liga Arab.

Saudi dan Qatar juga banyak menggelontorkan dananya untuk membujuk para pejabat militer dan birokrat sipil Syria untuk membelot. Dalam beberapa kasus hal ini mampu menggoyahkan keteguhan para pejabat Syria hingga terjadi beberapa kasus pembelotan pejabat-pajabat dan personil militer Syria. Namun secara keseluruhan jumlahnya tidak terlalu signifikan untuk meruntuhkan pemerintahan Syria.

Deputi Menteri Informasi Syria Khalaf Al-Moftah mengatakan kepada Al-Manar bahwa di segala sektor baik politik, birokrasi pemerintahan, kebudayaan, sosial, pendidikan dan militer, keutuhan pemerintahan tetap terjaga. Hal tersebut disebabkan oleh nasionalisme yang kuat ditambah kemauan bertahan hidup serta kesadaran bersama tentang apa yang sebenarnya terjadi, yaitu adanya konspirasi zionisme internasional untuk menghancurkan Syria sebagai bangsa yang berani melawan Israel.

"Sadar dengan bahaya yang mengancam, rakyat Syria bersatu padu untuk melawan," kata Al-Muftah

Salah satu unsur bangsa Syria yang mampu bertahan dari serangan konspirasi zionis adalah korps diplomat Syria yang menjadi representasi negara Syria di luar negeri. Dubes Syria untuk Turki Nidal Qabalan mengungkapkan kepada Al-Manar alasan-alasan yang membuat Syria mampu bertahan dari konspirasi global sementara pemerintah negara-negara tetangganya seperti Tunisia, Mesir, Libya dan Yaman berjatuhan dalam hitungan minggu atau bulan.

"Rahasianya adalah struktur masyarakat Syria secara sosial politik, intelektual, budaya, dan idiologi, yang telah ditanamkan oleh mantan Presiden Hafez al Assad. Beliau membangun idiologi tentara yang melintasi batasan agama, sekte hingga partai politik dengan satu pandangan yang kuat, Dataran Golan, dan perlawanan di Lebanon, Palestina, Irak serta semua negara Arab yang wilayahnya diduduki musuh," kata Qabalan.

Qabalan menyebutkan Syria saat ini tengah membayar "pajak kemuliaan". "Kami, baik pemerintah maupun rakyat, telah biasa untuk membayar. Jadi Syria tidak akan menyimpang dan akan semakin kuat mendukung gerakan perlawanan (anti zionisme) hingga tercapai tujuana terbesar yaitu membebaskan Palestina dan seluruh wilayah Arab yang diduduki zionis.


TEKANAN DAN NASIONALISME

Para diplomat Syria di luar negeri mengungkapkan besarnya tekanan yang mereka hadapi untuk melakukan pembelotan. Selain ancaman, mereka juga mendapat bujukan dengan imbalan sejumlah besar uang serta jabatan yang menggiurkan.

"Di seluruh dunia Syria memiliki 65 kedutaan dan kanto-kantor misi internasional dan sekitar 60 konsulat. Korps diplomatik adalah sangat kompak, perpecahan bisa diabaikan di antara 1.500 pejabat diplomatik yang ada," kata Qabalan.

Pimpinan Redaksi koran Al-Thawra Ali Qassem mengatakan kepada Al-Manar bahwa nasionalisme rakyat Syria tidak bisa dinegosiakan, dan hal inilah yang membuat Syria selama ini tetap bertahan.

"Rasa nasionalisme rakyat Syria berakar pada kebudayaan kuno Syria yang telah berusia 7 ribu tahun. Seluruh rakyat Syria terikat dengan tanah airnya serta dengan tujuan nasional bersama. Kekompakan korps diplatik Syria merupakan hal yang wajar, terutama saat terjadinya berbagai intimidasi, dan tekanan pada masa-masa awal krisis," kata Qassem.

Menurut Qassem, tekanan terhadap korps diplomat Syria terbagi melalui tiga bentuk:

Pertama: intimidasi, kebohongan dan pembesar-besaran isu.
Kedua: pemerasan, ancaman, hingga ancaman fisik.
Ketiga: fabrikasi atau rekayasa.

Qassem menyebutkan bahwa keteguhan para diplomat Syria merupakan cerminan dari keteguhan rakyat Syria yang membuat konspirasi hebat selama 2 tahun lebih tidak mampu mengalahkan Syria.

"Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa korps diplomatik Syria telah terlatih baik dan memiliki kualitas dan telah lama terlibat dalam pertempuran diplomatik di tingkat Arab dan dunia dalam berbagai bentuk," tambah Qassem.
 
Sumber :  http://www.satumedia.info/2013/05/mengapa-syria-tak-kalah-juga.html#.UZTsiUrPN_8

Rabu, 15 Mei 2013

Polling Pilgub Jateng : Bibit dan Ganjar Bersaing Ketat, Hadi Prabowo Kuda Hitam

Pilgub Jawa Tengah yang rencananya bakal di gelar pada 26 Mei 2013 nanti di prediksikan akan berjalan sangat ketat. Setidaknya itu yang tergambar dalam polling yang di gelar  Tampoll Gubrak (Team Polling Gubrak) mulai tanggal 17 April – 14 Mei 2013. Tidak seperti polling sebelumnya yang hanya mengambil sampel 6 kota besar di Jawa Tengah, survey tahap kedua ini di gelar di 35 kabupaten/kota dan melibatkan 535 responden pengguna jejaring sosial, facebook. Dan dari survey yang kami gelar selama 27 hari ini Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo menduduki peringkat teratas, di susul pasangan dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo - Heru Sudjatmoko dengan selisih tipis dan terakhir Hadi Prabowo – Don Murdono.

Total Responden : 535

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 16,82%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 24,04%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 22,86%
4.Tidak Tahu : 36,26%

Margin Error : 2,5%


Bibit Waluyo – Sudijono

Pasangan petahana ini sejak awal memang di unggulkan bakal memenangkan kursi gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah. Catatan polling pertama kami di 6 kota Jawa Tengah  yang kami gelar sebelum pengundian nomer urut oleh KPUD juga mengunggulkan calon yang di usung Partai Demokrat, Partai Golkar dan PAN dengan raihan angka 22,16%. Unggul atas Ganjar – Heru (17,67%) dan Hadi – Don (15,3%). Yang membedakan antara polling pertama dan kedua ini adalah selisih pasangan Bissa dan Ganjar – Heru. Jika di fase pertama selisih kedua pasangan ini sekitar 4,49%, kali ini tinggal menyisakan keunggulan 1,18%.
Dari segi penguasaan basis pendukung. Bibit  -  Sudijono terlihat unggul cukup signifikan di eks Karesidenan Semarang yang meliputi Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Demak, Kendal dan Purwadadi. Selain eks Karesidenan Semarang, di beberapa kabupaten di pantura sebelah timur Jawa Tengah (eks Karesidenan Pati) pasangan ini juga berpotensi menang . Demikian juga di kabupaten kabupaten yang dulu merupakan wilayah karesidenan Pekalongan. Sementara di belahan selatan Jawa Tengah, Bissa mendapat dukungan kuat di eks Karesidenan Banyumas dan Kedu. Satu satunya yang sulit di tembus adalah kabupaten kabupaten yang berada dalam lingkup eks karesidenan Solo.

Afiliasi Pemilih

Kendati di dukung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar dan PAN, akan tetapi sumber suara pasangan Bibit – Sudijono relatif  cair. Responden yang mengatakan akan memilih Demokrat pada pemilu 2014, hanya 33,3% yang menjatuhkan pilihannya pada pasangan ini. Pemilih Partai Golkar yang menyatakan akan memilih Bibit sekitar 34,61%. Sementara pemilih PAN, 50% nya memilih kandidat ini. Walaupun pemilih Partai Demokrat dan Partai Golkar sebagian besar tidak memilih Bissa, akan tetapi pasangan ini mendapatkan limpahan suara cukup dari hampir semua simpatisan parpol yang ada dan juga dari kelompok yang menyatakan belum menentukan pilihan partainya.


Ganjar Pranowo  - Heru Sudjatmoko

Dari ketiga pasangan calon, agaknya duet anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dan Bupati Purbalingga ini merupakan kandidat yang paling banyak mengalami kemajuan. Jika di polling pertama mereka mendapatkan dukungan sekitar 17,67% dari responden, polling kali ini Ganjar  - Heru mengalami kenaikan pesat dengan membukukan dukungan 22,86% atau selisih tipis (1,18%) dengan pasangan nomer urut dua.  Kalau melihat trend positif yang di raih, agaknya pasangan nomer urut tiga ini berpotensi besar menyalip di tikungan.

Basis pemilih Ganjar – Heru yang paling utama adalah wilayah Jawa Tengah bagian selatan, terutama kabupaten kabupaten yang berada di eks Karesidenan Solo. Di kandang banteng ini Ganjar unggul 36,84%. Sementara Bibit – Sudijono 13,68%, HP - Don 15,78% dan belum menentukan 33,68%. Pasangan ini juga di perkirakan berpotensi menang di eks karesidenan Kedu dan Banyumasan. Sementara di Jateng utara, terutama eks karesidenan Pekalongan, dukungan untuk pasangan ini juga kuat.


Pemilih Loyal PDI Perjuangan

Kendati hanya di usung oleh satu partai, akan tetapi dari segi loyalitas, pemilih PDI Perjuangan juaranya. Responden yang menyatakan akan memilih PDI Perjuangan di pemilu 2014, 59,09% juga memilih Ganjar -  Heru. Pasangan ini juga mendapat dukungan dari lintas partai dan juga dari kelompok swing voter dalam jumlah signifikan. 

Kendati trennya terus menanjak, akan tetapi pasangan ini bukan tanpa rintangan. Sikap Rustriningsih yang belakangan melabuhkan dukungannya pada pasangan nomer urut pertama (Hadi Prabowo – Don Murdono) bisa saja mengubah pikiran responden yang memilih Ganjar. Bagaimanapun Rustriningsih adalah kader PDI Perjuangan yang  punya banyak pendukung di Jawa Tengah. Apalagi polling ini di gelar sebelum Rustri mengeluarkan sikap resminya mendukung HP – Don.


Hadi Prabowo – Don Murdono

Berada di peringkat tiga dengan torehan 16,82% dalam polling, bukan berarti pasangan ini sudah bisa di pastikan akan kalah. Selain belum satupun pesaing yang mampu melewati angka 30%, pasangan nomer urut satu ini belakangan mendapat suntikan dukungan dari wakil gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI Perjuangan, Rustriningsih. Faktor terakhir ini kemungkinan akan menjadi kartu as bagi pasangan yang di usung PPP, PKB, PKS, PKNU, Gerindra dan Hanura. 

Mesti di ingat, walaupun 59,09% pemilih PDI Perjuangan memilih Ganjar, tapi dari data polling yang kami himpun masih ada sekitar 15,9% massa PDI Perjuangan yang belum menentukan pilihan. Sebagian karena memang kurang respek dengan calon yang ada, akan tetapi berdasarkan wawancara kami, sebagian beralasan karena jagoannya Rustriningsih tidak di rekomendasikan partai. Maka, jika perintah Rustri untuk mendukung HP Don ini di turuti pendukungnya, peluang Hadi Prabowo – Sudijono untuk menang terbuka lebar.

Peta  Dukungan Massa Parpol

01. Partai Nasional Demokrat 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 0%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 50%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 25%
4.Tidak Tahu : 25%

02. Partai Kebangkitan Bangsa 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 47,36%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 0%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 26,31%
4.Tidak Tahu : 26, 31%

03. Partai Keadilan Sejahtera 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 45%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 20%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 20%
4.Tidak Tahu : 15%

04. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 4,54%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 20,45%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 59,09%
4.Tidak Tahu : 15,9%

05. Partai Golongan Karya 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 11,53%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 34,61%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 23,07%
4.Tidak Tahu : 30,76%

06. Partai Gerakan Indonesia Raya 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 23,4%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 44,68%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 12,76%
4.Tidak Tahu : 19,14%

07. Partai Demokrat 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 38,88%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 33,33%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 16,66%
4.Tidak Tahu : 11,11%

08. Partai Amanat Nasional 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 5,55%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 50%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 5,55%
4.Tidak Tahu : 38,88%

09. Partai Persatuan Pembangunan 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 28,57%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 42,85%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 14,28%
4.Tidak Tahu : 14, 28%

10. Partai Hati Nurani Rakyat 

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 33,33%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 33,33%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 0
4.Tidak Tahu : 33,33%

*14. Partai Bulan Bintang 

*15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 

*Responden yang menyatakan akan memilih PBB dan PKPI relatif masih minim.


Hasil polling bila tanpa menyertakan PEMILIH ABSTAIN

1. Hadi Prabowo  - Don Murdono : 26,39%
2. Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo : 37,77%
3. Ganjar – Heru Sudjatmoko : 35,87%

Margin Error : 2,5%


Oleh : Team Polling Gubrak (Tampoll Gubrak)

Jumat, 10 Mei 2013

Bersiap Ke Kurusetra

Khrisna dan Arjuna di Padang Kurusetra (Pict : wikipedia.com)

Ibarat cerita pewayangan, pihak Pandawa sudah mulai kehilangan kesabaran setelah segala upaya untuk menegakkan keadilan selalu menemui jalan buntu. Guru Durna, sang guru bijak yang bisa di harapkan mengatasi kemelut Hastina nyatanya tidak lagi bisa di harapkan. Mentor bangsa Kuru ini seolah menelan ludah sendiri ketika dulu ia mengatakan sangat menyayangi Pandawa, namun faktanya hanya sekedar manis di mulut belaka. Ketika di hadapkan pada kenyataan politik yang ada, sang Durna tak beda jauh dengan para elite politik Hastina yang lebih mengedepankan oportunity. Begitu juga dengan Resi Bisma. Orang paling berpengaruh di Hastinapura dan di anggap sebagai teladan bagi wangsa Kuru. Ketika ia di tanya, akan membela siapa dalam sengketa politik antara Pandawa dan Kurawa ?. Jawabannya sungguh membuat anak anak Pandu Dewanata merasa sakit hati. Bisma dengan tegas bersumpah untuk berdiri di belakang penguasa Hastina.

Kabar lain yang tak kalah tragisnya adalah keputusan Prabu Salya. Paman kandung dari Nakula dan Sadewa (anggota Pandawa) yang di harapkan bisa bersikap adil dalam mengatasi sengketa politik, nyatanya juga cenderung berpihak pada Kurawa. Penderitaan Pandawa makin lengkap, ketika ibu Pandawa Dewi Kunti yang berusaha membujuk Karna agar tidak memusuhi Pandawa juga menemui kegagalan. Adipati Awangga, Basukarna yang sejatinya adalah saudara kandung Pandawa itu sedikitpun tidak mau berpaling pada mereka.

Pandawa kini merasa seperti sendirian di hutan belantara nan gelap. Mereka yang sejatinya paling berhak atas tahta Hastina, justru kini menjadi pihak yang seolah paling di salahkan dan paling ingin di singkirkan oleh penguasa Hastina. Pada situasi inilah kemudian muncul Prabu Kresna. Sahabat Pandawa sekaligus raja Dwarawati ini menawarkan bantuan pada keluarga Pandawa.

"Kalau memang tidak ada cara lain untuk menegakkan kebenaran, kenapa tidak kalian coba menyusun kekuatan dan merebut hak kalian dengan cara yang lebih tegas lagi ?".

Begitu kira kira sang Batara Kresna memprovokasi Pandawa. Sebenarnya Pandawa tidak menginginkan adanya konfrontasi, akan tetapi mereka juga tidak punya pilihan lain yang logis untuk di lakukan. Jalur diplomasi sudah mentok. Bahkan bandul politik kian hari kian tidak berpihak pada mereka. Jika demikian, haruskah Pandawa tetap diam menunggu waktu dan membiarkan segalanya hancur lebur di tangan Kurawa ???.

Cerita di atas hanya sekedar ilustrasi semata dari penulis. Sebagai penggambaran yang mungkin saja mirip dengan situasi Indonesia saat ini. Di mana kita tidak saja di hadapkan pada degradasi moral para elite politik, akan tetapi juga di hadapkan pada bencana hilangnya kemampuan bangsa Indonesia untuk survive. Ini pula yang rupanya menjadi keprihatinan beberapa elemen nasionalis yang berkumpul dalam diskusi kebangsaan yang di gelar di Sokotunggal Rawamangun Jakarta Timur.

Seperti yang di kemukakan oleh salah satu panelis, Aditya Hanafi. Aktifis yang pernah turut serta menumbangkan rezim Orba itu mengatakan bahwa sistem yang ada sekarang ini sudah sangat melenceng dari garis perjuangan para founding father. UUD 45 yang di buat melalui pemikiran yang matang dan sudah teruji membuat sistem bernegara kita lebih stabil, kini telah di obrak abrik sedemikian rupa sehingga tidak lagi menampakkan wajah aslinya. UUD yang ada di tangan kita adalah produk 4 kali amandemen 2002 yang sudah banyak di susupi oleh kepentingan asing. Tidak itu saja, turunan turunannya semisal UU Migas, UU Minerba dan lain sebagainya jelas sekali mengindikasikan adanya kekuatan luar yang sengaja ingin melumpuhkan kekuatan Indonesia. Ini yang kemudian mengubah watak konstitusi kita menjadi lebih kapitalistik dan hanya menguntungkan segelintir pihak.

Panelis lain, Alamsyah mengemukakan bahwa sistem pengelolaan keuangan kita masih jauh dari kata baik. Dia menceritakan pengalamannya berdiskusi dengan almarhum Gus Dur soal bagaimana mengelola keuangan negara. Gus Dur mengatakan bahwa sebenarnya pengelolaan anggaran yang lebih mendekati konsep negara kesejahteraan adalah konsep zakat. Sebuah konsep yang sebenarnya sudah di usung oleh Islam. Konsep ini kurang lebih intinya menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan yang sangat mendasar bagi masyarakat semisal kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Namun demikian, distribusi zakat juga bisa di peruntukkan untuk pembangunan, pertahanan dan lain sebagainya. Mantan pegawai Bank Dunia ini mengatakan, andai saja pengelola keuangan negeri ini mau mengambil spirit dari konsep itu, rasanya kemiskinan bisa di tekan seminimal mungkin.

Sementara itu Adhie M Massardi (mantan juru bicara Presiden Gus Dur) menggambarkan bagaimana pengelolaan anggaran di negeri ini. Ketika anggaran di ajukan ke parlemen saja indikasi korupsinya sangat kentara. Angkanya cukup fantastis. Bisa sampai 30% dari jumlah anggaran. Begitu juga pada tahap implementasi. Hampir di semua tingkatan kekuasaan berusaha untuk merampoknya. Makanya banyak proyek negara yang amburadul. Ketua Gerakan Indonesia Bangkit ini menegaskan bahwa kesalahan utama ada di tingkat pemimpin nasional. Kalau pemimpin nasionalnya berani bertindak tegas, maka korupsi bisa di tekan. Adhie Massardi mencontohkan bagaimana Gus Dur dulu memimpin Indonesia. Gus Dur orang yang tidak segan segan untuk mencopot pejabat pejabat bawahannya yang bahkan baru di isukan korupsi sekalipun. Anggota Fraksi PKB yang ada di parlemenpun tidak bisa berbuat seenaknya menyelewengkan anggaran. Karena pemimpinnya tegas. Di segmen terakhir Adhie Massardi menghimbau, sebaiknya rakyat bersatu padu untuk melakukan blocking terhadap partai partai politik yang jelas jelas terindikasi sebagai sarang koruptor. Rakyat harus berani bersatu untuk menghukum partai politik korup. Memang, tidak ada parpol yang bersih bersih amat. Tetapi setidaknya rakyat bisa mengambil pilihan yang tingkat kerusakannya tidak terlalu berat. Pilih partai yang mencalonkan figur figur baik, atau setidaknya mereka yang mengusung calon presiden dengan track record baik.

Di segmen lain, Gus Nuril yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Sokotunggal mengingatkan pada kita semua untuk tidak terlena dengan wacana wacana. Carut marut yang sudah tidak karuan juntrungnya ini mesti di sikapi dengan tindakan kongrit. Semua elemen, baik yang ada di luar sistem maupun orang orang baik yang ada di partai politik harus bersatu padu untuk menyelamatkan bangsa. Tidak harus revolusi. Apapun itu, intinya adalah bagaimana perubahan ini bisa berjalan cepat dan terukur. Umat Islam juga di himbau untuk tidak terlalu banyak mengurusi hal hal yang kurang penting. Utamakan bagaimana ikut ambil bagian dalam memperbaiki bangsa.


Jakarta, 9 Mei 2013
Di ramu dari diskusi Kebangsaan di Sokotunggal, Rawamangun

Minggu, 05 Mei 2013

Menanti Tuah Megawati Di Pilgub Bali

Sempat memenangkan Pilgub DKI, lalu berturut turut jagonya kandas di beberapa ajang pilkada (semisal Jawa Barat dan Sumatera Utara) sepertinya tak membuat Megawati merasa jera untuk terus memasang calon calon kepala daerah yang berasal dari kader internal. Hingga hari ini,Megawati tak henti hentinya mempertontonkan akrobat politik yang terkadang di mata banyak orang di anggap kurang kalkulatif dan gegabah. Pilgub Jawa Barat adalah salah satu contoh, di mana ‘kengototan’ Megawati dalam mengusung kader internal dan tanpa partner koalisi pula akhirnya berujung pada kekalahan jago PDI Perjuangan. Yang lebih tragis lagi, perolehan suara cagub – cawagub usungan PDI Perjuangan hanya terpaut beberapa persen dari pemenang pilkada.

Saya sendiri membayangkan, andaikata Megawati bersedia kompromi dengan kekuatan politik lain semisal Gerindra saja, situasinya bisa jadi akan berbeda. Rieke Dyah Pitaloka dan pasangannya berpeluang besar untuk menang. Apalagi seperti kita tahu, sejak awal Prabowo sangat bernafsu mengusung Teten Masduki. Belajar dari pilkada DKI, kehadiran Gerindra sebagai partner PDI Perjuangan nyatanya menghasilkan sebuah kolaborasi yang begitu dahsyat dan secara luar biasa membalikkan prediksi banyak kalangan.

Tapi nyatanya fakta berkata lain. Entah karena trauma dengan kejadian di DKI, dimana PDI Perjuangan merasa di ‘tipu’ oleh Gerindra ataukah ada visi lain yang jauh lebih besar, yang jelas pada even even selanjutnya, Megawati sebagai pemimpin tertinggi partai tampak makin ngotot untuk mengusung kadernya sendiri. Terlepas apakah hasilnya memuaskan atau mengecewakan.

Lalu apa kira kira yang melatar belakangi langkah langkah taktis PDI Perjuangan dan Megawati di ajang ajang pilkada itu ?
Megawati Soekarnoputri (shnews.co)

Pertama, Megawati sepertinya ingin membuat garis batas yang tegas antara dia dan lawan lawan politiknya. Ini penting untuk melindungi partai dari pengaruh dan intervensi kekuatan politik lain yang mungkin saja masuk dan mengambil keuntungan. Megawati tak ubahnya Achilles dalam film Troy yang walaupun ikut serta menyerbu kota Troya, tapi menolak unit militernya di kooptasi oleh penguasa di atasnya. Ia dan pasukannya memilih diam ketika ribuan tentara Yunani lainnya menggedor benteng Troya. Tapi ketika situasi memungkinkan, ia bergerak sendiri tanpa harus menunggu komando atasannya. Petarung sejati semacam ini yang saya pikir jarang kita temukan di negeri ini. Sebagian politisi hanya mengedepankan oportonity. Dalam bahasa lain, hanya mementingkan kemenangan semata.


Kedua, Megawati ingin menguji kekuatan dan kesiapannya untuk merebut kembali kemenangan yang pernah di raihnya di tahun 1999. Pilkada bagi semua partai politik di anggap sebagai ajang pemanasan dalam merebut supremasi sebagai kampium pemilu. Maka prestasi prestasi di tingkat lokal bisa di katakan sebagai indikasi awal bagaimana sesungguhnya peluang sebuah partai di kancah nasional. Megawati tampaknya sangat serius menggarap even even lokal seperti ini. Berbeda dengan Partai Demokrat yang walaupun merupakan pemenang pemilu dan pemilik kursi terbanyak di legislatif pusat hingga daerah, tapi dalam banyak ajang nyatanya kurang percaya diri. PDI Perjuangan cukup unik. Dia hanya bersedia koalisi jika kursi di DPRD tidak memungkinkan untuk mengusung sendiri, tapi kalau di rasa cukup, PDI Perjuangan lebih memilih melaju sendirian. Tidak ada rasa takut sedikitpun, walau akhirnya harus di keroyok oleh gabungan partai partai politik.

Ketiga, Megawati ingin memberikan pelajaran berharga bagi perpolitikan tanah air. Sejelek apapun, sekorup apapun, partai politik tetaplah merupakan wadah utama bagi proses kaderisasi calon calon pemimpin bangsa. Dari partai politik inilah masa depan sebuah bangsa di tentukan. Negara yang kuat haruslah di topang oleh partai politik yang kuat, solid, terstruktur dan di kelola dengan baik. Partai yang buruk secara organisasi, mustahil akan melahirkan calon pemimpin yang handal. Apa yang di lakukan oleh Megawati, adalah pelajaran yang sangat berharga. Dalam politik, opportunity kadang menguntungkan, minimal untuk jangka pendek. Tapi menina bobokan dalam jangka panjang. Mereka yang di didik melalui proses berjenjang dalam sebuah organisasi tentu berbeda dengan calon pemimpin yang tiba tiba masuk lalu menduduki posisi penting. Kemelut di partai Demokrat saya pikir bisa di jadikan referensi bagi kita semua. Partai yang di bangun tanpa melalui proses kaderisasi yang baik, nyatanya dalam sekejap bisa hancur lebur di landa konflik. Ibarat sebuah tim sepakbola, taburan bintang ternyata tidak selamanya menjamin kemenangan jika pengorganisasiannya di lakukan secara buruk.


Pilgub Bali, Pembuktian Kapasitas Megawati ?

Setelah kekalahan PDI Perjuangan di Jawa Barat dan Sumut, partai yang komandani Presiden ke 5 RI ini kembali mengusung sendirian jagonya di ajang pilgub Bali. Adalah Anak Agung Puspayoga – Sukrawan, yang merupakan kader internal PDI Perjuangan yang di gadang gadang bisa menjungkalkan sang petahana Made Mangku Pastika – Ketut Sudikerta. Hampir semua partai politik yang memiliki kursi di DPRD I Bali berada di kubu Pasti Kerta (Pastika – Sudikerta), sementara pasangan Puspayoga (wagub Bali sekarang) dan Sukrawan hanya di usung sendirian oleh PDI Perjuangan.

