Di grid kedua, pasangan dari Partai Demokrat, PAN, PKB dan Gerindra yang juga merupakan wagub Jawa Barat, Dede Yusuf – Lex Laksamana muncul sebagai penantang terkuat dengan membukukan suara sekitar 28%. Di susul calon dari PDI Perjuangan Rieke – Teten dengan jumlah pemilih sekitar 22,6%. Sementara calon dari Partai Golkar Yance – Tatang hanya meraih 8%. Sisanya pasangan independen tidak meraih satupun angka.
Pertaruhan Menentukan
Setelah mengalami kekalahan di Pilkada DKI, PKS yang sebenarnya bukan pemilik suara terbesar di Jawa Barat sepertinya tak mau kehilangan momentum. Jawa Barat bagi partai kader ini tak ubahnya pertaruhan terakhir sekaligus tempat yang pas untuk menegaskan bahwa opini tentang merosotnya popularitas partai ‘agama’ tidaklah benar. Tentu saja pilkada tidak selamanya linier dengan apresiasi masyarakat terhadap partai, akan tetapi kemenangan dalam sebuah kompetisi pilkada bisa jadi akan menambah kepercayaan diri parpol dalam menatap pemilu 2014.
Langkah PKS dan mitra koalisinya yang mengambil sosok Dedy Mizwar sebagai pendamping Ahmad Heryawan di anggap oleh sebagian pemilih sebagai langkah tepat. Setidaknya, kehadiran sang jendral Nagabonar mampu menambal sulam kelemahan sang cagub dalam hal popularitas. Apalagi seperti yang kita ketahui, lawan lawan dari pasangan ini juga merupakan tokoh publik yang cukup populer. Namun demikian, kemenangan Aher – Dedy dalam polling yang di selenggarakan Komunitas Gubrak Indonesia menurut kami tidak sepenuhnya di tentukan oleh popularitas sang calon wakil. Kepemimpinan Heryawan di Jawa Barat yang sejuk, bersahaja, merakyat dan terkesan bersih dari korupsi adalah kunci terpenting dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai Gubernur Jawa Barat periode mendatang.
Tentu saja, ini tidak terlepas juga dari peranan media massa. Penampilan Heryawan yang mendompleng iklan pariwisata dan juga acara acara khusus di televisi dimana menampilkan sosoknya sebagai narasumber sentral turut mempengaruhi psikologi massa. Ini pula kemungkinan yang menjadikan calon lain seolah tak berdaya menghadapi trend positif dari pasangan PKS tersebut. Menjadi masuk akal jika kita komparasikan dengan hasil survey cagub Jawa Barat yang di selenggarakan beberapa lembaga survey sebelumnya, di mana nama Heryawan masih kalah populer dengan wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf.
Namun demikian, ini hanya sekedar hasil polling yang tentu saja bisa berbeda dengan hasil sebenarnya di kotak suara. Apalagi seperti yang tergambar dalam polling kami, bahwa jumlah responden yang belum menentukan sikap baik karena faktor teknis (tidak membuka FB di saat kami melakukan polling) atau karena faktor lain, masih cukup banyak. Maka segala sesuatunya bisa saja terjadi. Dan kami harus mengakui bahwa metode polling yang kami lakukan bukanlah metode sempurna. Mengingat sample yang di ambil hanya berasal dari jejaring sosial di mana penggunanya merupakan masyarakat yang rata rata terdidik.
POLLING PILKADA JAWA BARAT
*Total responden :
300an fesbuker
*Yang bisa di analisa :
75 responden
*Waktu :
28 November – 6 Desember 2012
*Sebaran :
Rata rata 3 responden di 26 Kabupaten/Kota Jawa Barat
*Metode :
Pertanyaan via pesan inbox (tertutup)
“Sekedar bikin polling kecil kecilan, kira kira siapa ya, yang layak memimpin Jawa Barat ?
1. Heryawan - Dedy Mizwar
2. Dede Yusuf - Lex laksamana
3. Rieke - Teten
4. Yance - Tatang
5.Dikdik – Toyib
Mohon di bales ya...
Guna kepentingan penelitian. he he he
Salam Jawa Barat!!!”
HASIL
Heryawan-Dedy Mizwar : 31 responden (41,4%)
Dede Yusuf-Lex : 21 responden (28%)
Rieke-Teten : 17 responden (22,6%)
Yance-Tatang : 6 responden (8%)
Dikdik-Toyib : 0
By : Team Polling Gubrak (Tampol Gubrak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar