Minggu, 30 Desember 2012

Trik Internet Gratis PC Awal Januari 2013

Trik Internet Gratis PC Awal Januari 2013
Internet Gratis 3 XL PC Januari 2013

Setting gratisan pc komputer yang masih work untuk operator 3 dan xl. cek artikel gartisan lama:
3 pc
xl pc

Kumpulan Trik Internet Gratis 1 2 3 4 5 Januari 2013

Kumpulan Trik Internet Gratis 1 2 3 4 5 Januari 2013 semuanya trick baru dan work tanpa malak gan. langsung sedot settingannya di hp dan operamini handler.

kartu xl
kartu axis
kartu 3aon
kartu indosat
kartu telkomsel

Trick Internet Gratis Telkomsel Januari 2013

Trick Internet Gratis Telkomsel Januari 2013
Gretongan Telkomsel Bug Baru Tanpa SNC
Trik Gratis Telkomsel Kartu Simpati As

Setting terbaru telkomsel untuk operamini handler work tanpa malak, sedot telkomsel ophand.

Internet Gratis 3AON Awal Januari 2013

Internet Gratis 3AON Awal Januari 2013
Trik Internet Gratis 3 Tri Three HP PC Terbaru
Hack Internet 3 Gratis Via Opera Mini Modif

Download 3aon ophand

Tips Internet Gratis Indosat Januari 2013

Tips Internet Gratis Indosat Januari 2013
Internet Gratis Kartu IM3 Mentari Awal Januari 2013
Trik Internet Gratis Indosat HP PC

Download indosat operamini handler

Cara Setting Internet Gratis Axis Januari 2013

Cara Setting Internet Gratis Axis Januari 2013
Trik Internet Gratis Axis 2 3 4 5 6 Januari 2013
Trick Axis Via Ophand Opmod PC

Download Axis Opmod

Trik Internet Gratis XL Januari 2013

Trik Internet Gratis XL 1 2 3 4 5 Januari 2013
Internet Gratis Kartu XL Operamini Handler Modif
Setting Gretongan Operator XL Awal Januari Work

Download XL Ophand

Kamis, 27 Desember 2012

IBUKU JANDA, MASALAH BUAT LOE ???

Ratih mengayuh  pedal sepedanya kuat kuat. Mesin angin itu kemudian melesat cepat meninggalkan warung makan milik mbok Sri yang terletak di pinggiran desa. Menyusuri  jalanan tak beraspal, berdebu dan di penuhi bebatuan sungai yang licin lagi berbahaya. Beberapa kali remaja tanggung berpakaian seragam sekolah dengan tas ransel butut tergantung di punggung itu nyaris tergelincir manakala ban sepedanya menubruk bebatuan besar lagi tajam yang tersebar di sepanjang jalan menuju rumahnya. Matanya terlihat sembab berurai butiran bening, nafasnya tersengal memburu, sementara dari pori pori kulitnya, peluh berlomba lomba keluar membasahi sekujur tubuh. Pun demikian, tak ada tanda tanda dari gadis yang masih duduk di kelas III SMA ini bakal mengendurkan laju sepedanya. Bahkan ketika sampai di tikungan dan makin dekat dengan tempat tinggalnya, Ratih malah kian kesetanan memutar sepasang pedal di kakinya.
 Pict : kloter2000.blogspot.com


Seorang lelaki tanggung berumur belasan tahun dan lebih muda dari Ratih yang sedang sibuk mencangkul di kebun samping rumah buru buru meninggalkan pekerjaannya dan berlari menyongsong kedatangan Ratih.

“Kamu makan sendiri aja, Ga!” kata Ratih sembari mengulurkan dua bungkus nasi dari balik tas ranselnya.

“Loh, mbak nggak lapar ?” remaja tanggung bernama Galih yang merupakan adik Ratih satu satunya itu bertanya.

“Nggak!”.

“Kenapa ?. Khan ini ada dua ?” heran.

“Udah kenyang…” seloroh Ratih seraya tergesa gesa mengayunkan kaki menuju sebuah bilik kamar yang terletak di bagian kanan bangunan rumah.
Ruangannya tidak terlalu besar. Berukuran 2 x 2 meter dengan dinding terbuat dari anyaman bambu yang berfungsi sebagai penyekat. Perabotan di dalamnya juga sangat minim. Terdiri dari sebuah ranjang tidur terbuat dari kayu dengan alas tikar plastik di atasnya, satu lemari di pojokan dan satu set meja belajar. Di situlah Ratih kemudian menumpahkan segala kekesalan sekaligus kekecewaan yang melanda hatinya.

Sejak di tinggal mati oleh ayahnya akibat sakit parah setahun lalu, keluarga Ratih memang tak pernah lepas dari berbagai masalah. Hanya berselang seminggu semenjak ayahnya meninggal, mereka terpaksa harus menjual sawah satu satunya demi membayar hutang sisa pengobatan sang ayah. Sementara sang ibu yang di harapkan bisa menggantikan peran ayah dalam hal mencari nafkah demi kelangsungan hidup keluarga sama sekali tak bisa berbuat banyak. Beberapa kali ibunya melamar pekerjaan di perusahaan perusahaan. Tapi karena ijazahnya hanya SD di tambah ia tidak memiliki ketrampilan, tak satupun perusahaan yang mau menampung. Terpaksa ibunya bekerja serabutan. Mulai dari buruh tani, buruh nyuci dan jenis jenis pekerjaan kasar lainnya. Itupun tidak tiap hari. Imbasnya, keluarga harus berhutang lagi demi memenuhi kebutuhan perut sekaligus membiayai sekolah Ratih dan Galih.

Kesulitan hidup keluarga Ratih makin lengkap ketika akhirnya tak ada satupun tetangga, sanak saudara dan handai taulan bersedia meminjami uang karena sudah saking banyaknya hutang. Ini pula yang menyebabkan Galih mundur teratur dari bangku sekolah dan memilih bekerja sebagai buruh demi membantu ekonomi keluarga. Ratih sendiri sempat berpikir untuk berhenti sekolah dan mengikuti ajakan tetangganya untuk bekerja sebagai TKW di luar negeri. Tapi karena ibu dan adiknya melarang dan lagi tinggal setahun lagi lulus SMA, Ratih akhirnya mengalah.

Di bulan ketiga setelah wafatnya ayah, kabar menyenangkan datang menghampiri. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil menerima ibunya sebagai karyawan di sana. Walaupun statusnya hanya karyawan kontrak, tapi itu jauh lebih baik daripada menjadi buruh tani yang penghasilannya tidak menentu. Tapi sayangnya, pekerjaan itu hanya di lakoni kurang dari sebulan. Akibat kelalaian petugas instalasi listrik, pabrik tempat ibunya bekerja terbakar habis tanpa sisa.

Kandas sudah harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Bukan hanya kehilangan harapan, tapi gaji selama ibunya bekerja juga tak di bayar. Langit seolah runtuh menimpa atap rumah reot keluarga Ratih. Namun di saat kondisi rumah tangga serba sulit, ibu Ratih sepertinya tak pernah kehilangan semangat untuk terus berjuang.

Tak rela anak anaknya terlantar, ia pergi ke kota demi mencari pekerjaan. Ratih sendiri tidak tahu persis dimana ibunya bekerja dan apa yang di kerjakan di sana. Yang Ratih tahu, sang ibu pergi pagi pagi sebelum ia dan Galih terbangun dan pulang menjelang tengah malam. Itu di lakukan hampir setiap hari tanpa ada hari libur yang pasti.

Walaupun resikonya, Ratih dan adiknya menjadi jarang sekali bertemu sang ibu, akan tetapi pekerjaan baru yang di lakoni orang tua tunggalnya memberikan penghasilan yang cukup. Terbukti, selain kebutuhan dapur dan sekolah Ratih tercukupi, hutang hutang keluarga pada orang banyak, sedikit demi sedikit mulai bisa di bayar.

Malapetaka itu datang ketika  sepulang sekolah Ratih mampir di warung mbok Sri untuk membeli makanan. Tanpa di sengaja, ia menguping pembicaraan para pelanggan di warung mbok Sri.

“Yani sekarang pintar nyari duit ya…” salah seorang pengunjung  pria dengan usia kurang lebih 30an tahun membuka cerita di hadapan pengunjung lain.

Ratih yang duduk di pojokan sembari mengantri untuk di layani awalnya tak terlalu berpikir macam macam ketika nama ibunya di sebut. Bisa jadi Yani yang di maksud bukan Yani ibunya. Sebab nama itu sudah menjadi nama umum dan di pakai banyak orang.

“Yani yang mana, Sur ?” tanya pengunjung lain.

“Halah…itu loh. Jandanya kang Irwan” sahut lelaki pertama yang di panggil dengan sebutan Sur.

“Ibuku ???” guman Ratih dalam hati.

Ya, tak salah lagi. Irwan adalah nama almarhum ayah Ratih. Jika tidak salah orang, bisa di pastikan Yani yang sedang di perbincangkan pengunjung warung mbok Sri itu adalah Yani ibunya.

“Oalah…anaknya mbah Imam tho ?”.

“Tak salah lagi….” batin Ratih mulai berdebar debar.

“Darimana kamu tahu dia pintar nyari duit, Sur ?”.

“Tahulah” lelaki bernama Sur itu menaikkan sebelah kakinya ke atas kursi panjang tempatnya duduk. Dengan raut muka serius dan suara sedikit di rendahkan ia berkata,

“Aku sering memergokinya di antar pulang oleh laki laki. Nggak tanggung tanggung, No “kata Sur menyebut nama penanyanya, “nganternya pakai mobil. Gila nggak ?. Trus gonta ganti loh yang ngantar. Tapi kadang ada yang ngantar pakai motor juga”.

“Beneran kamu, Sur ???” No setengah tak percaya.

“Sumpah, No. Malahan pernah yang nganter anaknya masih SMA. Tanya Arif deh kalau nggak percaya. Tuh saksinya ada” sambil menunjuk ke arah pria gemuk yang asyik menyruput kopi di pojokan.

“Betul, No” pria bernama Arif itu menyahut, “udah gitu dandanannya menor pula. Apa nggak mencurigakan tuh ?”.

“Mencurigakan gimana ?” si No belum paham apa yang di maksud kedua rekannya.

“Yaaaah…jangan jangan dia kerja nggak bener di kota. Siapa tahu…”.

“Kerja njablay maksudmu, Rif ?”.

“Yaelah Parno….Parno. Jadi orang tuh mbok yo pengalaman dikit tho” ledek Sur.

“Kalau perempuan suka pulang malam, trus di antar macem macem lelaki, berdandan menor. Apalagi kalau bukan jablay….”.

***************

Ibuku jablay ?

Ratih menghempaskan tubuhnya di atas tikar plastik yang melapisi tempat tidurnya. Obrolan para pelanggan warung mbok Sri beberapa saat lalu benar benar membuatnya terpukul. Bagaimana tidak, sejak kecil Ratih mengenal ibunya sebagai sosok wanita pendiam, lugu, penyabar, setia dan begitu mencintai ayahnya. Jangankan melakukan pekerjaan bejat seperti yang di tuduhkan para pria itu, bahkan dalam setiap obrolan dengan anak anak, ibunya tak pernah sekalipun menyinggung masalah laki laki. Bukan karena tidak ada lagi lelaki yang bersedia menikahi ibunya. Kalau masalah itu, sudah tak terhitung jumlahnya para pria lajang, duda maupun yang masih beristri mengutarakan niat melamar ibu Ratih. Bahkan ketika ibunya tidak lagi bekerja di pabrik tekstil, sempat juga anak kepala desa yang juga salah satu pejabat kabupaten berniat melamar ibunya. Tapi ibunya menolak. Padahal kalau mau, hidup keluarga Ratih sudah pasti di jamin berkecukupan.

Alasan ibu sebenarnya sederhana. Ia hanya ingin mencurahkan segenap perhatian pada anak anaknya. Lagi pula dengan suaminya yang baru, belum tentu perlakuannya sama dengan almarhum suaminya.

“Jadi omong kosong kalau ibuku….”.

Ratih menangkupkan kedua tangannya ke muka. Batinnya marah, hatinya memberontak, pikirannya berusaha keras mengingkari setiap fakta yang di ceritakan para pria di warung mbok Sri. Tapi lagi lagi ia meragu. Ia tahu ibunya tidak memiliki ijazah sekolah tinggi yang memungkinkannya mendapatkan pekerjaan dengan gaji layak. Paling banter  penjaga toko atau malah buruh cuci di kota. Artinya, sangat tidak mungkin bagi ibunya, berani menghambur hamburkan uang hanya untuk membayar pengantarnya yang konon memakai mobil pribadi kalau cuma penjaga toko bahkan buruh cuci.

“Lalu darimana ibu mendapatkan begitu banyak fasilitas dan uang…???.

“Jangan jangan apa yang di katakan orang orang di warung mbok Sri benar adanya ?”.

Pertanyaan demi pertanyaan terus menyiksa pikiran Ratih. Pelan tapi pasti, kepercayaan pada sang ibu mulai tergoyahkan. Sosok ibu yang sekian lama sudah ia anggap sebagai perwujudan Tuhan di muka bumi. Yang kasih sayangnya tak pernah lekan di makan zaman, yang keteladanannya menjadi contoh bagi anak anaknya, dan kesetiaannya tiada bandingan, kini perlahan terkikis oleh prasangka. Bahwa ibunya ternyata tak lebih dari seorang perempuan murahan yang rela melakukan hal hal yang di larang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Sebagai seorang anak yang sejak kecil di didik soal moralitas, agama dan etika, tentu keadaan itu bagi Ratih tak ubahnya seperti noktah hitam yang melekat kuat di mukanya. Yang harus ia sandang kemanapun ia pergi.

Ratih makan dari hasil kerja haram

Ratih sekolah dari hasil ibunya menjual diri

Ratih anak jablay…

Ratih….

“Gila!!!!” raung Ratih di bilik kamar nan sempit itu.

Kemarahan dan kekecewaannya pada sang ibu makin lama makin tak bisa ia bendung. Hatinya berontak, pikirannya kacau, batinnya merana. Perlahan ia bangkit dari tempat tidurnya, mengumpulkan segenap kekuatannya lalu berlari mencari adik tercintanya.

“Ikut aku!” kata Ratih dengan nada setengah memaksa.

“Kemana ?” tanya Galih yang masih asyik menikmati makanannya.

“Ke tempat kerja ibu!”.

“Ngapain ?. Khan nanti juga pulang ??” sanggah Galih dengan mulut masih di penuhi nasi.

“Udah, nggak usah bayak tanya !!!” bentak Ratih tak ingin berlama lama.

Sejenak Galih meletakkan bungkusan di tangannya. Berjalan gontai mendekati Ratih.

“Ambil sepedanya, cepeeettt….”.

“Iiiiya…iya….!”.

Tanpa berani membantah lagi, Galih segera mengambil sepeda butut satu satunya yang tiap hari di pakai Ratih ke sekolah itu. Kedua kakak beradik itu tak lama kemudian berboncengan menyusuri jalan berbatu desa Randu, melewati warung mbok Sri, memotong jalan dengan menaiki perbukitan kecil di sebelah barat desa Randu, menyeberangi sungai besar dengan menaikki perahu rakit, dan terus mengayuh sepedanya ke selatan.

Rute yang sulit memang. Tapi Ratih tak punya pilihan lain. Sebab, jika melewati jalanan yang biasa di lalui angkutan umum ia harus menempuh jarak lebih panjang dan memutar. Waktu yang di tempuh sudah pasti akan lebih lama. Mau naik angkutan umumpun sia sia, karena angkutan yang menghubungkan desanya ke kota hanya beroperasi sampai siang hari.

Walaupun persisnya Ratih tidak tahu, tapi dulu ia pernah mendengar ibunya mengatakan kalau ia bekerja tak jauh dari pasar raya. Ibu Ratih juga sempat bilang kalau ia di kenal oleh beberapa satpam yang bertugas di pasar itu.

“Berhenti dulu, Ga!” kata Ratih sembari melompat turun.

Kedua bersaudara itu kemudian memarkir sepedanya di trotoar, mencari tempat duduk di bawah pohon palem yang berada di pinggir jalan dan melepas lelah sejenak setelah hampir dua jam duduk di atas sepeda.

“Pasarnya ramai ya, mbak ?” kata Galih terkagum.

Seumur hidup, inilah pertama kalinya Ratih dan Galih datang ke kota. Ada rasa senang, karena suasananya jauh berbeda dengan kampung halaman mereka. Kendaraan yang lalu lalang tanpa henti keluar masuk, gedung pasar yang  megah, pelayan pelayan yang cantik cantik lagi berbusana elok. Sebuah pemandangan manusia yang sangat kontras, jika di bandingkan dengan Ratih dan Galih. Yang satu masih mengenakan seragam sekolah, satunya lagi berpakaian dekil dan lebih mirip pemulung.

“Kita tanya satpam dulu, Ga” Ratih menarik tangan adiknya dan berjalan tergesa ke sebuah pos satpam yang terletak di pintu masuk pasar.

“Pak, mau numpang nanya nih” kata Ratih memberanikan diri.

“Kenapa, dik ?” seorang pria berkumis dengan badan tegap bertanya.

“Bapak kenal Bu Yani nggak ?”.

“Yani siapa ?” masih belum mengerti.

“Rambutnya panjang lurus, badannya ramping, ada tahi lalat di dagunya, pak. Kami anaknya bu Yani” Ratih menerangkan.

Satpam pasar itu berpikir sejenak.

“Oooohhhh…Yani Suryani maksud adik?”.

“Betul, pak!” Ratih kegirangan.

“Kalau jam segini dia sudah nggak di sini dik”.

“Loh, emangnya ibuku sering di pasar ini ?” Ratih heran.

“Iya, Yani kalau pagi hingga siang kerja cleaning service di pasar ini. Tapi kalau siang, nggak di sini”.

“Cleaning service ?. Tukang sapu ?” batin Ratih.

“Trus, sekarang kemana pak ?”.

“Mmmmm…kalau siang dia ke sana tuh!” kata si satpam sambil menunjuk ke sebuah gedung di seberang jalan.

“Ngapain di sana pak ?” Ratih penasaran.

Di lihat jauh, gedung itu lebih mirip rumah biasa. Tapi dari aktifitasnya, ada yang sedikit aneh. Di halaman depan terdapat taman, pepohonan rindang lengkap dengan tempat tempat duduk untuk bersantai. Beberapa mobil terparkir di sisi kiri. Dan yang paling mencengangkan, di sana terdapat belasan wanita wanita cantik dengan pakaian seksi sedang duduk mengobrol satu dengan yang lain.

“Aneh” pikir Ratih.

“Mereka jualan” sahut pak satpam.

“Jualan?” kata Ratih terperanjat.

“Iya, jualan. Cepetan cari ibu kalian kesana. Semoga saja belum berangkat jualan…” kata sang satpam enteng.

Edan!!!. Otak Ratih makin tak karuan. Pembicaraan para pelanggan warung mbok Sri kembali terngiang di telinga Ratih. Apa yang ia lihat di rumah besar dengan belasan wanita cantik di sana makin menguatkan dugaan dan kecurigaan Ratih. Bahwa ibunya memang ‘jualan’ diri.

“Ayo kesana, Ga!”.

Tanpa mengucapkan terima kasih pada satpam pasar yang memberitahunya, Ratih sekonyong konyong menarik tangan adiknya dan melangkah buru buru menyeberangi jalan raya. Begitu sampai di trotoar depan rumah besar itu, mata Ratih segera mencari cari.

“Itu ibu…” teriaknya ketika melihat sosok wanita yang sangat ia kenal sedang mengobrol dengan seorang pria muda di samping sebuah mobil warna hitam yang terparkir di sisi kiri rumah.

“Ngapain ibu sama laki laki itu ?” kata Galih mengerutkan keningnya.

“Mungkin itu langganan ibu!” kata Ratih kecut.

“Sudah, kita temui saja!”.

Segeralah ia dan adiknya berjalan mendekati sosok wanita berpakaian seksi, berdandan menor yang tampak terkaget begitu mengetahui kedatangan anak anaknya.

“Ratih….Galih….??” sambut Yani tak percaya.

“Ratih mau bicara…” ucap Ratih dengan raut muka masam.

“Sebentar ya, mas”.

Ketiganya kemudian berjalan ke luar halaman, menuju sebuah tempat yang relatif sepi.

“Kenapa kalian….”.

“Nggak usah banyak ngomong deh” potong Ratih sambil melotot tajam ke arah ibunya.

“Ibu jualan khan ???” todongnya tanpa basa basi.

“Maksud kamu apa sih, sayang ?” Yani kebingungan dengan tingkah anak sulungnya yang tak bersahabat.

“Ibu dandan seksi seperti ini, mau jualan khan ?” Ratih lebih keras.

Yani makin tak habis pikir kenapa anaknya mendadak bersikap tidak ramah terhadap dirinya.

“Iya, ibu jualan. Emang kenapa ?” mencoba menenangkan.

“Pantasss…..” desis Ratih dengan senyum sinis penuh kebencian.

“Pantas gimana, Ratih ?”.

“Jangan pura pura bodoh gitu deh” sungut Ratih makin menjadi jadi.

“Ratih nggak nyangka. Ibu ternyata selama ini menafkahi anak anaknya dengan duit haram. Dari hasil pekerjaan yang menjijikkan…!”.

“Ratih…..????”.

“Ratih nggak mau punya ibu pelacur!”.

“Apa kamu bilang Ratih ?” janda beranak dua yang umurnya sekitar 35 tahun itu terperanjat kaget. Apa yang baru saja ia dengar dari mulut anak tercintanya benar benar membuat Yani tak habis pikir.

“Darimana kamu dengar berita fitnah itu ?” sergap Yani.

“Semua orang sudah tahu, bu…” sahut Ratih garang.

“Itu fitnah!!!”.

“Aku lihat sendiri…” tak mau kalah.

“Orang orang kampung juga banyak yang tahu ibu pulang di antar laki laki hidung belang…”.

“Ratih….?”.

“Kamu salah, sayang…” kata Yani segera tahu apa yang menjadi pangkal sebab salah paham Ratih terhadap dirinya.

“Ibu yang salah!” Ratih terus melawan.

“Dengar dulu penjelasan ibu, sayang…”.

Kali ini Yani menggamit pundak Ratih. Tapi secepat kilat Ratih menepis kedua tangan ibunya.

“Cuihh!!!”.

“Hehhhh…!. Kalian bisa diam dan dengarkan cerita ibu tidak ??. Heh ?” Yani yang tak mau kesalah pahaman itu terus berlarut larut membentak keras seraya berkacak pinggang. Kedua bola matanya melotot tajam setengah mengancam.

Gentar juga Ratih melihat reaksi ibunya yang begitu keras . Remaja kelas III SMA itu terdiam.

“Dengar penjelasan ibu” kata Yani menurunkan nada suaranya.

“Apa yang kalian sangkakan kepada ibu itu salah besar. Kamu lihat papan nama itu…” Yani menunjuk sebuah papan nama yang terpampang di depan rumah besar tempat berkumpulnya para wanita cantik di sana.

MESS SALES PROMOTION GIRL “LESTARI”

“Ibu bekerja di sini. Sebagai sales. Kerjaannya mempromosikan produk produk perusahaan ke pasar, kantor, bazaar bazaar dan event event. Ini kerjaan freelance. Gajinya sih nggak seberapa. Tapi cukup untuk menambah penghasilan sebagai tukang sapu di pasar” terang Yani.

Ratih bengong.

“Ibu sebenarnya nggak suka bekerja dengan memakai pakaian begini. Tapi ibu terpaksa, Ratih. Nggak ada kerjaan lain. Hutang kita banyak. Kebutuhan kalian juga besar”.

Ada rasa sesal menggelayut di benak Ratih. Apa yang selama ini ada di otaknya mengenai sang ibu ternyata jauh dari kenyataan.

“Soal ibu di antar pulang oleh laki laki, itu karyawan di sini juga. Nggak Cuma ibu. Para sales di sini di antar rame rame kok ke rumah masing masing. Jadi nggak perlu berpikir macam macamlah”.

“Tapi kenapa nganternya nggak sampai depan rumah, bu ?” kali ini suara Ratih jauh lebih bersahabat.

“Ibu, nggak ingin tetangga tahu, trus nanti berpikiran yang nggak nggak. Itu saja”.

Ratih mengangguk dan mulai mengerti. Di raihnya pinggang sang ibu, lalu ia rebahkan kepalanya di atas dada Yani.

Ibuku memang luar biasa…

Ketika semua orang ragu

Dia tetap berlari tanpa jemu

Ketika semua orang menganggapnya lemah

Ia terus membuktikan dan tak kenal lelah

Ketika semua orang putus asa

Ia hadir membalut luka


Oleh : Komandan Gubrak

(Cerita pendek ini kami persembahkan untuk para ibu yang selama ini bertarung sendirian menghadapi hidup. Untuk anak anak yang di tinggalkan ayahnya dan untuk semua orang yang menyanyangi ibunya)

Selasa, 25 Desember 2012

Media Gubrak

Mendung menggelayut di langit Jakarta. Membentuk perisai tebal berwarna kelam. Petir menyalak di kejauhan. Pertanda di belahan tempat lain mungkin hujan telah turun. Saya buru buru memacu kendaraan di kecepatan 60 km/jam. Sesekali harus berhenti, berjalan merayap menyibak kemacetan sambil sesekali menyumpah dalam hati. Betapa penyakit macet tak jua kunjung bisa di tangani dengan baik. Di pertigaan Pondok Labu, saya mengambil arah ke kiri, menuju sebuah bank swasta.

Seorang satpam bertubuh sedang menyambut dengan senyum ramah. Mempersilahkan saya duduk sembari menunggu antrian. Satu eksemplar koran seukuran koran tempo dengan jumlah halaman lebih kecil teronggok di atas meja. Bukan koran umum yang bisa kita temui di lapak lapak penjual koran. Terdiri dari 12 halaman dengan konten mengenai kegiatan perbankan, ulasan ekonomi kecil dan beberapa rubrik ringan lainnya. Sepertinya lebih mirip koran komunitas daripada koran news. Atau malah koran iklan ?. Di keluarkan oleh pihak bank untuk di berikan secara gratis kepada nasabah yang mau.

Saya pikir, ini ide cerdas dengan biaya yang tidak mahal. Kenapa saya katakan itu ide cerdas ?. Setahu saya, nasabah bank tersebut mayoritas bukanlah dari kalangan menengah ke atas yang notabene melek tehnologi dan memiliki pendidikan yang lumayan. Segmen yang di ambil rata rata adalah pelaku ekonomi menengah ke bawah seperti PKL, pedagang pasar dan industri kecil skala rumah tangga yang sebagian besar memang tidak terlalu mengenal dunia internet dan media online. Maka, keberadaan koran itu bagi nasabah sangat penting. Nasabah seperti di edukasi soal bagaimana merencanakan keuangan, membangun bisnis dan kreatif melahirkan karya karya sesuai dengan keahliannya. Bagi mereka yang melek tehnologi, hal hal demikian bukan sesuatu yang istimewa. Karena dengan sekali klik google, kita bisa mendapatkan informasi yang jauh lebih lengkap dan aktual. Namun bagi ibu ibu penjual sayur, abang abang penjual somey dan para pelaku ekonomi kecil lainnya, tentu keberadaan koran 'komunitas' itu menjadi penting.

Di luar koran yang saya sebut di atas, kita seringkali juga mendapati media media khusus lain yang di terbitkan oleh Ormas, LSM, Lembaga keagamaan, Komunitas dan lain sebagainya. Ada yang berbentuk koran, ada yang berbentuk buletin dan lain sebagainya. Yang ke semuanya memiliki tujuan untuk menyampaikan ide dan gagasan. HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) misalnya, setiap Jum'at mengirim ribuan eksemplar bulletin yang di bagi bagikan secara gratis di masjid masjid. Ormas ini sangat sadar, bagaimana pentingnya peran media dalam membangun opini di tengah masyarakat. Menyampaikan opini tidak mesti memakai biaya yang mahal, misalnya membuat media resmi dengan kategori umum. Akan tetapi juga bisa di lakukan dengan cara lain. Bahkan selembar selebaran pun bisa di pakai untuk menggalang opini.

Gubrak misalnya, selama ini kita juga menggunakan media untuk menyampaikan gagasan gagasan komunitas. Hanya saja media yang kita kelola selama ini saya kira masih terlalu bertumpu pada tehnologi. Yang pengaksesnya memerlukan keahlian dan pengetahuan tertentu, bahkan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Misalnya website, jejaring sosial dan juga sms subuh via ponsel. Tentu, ini bukan sesuatu yang buruk, karena memang baru itu yang bisa kita lakukan. Akan tetapi jika kita memetakan keanggotaan Gubrak, tentu harus ada ide cerdas yang memungkinkan gagasan komunitas bisa di akses oleh semua lapisan anggotanya. Apalagi seperti yang pernah kita singgung terdahulu, bahwa pengguna tehnologi internet di kalangan Gubraker angkanya tidak terlalu signifikan. Hampir separuh Gubraker sama sekali tidak mengerti tehnologi itu. Baik jejaring sosial maupun media online.

Terus terang saya tertarik sekali dengan ide salah satu bank di atas. Untuk mencetak satu eksemplar dengan durasi 12 halaman saya kira costnya tidak terlalu besar. Kemungkinan kurang dari Rp 1000,-. Bahkan bisa setengahnya. Hanya saja, yang mahal memang SDMnya. Sumber daya manusia yang bersedia konsen mengelola media secara sukarela. Ini yang penting. Padahal, kalau mau di teliti dengan seksama, yang punya keahlian di bidang media, cukup ada. Walau tidak banyak. Dan saya kira, jika ada kemauan, kita bisa kok membuat koran kecil yang terbit di komunitas sebulan sekali.

Memang, walaupun berbiaya kecil, tetap saja itu butuh anggaran. Apalagi jika itu kita sebarkan secara gratis kepada anggota. Ambil contoh, jika kita mencetak sebanyak 300 eksemplar tiap bulan. Setidaknya kita butuh uang Rp 300.000,- (untuk cost cetak). Bukan angka kecil, buat kita semua yang baru tahap belajar mengelola komunitas. Akan tetapi bisa menjadi ringan jika semua elemen berpartisipasi.

Maka, keberadaan donatur tentu sangat penting. Tidak harus membuat proposal, sebab saya pribadi kurang begitu sreg dengan cara meminta bantuan keluar. Kita bisa memanfaatkan sumber daya anggota yang kita miliki. Tidak harus semua di mintai urunan. Bisa saja hanya beberapa. Yang penting cukup untuk operasi. Atau mungkin kita bisa pakai sistem sukarela. Setiap anggota yang berminat akan koran komunitas di persilahkan menyumbang seikhlasnya. Bagi yang tidak mampu, bisa saja hanya ongkos kirim. Yang mampu, bisa transfer ke rekening yang kita sediakan. Atau...kalau perlu bayarnya pakai pulsa aja.

Banyak cara untuk menggali dana di internal. Pertanyaan yang paling sulit di jawab adalah, ada tidak ? team yang bersedia konsen mengelola media ???

Monggo....

Minggu, 23 Desember 2012

Trik Internet Gratis Telkomsel PC HP Akhir Desember 2012

Trik Internet Gratis Telkomsel PC Akhir Desember 2012
Internet Gratis Simpati As SNC Terbaru
Trick Internetan Gratis Telkomsel HP AKhir Desember 2012

Telkomsel PC dimari
Telkomsel HP dimari

Cara Internet Gratis 3 Operamini 29 30 31 Desember 2012

Cara Internet Gratis 3 Operamini 29 30 31 Desember 2012
Cara Gratisan Internet Tri Aon via Ophand/Opmod

Trik gretongan 3 paling baru sedot dimari.

Sabtu, 22 Desember 2012

Trick Internet Gratis Indosat 26 27 28 Desember 2012

Trick Internet Gratis Mentari IM3 Operamini Handler
Gretongan Operator Indosat Opmod Terbaru
Internet Gratisan Indosat 26 27 28 Desember 2012

gratisan indosat ophand setting hp dan handlernya:
indosat paketan
indosat tanpa paketan

Trik Internet Gratis Axis HP 24 25 26 Desember 2012

Trik Internet Gratis Operator Axis Via BH
Trik Internet Gratis Kartu Axis Via Operamini Handler
Trik Internet Gratis Axis 24 25 26 Desember 2012

sedot cara pengaturannya:
axis browser hp update akhir desember
axis ophand update terbaru

Kamis, 20 Desember 2012

Trik Internet Gratis PC Kartu 3 VPN Terbaru

Trik Internet Gratis PC Kartu 3 VPN Terbaru tanpa daftar paket aon, dengan kartu tri biasa. pake ispce dan digabungkan bareng vpn dari packetiX. sedot settingan gratisan three via pc.

3ispce.cfg - pazwot
3vpn.vpn - pazwot
tutorial

dapat dari forum gretongan.

Trik Internet Gratis XL via PC Akhir Desember 2012

Trik Internet Gratis XL via PC Akhir Desember 2012 dapat dari ngumpulin di tetangga sudah dites dan berhasil. Langsung sedot konfigurasi ispce gretongannya.

xl.cfg | pazwot
apn+ipc xl | pazwot
proxyfier

jika gagal, lain tipe kartu dan daerah, pake alternatif xl pc ini.
xl alternatif.cfg | pazwot

tag: xl, internet, gratis, trik, desember, ispce, terbaru

Minggu, 16 Desember 2012

Alay dan Pemberontakan Kaum Muda

 "Alay tidak bisa di samakan dengan tindakan kriminal semisal tawuran, narkoba, pemerasan, kekerasan atau juga seks bebas. Itu sesuatu yang berbeda dan memang kita semua harus mulai membedakan antara remaja yang benar benar Alay dan remaja yang memang kriminal. Sama halnya dengan kemunculan genre Punk di Inggris. Dalam kacamata sosial kemunculannya di baca sebagai bentuk pemberontakan terhadap sebuah sistem yang di rasa tidak adil, rakus, eksploitatif dan jauh dari rasa kemanusiaan. Punk, tak bisa di pungkiri lagi di awaki oleh mereka yang merupakan anak anak kaum pekerja. Kaum buruh yang termarjinalkan. Perilaku nylenehnya lebih banyak di dasari atas rasa frustasi mereka menghadapi tekanan yang begitu hebat akibat kebijakan yang tidak adil dan tidak manusiawi"


 oleh : Khoemhaendhaen Chuechoek Ghuebreaq



"Sekarang anak anak sudah jauh dari kesantunan budaya dan kesalehan moral. Lihat saja, memanggil teman saja pakai nama yang aneh aneh".

"Anak muda dulu sama sekarang beda. Dulu, orang tua bilang A, anak patuh. Sekarang...?".

Pernahkah kita mendengar kalimat kalimat seperti di atas keluar dari para orang tua ?.
Jawabannya, pernah. Atau bahkan mungkin hampir setiap saat kita selalu mendengar keluhan demi keluhan para orang tua yang begitu prihatin menyaksikan fenomena perubahan di kalangan anak muda yang berjalan begitu cepat dan nyaris tidak bisa di jangkau lagi oleh akal sehat para orang tua.Tidak saja keprihatinan ini melanda di kalangan orang tua, akan tetapi barangkali sudah menjadi 'kesedihan' kolektif, bahkan terkadang menjadi pekerjaan tersendiri bagi para pendidik, ulama dan penjaga moral lainnya untuk di carikan formula tepat agar perubahan yang cenderung 'destruktif' itu bisa di manajemen dengan baik.

Ada beberapa persoalan besar yang menjadi fokus para orang tua dan kalangan pendidik dari fenomena anak muda jaman sekarang. Semisal, seks bebas, narkoba, tawuran, kenakalan remaja dan seabrek masalah lain yang tak jarang membuat stres semua pihak. Masalah seks bebas misalnya, sebuah polling menyatakan bahwa pelajar yang sudah terjerumus pada perilaku itu angkanya sudah sangat memprihatinkan. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) pernah merilis sebuah survey yang mengatakan bahwa 32% remaja kita pernah berhubungan badan dengan lawan jenisnya. Masalah narkoba dan tawuran antar remaja juga tak kalah memprihatinkan. Sebuah polling mengatakan bahwa pengguna narkoba 70%nya adalah kalangan remaja. Sementara soal tawuran, kita bisa menyaksikan sendiri di berbagai media, kalangan terdidik justru lebih banyak terlibat dalam masalah ini. Baik mereka yang berada di level sekolah menengah maupun mahasiswa.

Penyebabnya bisa bermacam macam. Arus informasi dan tehnologi yang begitu cepat, kurangnya perhatian dari semua pihak, kesenjangan sosial dan lain sebagainya. Dari semua itu kemudian membentuk sebuah pemikiran baru di kalangan remaja yang tidak saja di anggap 'nyleneh', akan tetapi sudah menjadi semacam pemberontakan kaum muda.

Berbagai cara terus di lakukan. Misalnya dengan menempatkan anak anak mereka di lembaga lembaga pendidikan berbasis agama, menutup atau setidaknya mencegah masuknya pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan norma, hingga tindakan paling keras berupa hukuman fisik dan lain lain. Beberapa di antaranya terbukti efektif, akan tetapi sebagian lain justru mengalami kebuntuan bahkan tak jarang malah makin menjadi jadi.


Perilaku Alay di Kalangan Remaja

Dalam kamus Bahasa Indonesia barangkali tidak akan kita temukan kosakata tersebut. Karena kosakata ini hanyalah kreatifitas kaum muda untuk mendefinisikan diri. Alay atau banyak di artikan Anak Layangan. Sebuah perilaku aneh, unik dan menjunjung tinggi kebebasan. Alay juga bisa di artikan perilaku memberontak di kalangan kaum muda yang mencoba mendobrak sistem, keluar dari mainstream dan menggagas ide yang sesuai dengan pola pikir remaja.

Di era 70an, dunia sempat tersentak dengan munculnya sebuah genre baru dari kalangan anak muda yang biasa kita sebut sebagai generasi Punk. Kelompok ini di gagas oleh anak anak remaja dari golongan kelas pekerja yang notabene merupakan korban dari kejahatan sistem ekonomi yang cenderung kapitalis, materialis dan menindas. Muncul pertama kali di Inggris, namun kemudian gaungnya begitu cepat merambat ke seluruh dunia. Seperti halnya 'genre Alay' di Indonesia, generasi Punk juga memiliki karakter menantang mainstream dan tradisi yang ada. Dalam hal musik, mereka membuat jenis musik yang benar benar berbeda dan menyeleweng dari pakem. Dandanan mereka juga aneh, unik dan cenderung melawan mode.

Lantas, apakah perilaku Alay yang melanda banyak remaja kita adalah sesuatu yang berbahaya dan harus di berantas ???.
Jawabannya bisa iya dan tidak. Tergantung bagaimana kita mendefinisikan dan menafsirkan perilaku di atas.

Menurut hemat penulis, Alay tidak bisa di samakan dengan tindakan kriminal semisal tawuran, narkoba, pemerasan, kekerasan atau juga seks bebas. Itu sesuatu yang berbeda dan memang kita semua harus mulai membedakan antara remaja yang benar benar Alay dan remaja yang memang kriminal. Sama halnya dengan kemunculan genre Punk di Inggris. Dalam kacamata sosial kemunculannya di baca sebagai bentuk pemberontakan terhadap sebuah sistem yang di rasa tidak adil, rakus, eksploitatif dan jauh dari rasa kemanusiaan. Punk, tak bisa di pungkiri lagi di awaki oleh mereka yang merupakan anak anak kaum pekerja. Kaum buruh yang termarjinalkan. Perilaku nylenehnya lebih banyak di dasari atas rasa frustasi mereka menghadapi tekanan yang begitu hebat akibat kebijakan yang tidak adil dan tidak manusiawi.

Sangat alamiah tentunya. Ketika sebuah kondisi sosial ekonomi kemasyarakatan ternyata menciptakan gap yang terlalu lebar, maka akan muncul sebuah perlawanan yang berasal dari pihak yang kalah. Dan dimana mana, korban yang paling menderita tentu saja anak anak. Sayangnya, ini jarang sekali di baca dan di cermati dengan baik oleh pihak pihak yang berkepentingan. Bahkan perilaku nyleneh ini malah di anggap sebagai musuh utama yang kalau perlu di berangus hingga ke akar akarnya. Padahal jika kita telaah lebih dalam, justru kesalahan terbesar ada di pihak orang tua dan pelaksana kebijakan yang dalam hal ini adalah pemerintah yang lalai, berlebihan dan tidak memahami psikologis anak.

Contoh kongrit saja, berapa banyak anak anak yang seharusnya mendapatkan waktu yang cukup untuk bersosialisasi dengan lingkungan, tapi di paksa menghabiskan seluruh waktunya di bangku pendidikan. Pagi pagi buta mereka berangkat ke sekolah. Berfikir tentang mata pelajaran yang jumlahnya tak terkira. Dan itu masih harus di tambah dengan materi materi lain semisal les, ataupun materi di luar mata pelajaran, demi sebuah cita cita mencerdaskan otak anak. Itu berlangsung selama setengah hari. Sampai di rumah, waktu yang tersisa hanya untuk istirahat tidur siang, karena sore harinya mereka kembali di paksa menjalani rutinitas belajar mengajar di lembaga informal. Ini belum termasuk persoalan lain, semisal mempekerjakan anak dengan pekerjaan yang di luar kewajiban anak.

Jadi kalau anak anak remaja kemudian mencoba melakukan pemberontakan menurut kadar pikirannya, itu sesuatu yang alamiah. Karena lingkungan memaksa mereka untuk melawan. Jangankan mereka yang usia anak anak, orang tuapun kalau di paksa kerja di luar batas kewajaran oleh perusahaan tempat mereka bekerja, tentu akan mengalami stres luar biasa. Dalam skup yang lebih luas, sebuah sistem sosial ekonomi yang cenderung eksplosif, menindas dan tidak adil, sudah barang tentu akan melahirkan masyarakat yang berjiwa pemberontak.


Solusi Produktif Tanpa Mencederai

Ada sebuah kaidah menarik dalam menangani sebuah masalah yang kami ambil dari prinsip perjuangan para ulama. Yaitu, idza ta'arada mafsadati ru'iya adzamuhuma dlararan birtikabi akhaffihima. Jika terjadi kemungkinan komplikasi yang membahayakan maka yang dipertimbangkan adalah resiko yang terbesar degnan cara melaksanakan yang paling kecil resikonya. Menurut kami, ini adalah jalan tengah yang paling bisa kita lakukan tanpa harus menunggu tindakan yang lebih kongrit dari pemangku kekuasaan untuk melakukan pembenahan.

Perilaku Alay (suka nongkrong, nge genk, melawan mainstream, aneh dsb) yang melanda sebagian besar remaja kita, tentu bukan perkara mudah untuk di hilangkan sama sekali. Maka tindakan yang paling tepat adalah mencegah resiko yang lebih besar. Misalnya, perbuatan perbuatan yang menjurus pada kriminalitas semacam narkoba, tawuran dan sebagainya. Atau perilaku amoral semacam seks bebas.

Perilaku Alay bisa kita terjemahkan sebagai sebuah ekspresi, ide dan gagasan. Sebuah gagasan akan menjadi potensi yang positif manakala kita cerdik mengolahnya. Perilaku anti kemapanan para Alayer di bidang seni tulisan misalnya, jika kita berdayakan dengan baik, bukankah akan menjadi sebuah seni yang luar biasa ?. Dahulu kala, ketika tulisan belum begitu populer, manusia mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya dalam bentuk tradisi lisan. Baik itu cerita ataupun puisi. Kemudian muncul gagasan baru, dengan munculnya seni huruf. Seni inipun terus berevolusi. Tidak hanya bentuknya yang semakin variatif dan lengkap, akan tetapi jenisnya menjadi makin beragam. Maka tak heran jika setiap suku, bangsa maupun komunal memiliki jenis huruf yang berbeda beda. Itu bisa terjadi karena peran yang luar biasa dari mereka yang berpikiran kreatif. Tidak cukup dengan tulisan, evolusi seni kemudian merambah ke bidang musik. Dan lagi lagi, itu semua berangkat dari ide ide yang awalnya di anggap aneh, tapi kemudian karena di kelola dengan baik menghasilkan karya seni yang indah.

Boleh jadi, kreatifitas dalam seni menulis kaum muda Alay suatu saat akan menjadi trend dan kemudian di pakai oleh banyak penduduk dunia. Itu bukan sesuatu yang imposiblle. Bukankah seni huruf yang sekarang kita pakai ini dulu adalah tradisi asing dan aneh ?. Tapi toh kita terima dengan senang hati dan menjadi bagian dari sebuah karya seni yang elok.

Lantas, kenapa kita harus berpusing pusing ria, manakala para remaja dengan segala kemampuan olah berfikirnya menciptakan sebuah karya unik ?.

So, mari kita kawal Alayer. Dan jangan bunuh mereka!!!!

Jumat, 14 Desember 2012

Islam jadi Agama Tercepat di Inggris dan Amerika

Sebuah sensus baru 11 Desember 2012 lalu, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang paling cepat berkembang di Inggris dan Wales. Menurut Nick Spencer, Direktur riset di think-tank teologi Theo, riset ini hanya mengukur identifikasi, bukan praktek keyakinan seseorang. 
Pict : abdaz.wordpress.com


"Agama adalah sulit untuk mendefinisikan dan sulit untuk diukur," katanya kepada The Daily Mail.

"Sensus mengukur identifikasi agama, bukan keyakinan atau praktek. Ini tentang apa yang orang menyebut diri mereka, dan kelompok mana yang mereka ingin mengidentifikasikan."

Di antara orang-orang Inggris, ada 33, 2 juta mengaku Kristen, turun dari 37, 3 juta pada tahun 2001. Angka tersebut merupakan 59 persen dari populasi penduduk Inggris.
Sensus menempatkan total penduduk Inggris dan Wales adalah 56,1 juta, meningkat tujuh persen dari tahun 2001, dan 55 persen dari kenaikan itu karena migrasi. Hal ini menunjukkan bahwa persentase Muslim naik dari 3,0 persen menjadi 4,8 persen dan menjadi agama yang paling cepat berkembang di Inggris. Sensus pada tahun 2001 menyebutkan jumlah Muslim Inggris hampir 2,5 juta.
Statistik ini muncul karena Uskup Agung Canterbury pernah menyatakan bahwa jemaat Katedral Inggris telah tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, membongkar ‘anggapan’  bahwa Gereja Inggris telah memudar. Tapi dari laporan-laporan yang bisa dipercaya, banyak gereja-gereja Inggris berubah fungsi menjadi restoran atau masjid.


Agama yang paling populer ketiga di Inggris adalah Hindu, yang berjumlah 1,5 persen dari populasi, sedangkan 0,8 persen dan 0,5 persen Sikh dan Yahudi.

"Angka-angka ini menunjukkan bahwa kita memiliki lanskap agama yang majemuk, tapi itu tidak berarti kita ateis," kata Spencer. "Bila menggali lebih dalam, kita melihat bahwa bahkan mereka yang mengatakan tidak memiliki agama sering memiliki berbagai kepercayaan spiritual, tetapi mereka tidak ingin mengasosiasikan kepada lembaga-lembaga keagamaan."
Ateisme
Sebelumnya telah ditulis, jumlah penganut Kristen di wilayah England dan Wales menurun 13 persen dalam waktu 10 tahun terakhir sementara  jumlah ateis meningkat. Ditemukan bahwa 25,1 persen orang mengidentifikasi diri mereka sebagai ateis (non believers) naik dari 14,8 persen satu dekade sebelumnya. Jumlah kaum ateis meningkat di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.


Sebuah survei tahun 2005 yang diterbitkan dalam Encyclopedia Britannica menempatkan ateis pada sekitar 11,9 persen dari populasi dunia. Sebuah survei Uni Eropa resmi baru-baru ini mengatakan bahwa 18 persen dari penduduk Uni Eropa tidak percaya pada Tuhan.
The Washington Post melaporkan pada bulan September 2012, ateis adalah gerakan yang tumbuh di seluruh Eropa, mempengaruhi politik dan media massa.
Sensus baru ini juga menemukan bahwa jumlah orang Kristen mengalami penurunan di Inggris. Andrew Copson, chief executive dari British Humanist Association, mengatakan  bahwa penurunan jumlah orang Kristen adalah 'benar-benar signifikan'.
"Tentu saja angka-angka ini masih membesar-besarkan jumlah orang Kristen secara keseluruhan," katanya.
Ada lebih dari 47.000 gereja di Inggris, dan 42 juta warga Inggris pemeluk Kristen. Lebih dari 70 persen dari populasi, menganggap diri mereka Kristen. Dalam sebuah studi yang dirilis pada tahun 2005, Christian Research yang berbasis di Inggris, menemukan bahwa  jumlah orang Kristen yang menghadiri ibadah Minggu turun dua pertiga selama tiga dekade berikutnya.
Penelitian dari The Future of The Church, memperkirakan dari total jumlah orang Kristen 9,4 persen akan turun menjadi 5 persen pada tahun 2040. Penelitian ini juga memperkirakan karena kehadiran jemaat ke gereja yang terus menurun, akan memaksa sekitar 18.000 gereja untuk ditutup.


Muslim Amerika


Di Amerika, Islam juga merupakan agama yang paling cepat pertumbuhannya. Sensus yang dilaksanakan oleh Asosiasi Statistik dari Badan Keagamaan Amerika di Chicago, menemukan bahwa Muslim Amerika hampir dua kali lipat naiknya dalam dekade terakhir.
Sensus juga menemukan bahwa umat Islam sekarang lebih banyak daripada orang-orang Yahudi di Amerika Barat Tengah dan Selatan. Laporan tersebut menghubungkan kenaikan tajam .jumlah Muslim AS karena konversi dan migrasi. Survei ini juga memperkirakan bahwa ada lebih dari 2.000 masjid di seluruh Amerika Serikat dan 166 buah berlokasi di Texas. Penelitian, yang dirilis pada bulan Februari 2012 lalu .juga menemukan bahwa Muslim AS diperkirakan sebesar tujuh juta.


Penelitian ini juga memperkirakan bahwa Katolik Roma merupakan komunitas agama terbesar Amerika dengan hampir 59 juta anggota, atau 19,1 persen dari populasi. Sedangkan kelompok Protestan Evangelis dan Konservatif berjumlah lebih dari 50 juta, atau 14,3 persen dari orang Amerika.*/nh 

Sumber : http://www.hidayatullah.com/read/26351/14/12/2012/islam-jadi-agama-tercepat-di-inggris-dan-amerika.html

Kamis, 13 Desember 2012

Trik Internet Gratis 3Tri AON 17 18 19 20 21 December 2012

Trik Internet Gratis 3Tri AON 17 18 19 20 21 December 2012 untuk hp dan pc gan. maknyos buat download file gede. ini dipilih yang buat hp dan pc, triknya paling baru gan ngumpulin dari tetangga.

ophand/opmod 3aon
trick1
trick2
trick3
trick4

bh kartu tri always on disini
sms gratis three disini

internet gratis 3 pc
cara1 cara2

Tips Nelpon Gratis Telkomsel Teruji Berhasil

Tips Nelpon Gratis Telkomsel Teruji di kartu simpati dan as. dan memang benar tanpa malak, mau telpon gratis ke semua operator, sedot caranya dimari.

Trik Internet Gratis Indosat 16 17 18 19 20 Desember 2012

Trik Internet Gratis Indosat 16 17 18 19 20 Desember 2012 paling anyar dari sebelah dan masih oke gan. dipilih-dipilih caranya masih hangat, berhasil di kartu im3 dan mentari.

operamini handler/modif
indosat dengan paket
tanpa paket

nambah masa aktif indosat

Trik Internet Gratis Telkomsel 15 16 17 18 19 Desember 2012

Trik Internet Gratis Telkomsel 15 16 17 18 19 Desember 2012 lagi-lagi pakai jasa paket snc yang masih top markotob gan. silahkan dipilih settingannya sesuka hati, masih oke semua.

telkomsel operamini
trik1
trik2
trik3

all aplikasi hp dimari

telkomsel pc
kumpulan setting ispce password1 password2

Cara Mendapatkan Pulsa Gratis Axis

Cara Mendapatkan Pulsa Gratis Axis sangat mudah gan, jika belum tahu caranya sedot dimari. dijamin berhasil bos.

Senin, 10 Desember 2012

Harlah, Natal, dan Maulid

Natal, dalam kitab suci Alqur'an disebut sebagai "yauma wulida" (hari kelahiran, yang secara historis oleh para ahli tafsir dijelaskan sebagai hari kelahiran Nabi Isa, seperti terkutip: "kedamaian atas orang yang dilahirkan (hari ini)" (salamun yauma wulid) yang dapat dipakaikan pada beliau atau kepada Nabi Daud.
Pict : edypekalongan.blogspot.com

Oleh : KH Abdurrahman Wahid

Menggunakan ketiga kata di atas dalam satu napas tentu banyak membuat orang marah. Seolah-olah penulis menyamakan ketiga peristiwa itu karena bagi kebanyakan Muslimin, satu dari yang lain sangat berbeda artinya.

Harlah (hari lahir) digunakan untuk menunjuk pada saat kelahiran seseorang atau sebuah institusi.
Dengan demikian, ia memiliki "arti biasa" yang tidak ada kaitannya dengan agama. Sementara bagi Muslimin, kata Maulid selalu diartikan saat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Kata Natal bagi kebanyakan orang, termasuk kaum Muslimin dan terlebih -lebih umat Kristen, memiliki arti khusus yaitu hari kelahiran Isa Al -Masih. 

Karena itulah, penyamaannya dalam satu napas yang ditimbulkan oleh judul di atas dianggap "bertentangan" dengan ajaran agama. Karena dalam pandangan mereka, istilah itu memang harus dibedakan satu dari yang lain. Penyampaiannya pun dapat memberikan kesan lain, dari yang dimaksudkan oleh orang yang mengucapkannya.

Natal, yang menurut arti bahasanya adalah sama dengan kata harlah, hanya dipakai untuk Nabi Isa al-Masih belaka. Jadi ia mempunyai arti khusus, lain dari yang digunakan secara umum -seperti dalam bidang kedokteran, seperti perawatan prenatal yang berarti "perawatan sebelum kelahiran". Yang dimaksud dalam peristilahan 'Natal' adalah saat Isa Al-Masih dilahirkan ke dunia oleh "perawan suci" Maryam.

Karena itulah ia memiliki arti tersendiri, yaitu saat kelahiran anak manusia bernama Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Karena kaum Nasrani mempercayai adanya dosa asal. Anak manusia yang bernama Yesus Kristus itu sebenarnya adalah anak Tuhan, yang menjelma dalam bentuk manusia, guna memungkinkan "penebusan dosa" tersebut.

Sedangkan Maulid adalah saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pertama kali dirayakan kaum Muslimin atas perintah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi dari Dinasti Mamalik yang berkebangsaan Kurdi itu. Dengan maksud untuk mengobarkan semangat kaum Muslimin, agar menang dalam Perang Salib (crusade), maka ia memerintahkan membuat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad tersebut, enam abad setelah Rasulullah wafat.

Peristiwa Maulid itu hingga kini masih dirayakan dalam berbagai bentuk, walaupun Dinasti Sa'ud melarangnya di Saudi Arabia. Karya- karya tertulis berbahasa Arab banyak ditulis dalam puisi dan prosa untuk "menyambut kelahiran" itu.

Karenanya dua kata (Natal dan Maulid) yang mempunyai makna khusus tersebut, tidak dapat dipersamakan satu sama lain, apa pun juga alasannya. Karena arti yang terkandung dalam tiap istilah itu masing -masing berbeda dari yang lain, siapapun tidak dapat membantah hal ini. 

Sebagai perkembangan "sejarah ilmu", dalam bahasa teori Hukum Islam (fiqh) kedua kata Maulid dan Natal adalah "kata yang lebih sempit maksudnya, dari apa yang diucapkan" (yuqlaqu al'am wa yuradu bihi al -khash). Hal ini disebabkan oleh perbedaan asal-usul istilah tersebut dalam sejarah perkembangan manusia yang sangat beragam itu. Bahkan tidak dapat dimungkiri, bahwa kata yang satu hanya khusus dipakai untuk orang -orang Kristiani, sedangkan yang satu lagi dipakai untuk orang-orang Islam.

Natal, dalam kitab suci Alqur'an disebut sebagai "yauma wulida" (hari kelahiran, yang secara historis oleh para ahli tafsir dijelaskan sebagai hari kelahiran Nabi Isa, seperti terkutip: "kedamaian atas orang yang dilahirkan (hari ini)" (salamun yauma wulid) yang dapat dipakaikan pada beliau atau kepada Nabi Daud.

Sebaliknya, firman Allah dalam surat al-Maryam: "Kedamaian atas diriku pada hari kelahiranku" (al-salamu 'alaiyya yauma wulidtu), jelas-jelas menunjuk kepada ucapan Nabi Isa. Bahwa kemudian Nabi Isa "dijadikan" Anak Tuhan oleh umat Kristiani, adalah suatu hal yang lain lagi, yang tidak mengurangi arti ucapan Yesus itu.

Artinya, Natal memang diakui oleh kitab suci al-Qur'an, juga sebagai kata penunjuk hari kelahiran-Nya, yang harus dihormati oleh umat Islam juga. Bahwa, hari kelahiran itu memang harus dirayakan dalam bentuk berbeda, atau dalam bentuk yang sama tetapi dengan maksud yang berbeda, adalah hal yang tidak perlu dipersoalkan. Jika penulis merayakan Natal adalah penghormatan untuk beliau dalam pengertian yang penulis yakini, sebagai Nabi Allah SWT.

Sedangkan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (Saladin the Saracen), penguasa dari wangsa Ayyub yang berkebangsaan Kurdi/ non-Arab itu, enam abad setelah Nabi Muhammad SAW wafat, harus berperang melawan orang-orang Kristiani yang dipimpin Richard berhati singa (Richard the Lion Heart) dan Karel Agung (Charlemagne) dari Inggris dan Prancis untuk mempertanggungjawabkan mahkota mereka kepada Paus, melancarkan Perang Salib ke tanah suci.

Untuk menyemangatkan tentara Islam yang melakukan peperangan itu, Saladin memerintahkan dilakukannya perayaan Maulid Nabi tiap-tiap tahun, di bulan kelahiran beliau. Bahwa kemudian peringatan itu berubah fungsinya, yang tidak lagi mengobarkan semangat peperangan kaum Muslimin, melainkan untuk mengobarkan semangat orang-orang Islam dalam perjuangan (tidak bersenjata) yang mereka lakukan, itu adalah perjalanan sejarah yang sama sekali tidak mempengaruhi asal-usul kesejarahannya.

Jadi jelas bagi kita, kedua peristiwa itu jelas mempunyai asal- usul, dasar tekstual agama dan jenis peristiwa yang sama sekali berbeda. Ini berarti, kemerdekaan bagi kaum Muslimin untuk turut menghormati hari kelahiran Nabi Isa, yang sekarang disebut hari Natal. Mereka bebas merayakannya atau tidak, karena itu sesuatu yang dibolehkan oleh agama. Penulis menghormatinya, kalau perlu dengan turut bersama kaum Kristiani merayakannya bersama-sama.

Dalam literatur fiqh, jika kita duduk bersama-sama dengan orang Lain yang sedang melaksanakan peribadatan mereka, seorang Muslim diperkenankan turut serta duduk dengan mereka asalkan ia tidak turut dalam ritual kebaktian. Namun hal ini masih merupakan "ganjalan" bagi kaum muslimin pada umumnya, karena kekhawatiran mereka akan "dianggap" turut berkebaktian yang sama.

Karena itulah, kaum Muslimin biasanya menunggu di sebuah ruangan, sedangkan ritual kebaktian dilaksanakan di ruang lain. Jika telah selesai, baru kaum Muslimin duduk bercampur dengan mereka untuk menghormati kelahiran Isa al-Masih.

Inilah "prosedur" yang ditempuh oleh para pejabat kita tanpa mengerti sebab musababnya. Karena jika tidak datang melakukan hal itu, dianggap "mengabaikan" aturan negara, sebuah masalah yang sama sekali berbeda dari asal-usulnya.

Sementara dalam kenyataan, agama tidak mempersoalkan seorang pejabat datang atau tidak dalam sebuah perayaan keagamaan. Karena jabatan kenegaraan bukanlah jabatan agama, sehingga tidak ada keharusan apapun untuk melakukannya.

Namun seorang pejabat, pada umumnya dianggap mewakili agama yang dipeluknya. Karenanya ia harus mendatangi upacara-upacara keagamaan yang bersifat 'ritualistik', sehingga kalau tidak melakukan hal itu ia akan dianggap 'mengecilkan' arti agama tersebut.

Itu adalah sebuah proses sejarah yang wajar saja. Setiap negara Berbeda dalam hal ini, seperti Presiden AS yang tidak dituntut untuk mendatangi peringatan Maulid Nabi Saw. Di Mesir umpamanya, Mufti kaum Muslimin-yang bukan pejabat pemerintahan- mengirimkan ucapan selamat Natal secara tertulis, kepada Paus Shanuda (Pausnya kaum Kristen Coptic di Mesir).

Sedangkan kebalikannya terjadi di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, bukan pada hari Maulid Nabi SAW. Padahal di Indonesia pejabat beragama Kristiani, kalau sampai tidak mengikuti peringatan Maulid Nabi SAW akan dinilai tidak senang dengan Islam, dan ini tentu berakibat pada karier pemerintahannya.

Apakah ini merupakan sesuatu yang baik atau justru yang buruk, penulis tidak tahu. Kelanjutan sejarah kita sebagai bangsa, akan menunjukkan kepada generasi-generasi mendatang apakah arti moral maupun arti politis dari "kebiasaan" seperti itu.

Di sini menjadi jelas bagi kita, bahwa arti pepatah lain padang lain ilalang, memang nyata adanya. Semula sesuatu yang mempunyai arti keagamaan (seperti perayaan Natal), lama-kelamaan "dibudayakan" oleh masyarakat tempat ia berkembang. Sebaliknya, semula adalah sesuatu yang "dibudayakan" lalu menjadi berbeda fungsinya oleh perkembangan keadaan, seperti Maulid Nabi saw di Indonesia.

Memang demikianlah perbedaan sejarah di sebuah negara atau di kalangan suatu bangsa. Sedangkan di negeri lain orang tidak pernah mempersoalkannya baik dari segi budaya maupun segi keyakinan agama. Karenanya, kita harus berhati-hati mengikuti perkembangan seperti itu. Ini adalah sebuah keindahan sejarah manusia, bukan? *

Jerusalem, 20 Desember 2003
Penulis adalah Presiden RI ke 4

Sumber : http://media.isnet.org/antar/etc/GusDurNatal.html

Sabtu, 08 Desember 2012

Trik Internet Gratis XL Java Symbian Desember 2012

Trik Internet Gratis XL Java Symbian Desember 2012 untuk pengguna hp java dan symbian dengan settingan yang berbeda. terbaru dengan paket combo dan bukan hoax.
xl java
xl symbian

Cara SMS Gratis Tri Ke Semua Operator

Cara SMS Gratis Tri Ke Semua Operator tanpa bayar yang mau, unduh triknya disini.

Trick Internet Gratis Telkomsel Khusus Download

Trick Internet Gratis Telkomsel Khusus Download dengan settingan ini agan bisa download file gajah dengan speed kencang. dan sebelumnya pake paket snc dulu dan pengaturan gretongannya cek dimari.

Trik Internet Gratis Indosat Tanpa Paket Terbaru

Trik Internet Gratis Indosat Tanpa Paket Terbaru dengan opmod beda dengan yang pake paket. sedot pengaturan di hp dan ophand disini.

[New] Trik Internet Gratis 3AON Operamini Handler

Trik Internet Gratis 3AON Operamini Handler paling baru dengan proxy ori dan sedikit setting ophand langsung full gratis. sedot triknya dimari.

Kumpulan Trik Internet Gratis 10 11 12 13 14 Desember 2012

Kumpulan Trik Internet Gratis 10 11 12 13 14 Desember 2012 untuk hp dan pc semua operator dengan setting gretongan paling baru dan masih work full gratis.

Internet Gratis HP
telkomsel
3aon
xl
indosat
axis

bh broser hp
ebuddy ucweb mig33 bolt

Trik Internet Gratis PC
kartu axis
kartu xl
kartu telkomsel

The Spirit Of Gus Dur

"Saya mengira, kelompok ini (Gusdurian) akan menembak isu isu sektarian (semisal fenomena HTI, Wahabisme dsb). Tapi ternyata perkiraan saya salah. Ini (diskusi diskusi yang di gelar Gusdurian) lebih pada bagaimana membangun civil society".


Sekelumit komentar dari salah satu peserta (yang rupanya baru pertama kali bergabung) diskusi Jum'at pertama yang di selenggarakan oleh Gusdurian. Ini pula sebenarnya yang menjadi alasan, kenapa kami (Gubraker) merasa tertantang untuk ikut ambil bagian dan bergabung dalam forum Jum'at pertama yang di selenggarakan di Kantor Wahid Institute, Taman Amir Hamzah Matraman. Tema tema kekinian semacam, isu BBM, buruh, kebangsaan, ekonomi, korupsi dan lain sebagainya adalah isu isu yang kami kira sejalan dengan visi keIndonesiaan Gubrak. Dan kami merasa, gerakan gerakan seperti ini sangat layak untuk di apresiasi dalam rangka turut serta membangun karakter bangsa ke depan.

Seperti halnya diskusi malam Sabtu kemarin yang mengetengahkan isu buruh migran dengan mendatangkan pembicara tunggal dari Migrant Care. Diskusi yang kami kira sangat mencerahkan, krusial dan menyasar pada kepentingan masyarakat. Sayangnya, isu isu semacam ini oleh sebagian kita masih di anggap bukan isu penting yang layak untuk di sikapi. Padahal jika kita telusuri lebih dalam, peranan tenaga kerja migran dalam upaya membangun ekonomi bangsa tidaklah kecil. Migrant Care mencatat, setidaknya jumlah TKI kita di luar negeri mencapai 6,5 juta. 70% di antaranya adalah mereka yang bekerja di sektor informal sebagai pembantu rumah tangga. Jumlah yang kami kira tidak kecil. Setidaknya keberadaan buruh migran di luar negeri selain membantu pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran, juga menyumbang devisa negara dalam jumlah besar. Menurut data Bank Indonesia pada 2010, setidaknya para TKI menyumbang tak kurang dari USD 6,6 milyar atau setara dengan 60 trilyun pertahun. Sebagai perbandingan saja, nilai ekspor kita di tahun yang sama menurut BPS sebesar USD 156 milyar. Sedangkan impor kita di tahun itu senilai USD 135 milyar pertahun. Ada surplus kurang lebih USD 21 milyar. Jika kita berkaca pada surplus ekspor impor di tahun 2010, maka angka USD 6,6 milyar yang di hasilkan dari buruh migran adalah jumlah yang tidak saja besar, tapi sangat besar. Bahkan jika kita bandingkan dengan kinerja ekspor impor di bulan oktober 2012 yag defisit USD 1,5 milyar, maka sumbangsih TKI menjadi sangat penting.

Namun demikian, peranan yang begitu besar rupanya tidak sebanding dengan perlindungan dan perbaikan nasib para TKI. Kasus kasus hukum yang melibatkan TKI kita di luar negeri nyatanya tidak mendapatkan advokasi yang sepadan dari pemerintah. Pemerintah terkesan lambat atau bahkan cenderung melakukan pembiaran. Di Malaysia misalnya, tak kurang dari 162 TKI kita yang terancam hukuman mati. Bahkan 25 di antaranya sudah berketatapan hukum. Pemerintah mestinya harus berperan lebih aktif dan proporsional dalam melakukan perlindungan terhadap warganya di luar negeri tanpa harus berpikir apakah mereka adalah buruh legal atau ilegal. Selain masalah hukum, masalah yang tak kalah pentingnya adalah memperjuangkan upah yang standar bagi TKI. Sebab faktanya masih banyak TKI kita yang ternyata tidak di gaji dengan upah yang sesuai dengan upah minimum di negara bersangkutan. Rata rata gaji TKI lebih murah dan bahkan terkadang pembayarannya macet. Ini bisa terjadi salah satunya karena minimnya skill TKI kita. Pelatihan pelatihan tenaga kerja yang di selenggarakan pemerintah nyatanya tidak berjalan dengan semestinya. Bahkan tak jarang keberadaan TKI di jadikan lahan bisnis bagi kelompok tertentu untuk meraup keuntungan di balik ketidakberdayaan tenaga kerja. Percaloan tenaga kerja, pemerasan, kurangnya advokasi, diplomasi yang lembek adalah masalah masalah serius yang wajib di selesaikan.

Idealnya memang kita tidak perlu mengirim tenaga kerja ke luar negeri, apalagi tenaga yang kita kirim bukanlah termasuk kriteria tenaga kerja yang profesional. Akan tetapi problematikanya memang tidak semudah yang kita kira. Terbatasnya ketersediaan lapangan kerja menjadi batu ganjalan utama. Tingkat pengangguran kita di tahun 2012 saja mencapai angka 6,32% atau 7,61 juta jiwa (BPS). Jika kita sepakat memulangkan seluruh tenaga kerja kita di luar negeri, maka akan ada 10 juta lebih pengangguran. Dan efeknya dalam kehidupan sosial akan terasa berat. Namun demikian, opsi penarikan tenaga kerja dari luar negeri haruslah menjadi agenda utama pemerintah.

Tentu saja ini bukan hanya kerja pemerintah semata. Namun juga harus menjadi agenda kita semua. Gusdurian, menurut kami sudah on the track. Mengusung isu isu yang langsung menyasar pada kepentingan masyarakat. Sudah saatnya, kita tanggalkan dulu perbedaan perbedaan yang sebenarnya tidak substansial untuk di perdebatkan. Hal yang terpenting yang harus kita perjuangkan dari cita cita Gus Dur adalah membangun masyarakat sipil yang kuat, bermartabat dan memiliki masa depan yang cerah.

Salam Gusdurian...

Salam Gubrak !!!!

Kamis, 06 Desember 2012

Polling : Aher - Dedy Berpeluang Menang!!!

Kendati mendapat perlawanan sengit dari dua kandidat potensial lainnya (Dede – Lex dan Rieke – Teten) dan si kuda hitam Yance – Tatang, akan tetapi popularitas serta elektabilitas pasangan yang di sokong PKS, PPP dan Partai Hanura, Ahmad Heryawan – Dedy Mizwar sepertinya sulit untuk di bendung. Ini terlihat dari hasil survey Gubrak Indonesia yang di mulai tanggal 28 November – 6 Desember 2012. Di mana pasangan incumbent dan aktor senior ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari warga Jawa Barat. Angkanya cukup meyakinkan, yaitu 41,4 % dari total responden yang mengirimkan jawabannya dalam polling kami.

Di grid kedua, pasangan dari Partai Demokrat, PAN, PKB dan Gerindra yang juga merupakan wagub Jawa Barat, Dede Yusuf – Lex Laksamana muncul sebagai penantang terkuat dengan membukukan suara sekitar  28%. Di susul calon dari PDI Perjuangan Rieke – Teten dengan jumlah pemilih sekitar 22,6%. Sementara calon dari Partai Golkar Yance – Tatang hanya meraih  8%. Sisanya pasangan independen tidak meraih satupun angka.


Pertaruhan Menentukan

Setelah mengalami kekalahan di Pilkada DKI, PKS yang sebenarnya bukan pemilik suara terbesar di Jawa Barat sepertinya tak mau kehilangan momentum. Jawa Barat bagi partai kader ini tak ubahnya pertaruhan terakhir sekaligus tempat yang pas untuk menegaskan bahwa opini tentang merosotnya popularitas partai ‘agama’ tidaklah benar. Tentu saja pilkada tidak selamanya linier dengan apresiasi masyarakat terhadap partai, akan tetapi kemenangan dalam sebuah kompetisi pilkada bisa jadi akan menambah kepercayaan diri parpol dalam menatap pemilu 2014.

Langkah PKS dan mitra koalisinya yang mengambil sosok Dedy Mizwar sebagai pendamping Ahmad Heryawan di anggap oleh sebagian pemilih sebagai langkah tepat. Setidaknya, kehadiran sang jendral Nagabonar  mampu menambal sulam kelemahan sang cagub dalam hal popularitas. Apalagi seperti yang kita ketahui, lawan lawan dari pasangan ini juga merupakan tokoh publik yang cukup populer. Namun demikian, kemenangan Aher – Dedy dalam polling yang di selenggarakan Komunitas Gubrak Indonesia menurut kami tidak sepenuhnya di tentukan oleh popularitas sang calon wakil. Kepemimpinan Heryawan di Jawa Barat yang sejuk, bersahaja, merakyat  dan terkesan bersih dari korupsi adalah kunci terpenting dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai Gubernur Jawa Barat periode mendatang.

Tentu saja, ini tidak terlepas juga dari peranan media massa. Penampilan Heryawan yang mendompleng iklan pariwisata dan juga acara acara khusus di televisi  dimana menampilkan sosoknya sebagai narasumber sentral turut mempengaruhi psikologi massa. Ini pula kemungkinan yang menjadikan calon lain seolah tak berdaya menghadapi trend positif dari pasangan PKS tersebut. Menjadi masuk akal jika kita komparasikan dengan hasil survey cagub Jawa Barat yang di selenggarakan beberapa lembaga survey sebelumnya, di mana nama Heryawan masih kalah populer dengan wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf.

Namun demikian, ini hanya sekedar hasil polling yang tentu saja bisa berbeda dengan hasil sebenarnya di kotak suara. Apalagi seperti yang tergambar dalam polling kami, bahwa jumlah responden yang belum menentukan sikap baik karena faktor teknis (tidak membuka FB di saat kami melakukan polling) atau karena faktor lain, masih cukup banyak. Maka segala sesuatunya bisa saja terjadi. Dan kami harus mengakui bahwa metode polling yang kami lakukan bukanlah metode sempurna. Mengingat sample yang di ambil hanya berasal dari jejaring sosial di mana penggunanya merupakan masyarakat yang rata rata terdidik.


POLLING PILKADA JAWA BARAT

*Total responden :
300an fesbuker

*Yang bisa di analisa :
75 responden

*Waktu :
28 November – 6 Desember 2012

*Sebaran :
Rata rata 3 responden di 26 Kabupaten/Kota Jawa Barat

*Metode :
Pertanyaan via pesan inbox (tertutup)

“Sekedar bikin polling kecil kecilan, kira kira siapa ya, yang layak memimpin Jawa Barat ?

1. Heryawan - Dedy Mizwar
2. Dede Yusuf - Lex laksamana
3. Rieke - Teten
4. Yance - Tatang
5.Dikdik – Toyib

Mohon di bales ya...
Guna kepentingan penelitian. he he he
Salam Jawa Barat!!!”


HASIL

Heryawan-Dedy Mizwar : 31 responden (41,4%)
Dede Yusuf-Lex  : 21 responden (28%)
Rieke-Teten : 17 responden (22,6%)
Yance-Tatang  : 6 responden (8%)
Dikdik-Toyib  : 0

By : Team Polling Gubrak (Tampol Gubrak)