Secara matematis, pasangan Puspayoga – Sukrawan (PAS) memiliki modal 43,63%. Itu jika di lihat dari perolehan kursi DPRD I PDI Perjuangan pada pemilu 2009 silam. Sementara lawannya, Pastika – Sudikerta  di usung hampir semua partai pemilik kursi DPRD I (Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional , Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Nasional Benteng Kerakyatan, Partai Karya Perjuangan, Partai Karya Peduli Bangsa, dan Partai Pakar Pangan) memiliki kursi DPRD I Bali sejumlah 30 kursi (54,5%). Mengacu pada perimbangan kursi di legislatif, tentu kubu Pasti Kerta lebih unggul. Akan tetapi seperti halnya pilkada di tempat lain, faktor partai bukanlah satu satunya penentu kemenangan. Figur kandidat biasanya juga menjadi acuan penting bagi kemenangan calon.

Secara kecil kecilan kami mengadakan survey melalui jejaring sosial (facebook) untuk mengukur elektabilitas calon. Responden kami ambil secara acak. Sebagian adalah responden yang berteman dengan akun kami, sebagian lagi tidak. Jumlah responden tidak banyak. Hanya 51 responden. Ini di karenakan ajang Pilgub Bali tidak termasuk dalam rencana kerja utama Team Polling Gubrak (Tampoll Gubrak). Pun demikian, hasil polling ini semoga saja bisa menjadi gambaran bagaimana sesungguhnya pertarungan antar dua calon di Bali.

Berikut Hasil Polling yang di lakukan Team Polling Gubrak pada tanggal 22 April – 4 Mei 2013



1. Ngurah Puspayoga - Sukrawan : 25 atau 49,01%

Afiliasi Politik Responden
1. PDIP : 15 (60%)
2. Gerindra : 2 (8%)
3. Hanura : 1 (4%)
4. Tidak Tahu : 7 (28%)

2. Mangku Pastika –Sudikerta : 15 atau 29,41%

Afiliasi Politik Responden
1. Golkar : 6 (40%)
2. PDIP : 2 (13,33%)
3. Gerindra : 2 (13,33%)
4. Hanura : 1 (6,66%)
5. Demokrat : 1 (6,66%)
6. PKPI : 1 (6,66%)
7. Tidak Tahu : 2 (13,33%)

3. Belum Menentukan : 11 atau 21,56%

Total : 51
Margin Error : 5 %

Dari survey yang walaupun jumlahnya belum bisa di katakan memenuhi syarat, akan tetapi ada yang menarik bagi kami. Yaitu pertempuran antara PDI Perjuangan dan Partai Golkar. 60% pemilih pasangan PAS adalah pendukung PDI Perjuangan, sementara 40% pemilih pasangan Pasti Kerta adalah simpatisan Partai Golkar. Rivalitas ini kemungkinan akan berlanjut di pemilu 2014. Dimana Golkar tetap menjadi rival terdekat bagi PDI Perjuangan dalam berebut pengaruh di Bali. Namun demikian, ini hanya sekedar polling. Bukan hasil resmi. Segala sesuatunya bisa saja berubah di detik detik terakhir.

Bagi Megawati, Bali adalah salah satu lumbung strategis dan basis tradisional PDI Perjuangan. Di tempat ini PDI Perjuangan selalu menang. Bali boleh di bilang sebagai tempat yang pas untuk menguji kemampuan mesin PDI Perjuangan dalam mengamankan basisnya. Pilkada kali ini juga menjadi pintu masuk bagi perhelatan selanjutnya di tempat lain semisal Jawa Tengah. Di mana PDI Perjuangan juga mengusung calonnya tanpa koalisi. Kalau PDI Perjuangan sukses mengunci Bali, boleh jadi partai ini juga memiliki peluang mengunci Jawa Tengah. Tap jika gagal, kans Ganjar Pranowo – Heru Sudjatmoko di Jateng kemungkinan juga terancam. Dan imbas lainnya bisa jadi juga akan mengancam peluang calon usungan PDI Perjuangan di Jawa Timur.


Oleh : Dhan Gubrack, analis Politik Gubrak dan Direktur Team Polling Gubrak (Tampoll Gubrak)